Jakarta, Technology-Indonesia.com – Indonesia termasuk negara megabiodiversitas dengan keanekaragaman hayati yang tinggi. Salah satu kendala dalam mengungkapkan dan memanfaatkan sumber daya hayati tersebut di antaranya adalah sarana dan prasana yang mendukung kehidupannya. Rumah kaca (greenhouse) dengan pengaturan suhu, kelembaban, cahaya dan faktor iklim lainnya dapat menjadi alternatif untuk permasalahan tersebut.
Saat ini, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Kedeputian Infastruktur Riset dan Inovasi sedang membangun Rumah Kaca Biodiversitas Tropika Nasional Terpadu yang terdiri dari Greenhouse Display dan Greenhouse Riset dan Produksi, terletak di komplek Cibinong Science Center (CSC), Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Rumah kaca yang dibangun dengan anggaran sekitar Rp 200 miliar rupiah dari pendanaan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) ini memiliki fasilitas spesifik untuk koleksi dan display. Fasilitas ini akan didukung peralatan dan sistem manajemen yang memenuhi Good Agricultural Practice (GAP) dan keamanan hayati.
Ruang lingkup riset dari penggunaan fasilitas ini adalah studi dari sisi fenotipe dan ekosistem biodiversitas tropika. Selain itu termasuk studi bioprospeksi dan pemanfaatan dari level genomik, transkriptomik, proteomik, metabolomik, morfologik, dan fenomik. Fasilitas terintegrasi ini akan menjadi yang pertama di Indonesia.
Koordinator Infrastruktur Koleksi Ilmiah BRIN, Ishak Siregar mengatakan bahwa gagasan pembuatan rumah kaca. “Berawal dari kondisi ketika rumah kaca di satuan kerja kawasan Cibinong Science Center belum maksimal dalam penggunaannya dan tidak terpadu atau terpusat,” kisahnya.
Dengan demikian, diperlukan rumah kaca yang terintegrasi. “Selanjutnya, Kedeputian Ilmu Pengetahuan Hayati Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) saat itu, kemudian berencana membuat Rumah Kaca Biodiversitas Tropika Nasional Terpadu di kawasan CSC BRIN Cibinong,” terangnya.
Menurut Ishak, selama ini peneliti mempunyai greenhouse sendiri-sendiri namun tidak maksimal, maka dibuatlah greenhouse-nya, lahan percontohan (demonstration plot), uji multi lokasi, dan lainnya juga disiapkan fasilitasnya. Nantinya peneliti yang melakukan penelitian tanaman melakukan riset di tempat ini.
Ishak menjelaskan bahwa di dalam Greenhouse Display akan memamerkan tumbuhan berdasarkan ekoregion yang berbeda dengan konsep yang ada di Kebun Raya lain di Indonesia. Pengelompokkan berdasarkan ekoregion akan ditampilkan dalam bentuk kubah-kubah yang mencerminkan tanaman nusantara.
“Tanaman-tanaman nusantara akan dipamerkan di Greenhouse Display yang terdiri dari beberapa zona, misalnya ada tanaman nusantara Papua, Sumatera, Jawa, Kalimantan itu akan didisplay di dalam gedung Greenhouse Display ini,” rincinya.
Pembangunan Fasilitas Greenhouse
Pembangunan Greenhouse Display dimulai sejak September 2021. Pembangunan kedua greenhouse diharapkan selesai pada Desember 2022, hingga nantinya dapat segera digunakan setelah pembangunan rampung.
Greenhouse tersebut berada di dua lokasi. Greenhouse Display berada di dalam area Kebun Raya Cibinong BRIN dan sudah berjalan pembangunannya. “Sementara Greenhouse Riset dan Produksi terletak di area dekat Pusat Riset Biologi BRIN Cibinong dan baru akan dimulai pembangunannya tahun ini,” imbuh Ishak.
Greenhouse dibangun untuk mendukung kegiatan pelestarian dan perbanyakan plasma nutfah tumbuhan potensial Indonesia. Selain itu, memfasilitasi pengembangan teknologi yang terkait dengan ilmu pertanian, kehutanan, dan lingkungan hidup. Greenhouse juga memperkenalkan keanekaragaman hayati Indonesia dan mempercepat penyebaran ilmu ilmu hayati strategis ke masyarakat.
Luas bangunan Greenhouse Display secara keseluruhan sekitar 10.000 meter persegi atau 1 hektare, dengan konsep desain kubah besar berstruktur baja dan kaca antipecah (tempered glass). Ruang lingkup dalam Greenhouse Display terdiri dari 1 unit Greenhouse Utama berdiameter 50 meter, 5 unit rumah kaca kecil dengan diameter 20 meter, masing-masing rumah kaca akan diisi display tematik.
Selain itu Greenhouse Display dalam perencanaannya akan dilengkapi dengan fasilitas publik seperti kantin, musala, toilet, ruang laktasi, dan ruang medis, gazebo, taman aquaponik, air mancur, dan kid corner.
Terkait pengelolaannya nanti, Ishak mengatakan bahwa greenhouse rencananya akan dikerjasamakan dengan pihak mitra yang telah berjalan di kawasan CSC.
Fasilitas Greenhouse Riset dan Produksi dalam pembagiannya direncanakan terdiri dari 17 Greenhouse di antaranya Greenhouse untuk koleksi, pemuliaan, uji transgenik dan uji penyakit, uji serangga, uji ekologi, uji agronomi, aeroponik, hidroponik. Fasilitas lainnya yaitu untuk ruang pertumbuhan (growth chamber), bank biji (seedbank), pengolahan limbah, screen house beratap tahan air, ruang preparasi, dan ruang pamer.
Dalam kerangka acuan, diinformasikan bahwa pembangunan greenhouse ini telah melalui kajian teknis, ekonomi, pemanfaatan, lingkungan dan sosial, serta kajian syariah. Berdasarkan kajian ekonomi, serangkaian kegiatan di kompleks rumah kaca dapat menjamin pembiayaan operasional dan riset yang dilakukan. (Sumber brin.go.id)