Mie dari Ubi Jalar

mie-ubijalar
JAKARTA — Ubi jalar merupakan salah satu dari 20 jenis pangan yang berfungsi sebagai sumber karbohidrat. Ubi juga dapat menjadi salah satu alternatif untuk mendampingi beras untuk mendukung diversifikasi menuju ketahanan pangan nasional.

Di lain pihak, Mi instan merupakan produk pangan olahan populer di Indonesia. Hampir semua orang, dari berbagai suku, di kampung maupun perkotaan, menyukainya. Maka, mie ubi jalar bisa menjadi pilihan menarik untuk diversifikasi pangan, kata Kepala Balai Besar Penelitian & Pengembangan Pascapanen Balitbangtan Ir Rudy Tjahjohutomo MT.

Hanya saja, menutur Rudy, untuk menjadikan ubi jalar sebagai bahan baku mi, dibutuhkan produk intermediet berupa pasta dan tepung ubi jalar. Berbeda dengan produk mi, ubi jalar membutuhkan bahan pengikat sebagai pengganti gluten. Bahan pengikat dapat dihasilkan dari sagu, tapioka, dan pati ubi jalar.

Ubi jalar mempunyai beberapa keunggulan seperti sesuai dengan agroklimat sebagian besar wilayah Indonesia, mempunyai produktivitas yang tinggi, mengandung zat gizi yang berpengaruh positif pada kesehatan (prebiotik, serat makanan, dan antioksidan), potensi penggunaannya cukup luas dan cocok untuk program diversifikasi pangan, serta pigmen yang terdapat pada ubi dapat digunakan sebagai sumber pewarna alami.

Mie dari ubi jalar sebenarnya hanya satu dari sekian banyak pangan alternatif. Sejatinya, pangan pokok non padi spesifik lokasi telah ada di sejumlah daerah di Indonesia. Aneka pangan nusantara ini juga  dapat dijadikan awal kebangkitan kembali diversifikasi pangan di daerah yang pada akhirnya diharapkan dapat menurunkan konsumsi beras nasional.

Secara umum, pangan pokok lokal non padi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bentuk beras/nasi dan bubur. Yang berbentuk beras/nasi antara lain Baalo binthe (beras jagung dari Gorontalo), Beras aruk (beras ubi kayu dari Bangka Belitung), Jeppa (beras ubi kayu dari Kalimantan Selatan), Rasi (beras ubi kayu dari Jawa Barat), Tiwul (nasi ubi kayu dari Jawa), Nasi jagung (dari Jawa Timur dan Jawa Tengah), Bosse (nasi jagung dari Nusa Tenggara Timur), dan Sekelan (nasi jagung instant dari Jawa Tengah).

Sedang yang berbentuk bubur antara lain Basang (bubur jagung dari Sulawesi Selatan), Tinotuan (bubur dari Manado), Ledok (bubur jagung dari Bali), Enbal (bubur ubi dari Maluku Tenggara), Eloi (bubur ubi dari Kalimantan Timur), Papeda (bubur sagu dari Papua), Kappurung (bubur sagu dari Sulawesi Selatan), Sinonggi (bubur sagu dari Sulawesi Tenggara), Bubur hanjeli (dari Jawa Barat).

You May Also Like

More From Author