BPPT Kembangkan Pemberdayaan UKM Sagu

Jakarta – Kemandirian pangan menghadapi tantangan besar terutama karena ketergantungan yang tinggi terhadap pangan impor. Pada 2012, Indonesia mengimpor 6,2 juta metrik ton gandum, senilai US$ 2,2 miliar. Kondisi ini menempatkan Indonesia sebagai negara pengimpor gandum nomer dua setelah Mesir.

Tingkat konsumsi beras masyarakat Indonesia juga sangat tinggi, 130 kg/kapita/tahun. Sementara tingkat konsumsi beras dunia rata-rata 60 kg/kapita/tahun. Swasembada beras menghadapi ancaman karena pertambahan penduduk, alih fungsi lahan persawahan, serta ketersediaan air. Belum lagi dinamika iklim global yang mengakibatkan gagal panen.

“Berbagai tantangan itu mendorong kita untuk mengembangkan sumber pangan lokal Indonesia. Salah satunya adalah sagu,” ujar Listyani Wijayanti, Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi dalam diskusi “Pengembangan Industrialisasi Sagu Berbasis Inovasi Teknologi untuk Membangun Ketahanan Pangan Nasional” di Jakarta, Rabu (26/3).

Luas hutan sagu Indonesia sekitar 1,25 juta hektar, dimana 1,2 hektar ada di Papua. “Namun luasan lahan di Papua yang dibudidayakan secara semi kultivasi baru 14 ribu hektar. Sedangkan di Sumatera, Sulawesi, Maluku, dan Kalimantan mencapai 120 ribu hektar,” lanjutnya.

Bila potensi pati sagu 10-20 ton/hektar/tahun, maka diharapkan akan tersedia sumber cadangan pangan karbohidrat sebesar 12-24 juta ton per tahun. Selain sebagai sumber pangan, sagu juga diharapkan menjadi salah satu pijakan kuat bagi peningkatan kesejahteraan penduduk Papua dan Papua Barat.

Menurut Listyani, saat ini BPPT sedang menjalin kerjasama dengan Dirjen Perkebunan, Kementerian Perindustrian, dan Pemda Sorong Selatan, mengembangkan pilot project pemberdayaan UKM di dusun Sayal, Sorong Selatan.

“Dengan pilot project ini diharapkan konsep pengembangan sagu bisa menjadi referensi pola pemberdayaan UKM sagu dan pola kerjasama petani dan pengusaha secara nasional,” tuturnya.

Diskusi yang diprakasai oleh Masyarakat Penulis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ini menghadirkan empat pembicara di sesi pertama yaitu Mantan Gubernur Irian Jaya Freddy Numberi, Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Kementerian Pertanian Rudy Tjahjohutomo, pakar agronomi Institut Pertanian Bogor Prof Bintoro

Pada sesi kedua, pembicara yang memaparkan potensi sagu di Indonesia adalah Direktur Pusat Teknologi Agroindustri BPPT Priyo Atmaji, Direktur Perencanaan dan Pengembangan Bisnis, Perum Perhutani Ir. Tedjo Rumekso,  Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Meranti H. Sihana, dan COO PT Energi Mega Persada, Tbk Bagus C. Kartika.

 

 

 

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author