Tingkatkan Produktivitas Kakao, Petani Pidie Ikuti Pelatihan Pemangkasan dan Sambung Samping

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Provinsi Aceh memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Beragam komoditas pertanian tumbuh subur di tanah “Serambi Mekah” ini. Salah satu komoditas yang menjadi primadona adalah kakao. Permasalahan kakao di Aceh saat ini antara lain produktivitas biji kakao masih rendah.

Produktivitas dan mutu kakao dapat diperbaiki melalui penerapan teknologi. Salah satu diantaranya teknologi peremajaan tanaman dengan teknik sambung samping (side grafting). Melalui metode ini, petani dapat memilih pohon induk yang berproduksi tinggi dengan kualitas baik yang diambil sebagai entris untuk disambung pada tanaman yang kurang baik, sehingga tanaman tersebut menjadi baik.

Karena itu, sebanyak 30 petani di Kabupaten Pidie mengikuti pelatihan teknik pemangkasan dan sambung samping kakao, Senin (7/6/2021). Pelatihan yang digelar Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Aceh ini berlangsung di Desa Mane, Kecamatan Mane, Kabupaten Pidie.

Menurut penanggung jawab kegiatan, Basri A. Bakar, pendampingan teknologi melalui demplot kakao merupakan bagian dari kegiatan hilirisasi inovasi dan teknologi Balitbangtan tahun 2021, agar di tengah pandemi Covid-19 para petani tetap dapat menerima informasi dan teknologi pertanian.

“Hal ini penting, agar petani dapat mengadopsi hasil-hasil pengkajian penelitian, sehingga diharapkan produktivitas akan semakin meningkat,” ujar peneliti BPTP Aceh ini.

Basri menerangkan bahwa permasalahan kakao di Aceh saat ini antara lain produktivitas biji kakao masih rendah yakni kurang dari 700 kg per hektare (ha). Kebun kakao umumnya kurang terawat sehingga terkesan seperti hutan kakao dan serangan hama penyakit seperti penggerek buah kakao (PBK). Selain itu penggunaan bibit kurang bagus atau tidak bersertifikat, masih minimnya nilai tambah kakao dan rendahnya sumber daya manusia (SDM) petani kakao.

Padahal kata Basri, jika petani rajin merawat kebun, maka hasilnya akan lebih meningkat bisa mencapai 1,2 ton per hektare. “Dengan hasil yang baik, kesejahteraan dan pendapatan petani semakin meningkat,” timpalnya.

Saat ini Aceh memiliki kakao seluas 102.034 ha tersebar di hampir tiap kabupaten. Sedangkan luas kakao di Kabupaten Pidie tercatat 10.376 ha, dengan rincian tanaman menghasilkan (TM) seluas 6.132 ha, selebihnya belum berproduksi dan tanaman peremajaan.

Kabid Perkebunan Distan Pidie, Saiful Bahri, SP MSi dalam sambutannya memaparkan, untuk meningkatkan produktivitas selain perawatan (pemangkasan dan sambung pucuk), tanaman kakao juga perlu diberikan pupuk.

“Pupuk yang disalurkan melalui eRDKK merupakan pupuk subsidi dari pemerintah. Untuk itu harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin. Pemberian pupuk juga harus tepat dosis sesuai dengan kebutuhan tanaman,” imbuhnya.

Bimtek tersebut juga menghadirkan narasumber M. Yunus dan Habil Bunaiya dari Dinas Pertanian Pidie yang menyampaikan materi teknik pemangkasan dan sambung pucuk kakao. Materi yang disampaikan berupa 30 persen teori, kemudian dilanjutkan dengan praktek pemangkasan kakao sejumlah 250 batang.

Teknik sambung samping merupakan teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan menggabungkan bagian dari satu tanaman ke tanaman lain yang sejenis (se-family) sehingga tumbuh menjadi satu tanaman dan mempunyai sifat yang sama dengan induknya (entrisnya).

Hasil penelitian pada tanaman kakao, sambung samping dapat berproduksi pada umur 9 – 12 bulan sesudah perlakuan. Rata-rata hasil yang dapat diperoleh dari sambungan yang sudah produktif sekitar 1,5 ton biji kering. Sambung samping sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan, agar tunas yang tumbuh dari sambungan dapat tumbuh dengan cepat.

Keuntungan teknologi sambung samping tanaman kakao adalah lebih mudah pelaksanaannya, sehingga areal pertanaman kakao dapat di rehabilitasi dalam waktu singkat; lebih mudah, dan tanaman kakao lebih cepat berproduksi. Sementara batang atas belum berproduksi, hasil buah dari batang bawah masih dapat dipertahankan; batang bawah dapat berfungsi sebagai penaung sementara bagi batang atas yang sedang tumbuh.

Ketua kelompok Semangat Tani M. Daud menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas pelaksanaan kegiatan pelatihan yang diselenggarakan BPTP Aceh bekerjasama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Pidie. Ia berharap kegiatan semacam ini dapat dilakukan secara berkelanjutan. “Sehingga apa yang kita laksanakan memberikan hasil terbaik,” pungkasnya. (Sumber BPTP Aceh)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author