TechnologyIndonesia.id – Teknologi digital dan inovasi deteksi pemalsuan bahan pakan menjadi peluang yang dapat membantu meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan dari industri peternakan di Indonesia. Salah satunya untuk deteksi pemalsuan dedak.
Dedak padi merupakan salah satu bahan pakan ternak untuk ruminansia. Namun, karena permintaan dedak yang lebih tinggi dibandingkan pasokannya maka terjadilah peluang dalam pemalsuan dedak tersebut.
Kebanyakan pemalsuan tersebut ditambah dengan sekam padi karena potensinya sangat banyak, memiliki kemiripan yang cukup tinggi, dan secara umum tidak memiliki harga.
Guru Besar Nutrisi Ruminansia pada Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Iman Hernaman menjelaskan bahwa pemalsuan tersebut memberi dampak yang luar biasa terhadap ruminansia, diantaranya dapat menyebabkan kerusakan pada rumen dan mengurangi kecernaan.
Selain itu, silika yang terkandung dalam sekam padi akan membentuk urolit yang menyebabkan ternak akan mengalami kesulitan dalam buang air.
Dalam mendeteksi besarnya campuran sekam padi yang ada dalam dedak padi, Iman menggunakan larutan phloroglucinol dan HCl. Hasilnya, terdapat perubahan nilai piksel dari citra warna yang signifikan. Perubahan warna tersebut menunjukkan besarnya penambahan sekam padi pada dedak padi tersebut.
Selain itu dirinya juga menggunakan aplikasi color grab 3.9.2 melalui smartphone untuk membaca perubahan warna. Perubahan warna merah yang terbaca oleh aplikasi tersebut menunjukkan prediksi jumlah sekam padi yang ada pada dedak padi.
“Studi yang kami lakukan ini menyajikan teknik inovatif untuk mendeteksi pemalsuan sekam padi pada dedak padi yang menawarkan solusi cepat, tepat dan hemat biaya untuk meningkatkan kualitas pakan dan melindungi kesehatan hewan dalam praktik peternakan,” ungkapnya.
Imam mengungkapkan hal tersebut dalam Webinar Risnov Ternak #1 bertajuk “Deteksi Pemalsuan Bahan Pakan Berbasis Digital dan Pemanfaatan Amofer Jerami Serai Wangi Sebagai Pakan Ternak Ruminansia Melalui Implementasi Inovasi Teknologi Pengolahan” yang digelar Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pada Rabu (12/3/2025).
Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan BRIN, Puji Lestari mengatakan bahwa topik webinar ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat terkait teknologi digital yang dapat mendeteksi pemalsuan bahan pakan yang lebih akurat dan efisien.
“Serta dapat memberikan informasi terkait pengolahan jerami serai wangi yang menjadi salah satu alternatif ramah lingkungan sehingga ke depannya dapat meningkatkan ekonomi para peternak dan dapat mendukung program nasional yang terkait dengan Asta Cita,” ujarnya.
Senada dengan Puji, Kepala Pusat Riset Peternakan BRIN, Santoso menyoroti relevansi dan pentingnya topik webinar kali ini dalam bidang peternakan di mana pemalsuan bahan pakan akan berdampak besar pada kualitas pakan ternak tersebut.
“Dengan berkembangnya teknologi digital dan inovasi dalam pengolahan bahan pakan kita dihadapkan pada peluang yang luar biasa untuk meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan khususnya dalam industri perternakan,” ungkap Santoso.
Dirinya mengungkapkan bahwa BRIN sangat terbuka untuk melakukan kolaborasi dengan berbagai mitra. Hal ini sesuai dengan salah satu kebijakan lembaga terkait dengan open platform BRIN dalam konteks SDM, infrastruktur dan jejaring serta co research space untuk semua pihak.
Hal ini sangat penting agar kondisi sektor iptek dapat ditingkatkan dan ekosistem riset inovasi nasional semakin dinamis sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terjadi secara merata pada semua sektor, khususnya pada sektor peternakan.
Ia berharap dengan diskusi kali ini dapat memberikan pengetahuan baru, inspirasi dan solusi praktis yang bermanfaat bagi pelaku usaha di bidang peternakan serta membuka peluang kolaborasi dalam bidang pengolahan teknologi dan pengolahan bahan pakan ternak.
Deteksi Pemalsuan Bahan Pakan Ternak Berbasis Digital
