Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menandatangani nota kesepahaman bidang biometrik dan smart card, dengan Infronic System Limited, India. Kerjasama ini nantinya akan menjadi bahan kajian bagi BPPT dalam pembuatan identifikasi tunggal untuk kepentingan data base pelayanan publik.
Menurut Deputi Kepala Bidang Informasi, Energi dan Material BPPT, Unggul Priyanto, Infronic merupakan perusahaan yang berpengalaman dalam biometrik dan smart card di India. Smart cardnya telah dipakai untuk pemilihan umum di India selama 10 tahun.
“Kami berharap mereka mau memberikan pengalamannya itu. Saat ini smart card yang digunakan untuk E-KTP yang kita punya merupakan generasi I. Dan dengan kerjasama ini kita akan meningkatkan E-KTP generasi II yang bisa untuk memberikan pelayanan publik seperti Bantuan Tunai Langsung,” kata Unggul.
Direktur Pusat Teknologi, Informasi dan Komunikasi BPPT, Hamam Riza menambahkan ke depan teknlogi smart card yang sudah ada akan dikaji lebih dalam agar bisa menjadi smartcard yang multifungsi.
“Kalau di India, mereka membuat aplikasi untuk pelayanan publik terlebih dulu baru kemudian dibuat untuk indentitas tunggal. Di Indonesia, kita memakai smart card untuk E-KTP, dan akan dikembangkan agar bisa untuk mengakses layanan publik lainnya,” kata Hamam.
Menurut Hamam, dengan kombinasi keduanya diharapkan akan menghasilkan aplikasi yang lebih baik lagi. Selain itu untuk pemanfaatan transaksi smart card dan biometrik. Untuk itu dibutuhkan fomulasi yang harus dikaji lagi dengan melihat aplikasi yang sudah digunakan.
Nota kesepahaman ini akan ditindaklanjuti dengan persetujuan implementasi yang menurut rencana akan dilaksanakan tahun ini juga.
