
Technology-indonesia.com – Tahun depan produksi PT Eagle High Plantations Tbk (EHP) akan meningkat dengan mulai beroperasinya pabrik baru di Kabupaten Keerom, Papua. EHP akan menghasilkan 2,85 juta ton tandan buah segar (TBS) per tahun.
Pabrik Kelapa Sawit (PKS) ke-9 ini memiliki kapasitas 45 ton TBS per jam atau 270 ribu ton TBS per tahun. PKS yang di bangun di lokasi kebun perseroan ini bisa ditingkatkan hingga kapasitas 90 ton TBS per jam. Sebelumnya, perseroan telah memiliki delapan unit PKS yang tersebar di Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat.
Sekretaris Perusahaan PT EHP, Deddy Setiadi dalam siaran persnya menyatakan penambahan pembangunan PKS ini merupakan upaya Perseroan mengoptimalkan hasil produksi TBS sehubungan dengan bertambahnya pokok kelapa sawit yang memasuki usia tanaman menghasilkan.
Deddy menambahkan, bahkan terdapat sekitar 94% dari total lahan tertanam EHP yang masuk di usia tanaman menghasilkan pada tahun ini. Saat ini EHP memiliki total lahan tertanam seluas 153 ribu Ha atau seluas dua kali luas Singapura, dan 50% di antaranya telah masuk pada usia prima pada 2017. Adapun usia rata-rata tanaman Perseroan pada tahun ini adalah 8,4 tahun.
“Dengan semakin luas areal tertanam yang memasuki usia tanaman menghasilkan dan kondisi cuaca yang terus membaik sejak kuartal empat 2016, diharapkan mendorong peningkatan produksi TBS di masa mendatang,” tegas Deddy usai RUPS dan paparan public di Jakarta, pada Kamis (4/5/2017).
Hingga akhir kuartal satu tahun ini, EHP membukukan pendapatan usaha sebesar Rp839 miliar atau meningkat 35% dibanding periode yang sama tahun lalu yang hanya mencapai Rp616,7 miliar.
“EHP berhasil mencatat EBITDA sebesar Rp267,7 miliar atau meningkat 86% dibanding kuartal satu 2016 yang sebesar Rp143,8 miliar. Kenaikan EBITDA ini salah satunya didukung oleh harga jual yang membaik,” kata Deddy. Namun, lanjutnya, EHP masih membukukan rugi bersih sebesar Rp18,4 miliar pada kuartal satu ini, atau lebih kecil dibanding pencatatan rugi bersih pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp67,6 miliar.
Kendati demikian, Deddy tetap optimis EHP akan mampu mencatat peningkatan kinerja dengan berbekal makin bertambah luasnya areal tanaman menghasilkan, didukung dengan membaiknya cuaca dan meningkatnya harga minyak kelapa sawit.
“Kami tetap optimis kinerja EHP makin meningkat dengan dukungan beberapa faktor yaitu peningkatan kapasitas PKS, penambahan luasan tanaman menghasilkan dan cuaca yang membaik serta harga jual yang terus meningkat,” katanya.
Selain itu, EHP terus meningkatkan perhatian terhadap keberlanjutan usaha dengan menambah sertifikasi ISPO. Pada tahun ini ada beberapa anak usaha di regional Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan yang sedang proses dalam rangka memperoleh sertifikat ISPO.
Sebelumnya, EHP telah melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dengan putusan-putusan antara lain para pemegang saham menerima dan menyetujui laporan tahunan, laporan keuangan direksi dan laporan pengawasan oleh dewan komisaris perseroan. Pemegang saham juga menyetujui perseroan tidak membagikan dividen untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2016 kepada para pemegang saham.
Disamping itu, juga telah disetujui adanya perubahan susunan direksi dan dewan komisaris perseroan. Dengan susunan dewan komisaris adalah Ali Abbas Alam sebagai Komisaris Utama, Datuk Muzzamil Mohd Nor (Wakil Komisaris Utama), Andrew Haryono (Komisaris), Nanan Soekarna dan Yohanes Wahyu Saronto (Komisaris Independen). Adapun susunan direksi adalah Nicolaas B Tirtadinata (Direktur Utama), Deddy Setiadi, Denys Collin Munang, dan Henderi Djunaidi (Direktur), serta Yap Tjay Soen (Direktur Independen).