Bogor, Technology-Indonesia.com – Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan (Puslitbangnak) memberikan apresiasi kepada peternak sukses binaan yang telah berkomitmen menjadi mitra pengembangan bibit ternak unggul hasil inovasi Balitbangtan. Melalui dukungan ini, peternak sukses binaan diharapkan semakin termotivasi dalam mewujudkan pertanian mandiri, maju, dan modern.
Apresiasi diberikan kepada empat peternak sukses yaitu Dedi Mulyadi Ketua Kelompok Ternak Pamoyanan Farm Bogor yang sukses dalam membudidayakan kambing Boerka Galaksi Agrinak pada program kemitraan akselerasi diseminasi bibit unggul di Bogor tahun 2020; Parmin Ketua Kelompok Tani Desa Belanti Siam yang sukses dalam membudidayakan itik pada program Food estate di Pulang Pisau, Kalimantan Tengah tahun 2020; Sumali Ketua Kelompok Ternak Anak AKUB yang sukses membudidayakan ayam KUB di Semarang; dan Edi Harwanti Ketua Kelompok Tani Ternak Lembu Jaya Mojokerto yang sukses dalam membudidayakan sapi Pogasi Agrinak.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Fadjri Djufry mengatakan pandemi Covid-19 sangat berdampak terhadap perekonomian negara-negara di dunia termasuk Indonesia. Berbagai upaya antisipatif penanganan terhadap dampak Covid-19 ini telah dilakukan Pemerintah. Sektor pertanian merupakan sektor yang sangat penting dalam mendukung ketahanan pangan nasional, karena tidak mengalami dampak ekonomi dibandingkan sektor lainnya.
“Balitbangtan melalui Puslitbangnak terus mendorong kontribusi sektor pertanian khususnya peternakan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan para peternak dan petani di Indonesia,” kata Fadjry saat membuka Apresiasi Peternak Sukses dan FGD Pengembangan Usaha Kambing Domba Mendukung Ekspor Berkelanjutan yang digelar Puslitbangnak pada Senin (15/11/2021).
Fadjry mengungkapkan bahwa Puslitbangnak sudah banyak menghasilkan teknologi antara lain bibit unggul ternak seperti Ayam Kampung Unggul Balitbangtan (KUB), Itik Master, Domba Compass Agrinak, Kambing Boerka, Sapi Pogasi dan lain-lain. Bibit ternak unggul tersebut sudah tersebar hampir ke seluruh provinsi di Indonesia.
“Kita akan dorong terus dengan mengakselerasi dan mendesiminasikan hasil-hasil yang sudah kita capai ke petani. Untuk ternak ayam KUB, beberapa tahun terakhir ini sudah cukup masif dan berkembang di seluruh Indonesia mulai dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, sampai di Papua. Masyarakat juga sudah cukup mengenal ayam Kampung Unggul Balitbangtan,” imbuhnya.
Fadjry berharap bukan hanya ayam KUB yang terdesiminasi dengan baik dan dikenal secara luas oleh masyarakat serta bisa memberikan kontribusi pendapatan untuk peternak di Indonesia. Ternak lain khususnya kambing dan domba juga harus diperkenalkan ke masyarakat.
Dalam pengembangan bibit ini, Puslitbangnak dapat bersinergi dengan mitra sehingga dapat memberikan nilai tambah ekonomi yang tinggi untuk mewujudkan peran Litbang dalam pembangunan pertanian yang berkontribusi secara ekonomis dan berdampak luas terhadap kesejahteraan masyarakat.
Selain ayam ras, komoditas ayam kampung, itik lokal, kambing, domba dan sapi sangat potensial untuk ditingkatkan produksinya. Ternak kambing dan domba juga berkembang secara positif selama periode 2001-2020. Populasi ternak domba naik sebesar 7,50% per tahun dari 7,4 juta ekor menjadi 17,769 juta ekor pada 2020. Sedangkan ternak kambing naik 2,79% per tahun dari 12,4 juta ekor menjadi 19,096 juta ekor pada 2020.
Dalam lingkup nasional, segmentasi pasar terbesar kambing-domba masih didominasi oleh pasar aqiqah dan qurban yang dapat mencapai lebih dari 5 juta ekor/tahun dan sisanya untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat secara umum. Di sisi lain, permintaan kambing-domba dari luar negeri juga meningkat terutama negara tetangga, seperti Singapura, Malaysia maupun dari Brunei.
Saat ini, permintaan ternak kambing domba ke negara tetangga sebesar 5 ribu ekor per bulan belum dapat dipenuhi secara kontinu. Menurut data Dirjen PKH (2020), nilai ekspor ternak kambing pada 2019 sekitar Rp 1,7 miliar, sedangkan nilai ekpor hasil ternak kambing-domba sekitar Rp 95 juta. Nilai tersebut masih cukup kecil dan sangat potesial untuk ditingkatkan melihat banyaknya permintaan dari pasar luar negeri.
Menurut Fadjry, diseminasi bibit unggul hasil penelitian dan disertai pendampingan kepada peternak menjadi salah satu solusi untuk dapat meningkatkan produksi kambing-domba sehingga dapat memenuhi kebutuhan baik dalam negeri maupun ekspor keluar negeri. Model kelembagaan harus dirancang sehingga usaha ternak kambing bisa berkembang dan berkesinambungan.
Kepala Puslitbangnak, Agus Susanto mengatakan bahwa program pemerintah akan berhasil apabila mendapat support dari masyarakat. Program pemerintah bisa berhasil jika produk-produk dari pemerintah digunakan secara lestari oleh masyarakat sehingga perekonomian akan berkembang lebih pesat. “Peternakan dan pertanian harus mendapatkan peran serta dari semua pihak dari semua komponen bangsa kita sehingga kita akan menjadi kokoh,” tuturnya.
Menurut Agus, saat ini Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah (PR) untuk bisa swasembada daging sapi maupun susu. “Di sisi lain, unggas kita bisa mandiri, kambing domba kita bisa ekspor. Harapannya pengembangan bisnis kambing domba ini nantinya kita bisa ekspor. Kita sudah bisa ekspor ke Singapura dan Timur Tengah. Ini harus terus dipacu agar kita bisa menguasai pasar untuk ekspor kambing dan domba,” pungkasnya.
Selain pemberian apresiasi kepada peternak sukses, dilaksanakan FGD pengembangan usaha kambing domba mendukung ekspor berkelanjutan yang bertujuan untuk mendapatkan informasi dan arahan kebijakan serta mendapatkan langkah kongkrit untuk mendorong program Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks).