Penuhi Kebutuhan Ekspor, Balitbangtan Bangkitkan Peternak Kambing Domba

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Kambing dan domba merupakan hewan ternak yang populer dan banyak dikembangkan di Indonesia. Dalam lingkup nasional, segmentasi pasar terbesar kambing dan domba didominasi pasar aqiqah dan qurban yang mencapai lebih dari 5 juta ekor/tahun dan sisanya untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat secara umum. Di sisi lain, permintaan kambing domba dari luar negeri juga meningkat terutama negara tetangga, seperti Singapura, Malaysia, dan Brunei.

Ternak kambing dan domba juga berkembang secara positif selama periode 2001-2020. Populasi ternak domba naik sebesar 7,50% per tahun dari 7,4 juta ekor menjadi 17,769 juta ekor pada 2020. Sedangkan ternak kambing naik 2,79% per tahun dari 12,4 juta ekor menjadi 19,096 juta ekor pada 2020.

Saat ini, permintaan ternak kambing domba ke negara tetangga sebesar 5 ribu ekor per bulan belum dapat dipenuhi secara kontinu. Menurut data Dirjen PKH (2020), nilai ekspor ternak kambing pada 2019 sekitar Rp 1,7 miliar, sedangkan nilai ekpor hasil ternak kambing-domba sekitar Rp 95 juta. Nilai tersebut masih cukup kecil dan sangat potesial untuk ditingkatkan melihat banyaknya permintaan dari pasar luar negeri.

Untuk memenuhi kebutuhan bibit unggul kambing dan domba, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan (Puslitbangnak) telah mengembangkan Domba Compass Agrinak, Domba Komposit Garut Agrinak, Domba Bahtera Aginak, dan Kambing Boerka Galaksi Agrinak.

Kepala Puslitbangnak, Agus Susanto mengatakan saat ini Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah (PR) untuk bisa swasembada daging sapi maupun susu. Di sisi lain, kambing dan domba Indonesia sudah bisa diekspor ke Singapura dan Timur Tengah.

“Ini harus terus dipacu agar kita bisa menguasai pasar untuk ekspor kambing dan domba,” kata Agus dalam acara Apresiasi Peternak Sukses dan FGD Pengembangan Usaha Kambing Domba Mendukung Ekspor Berkelanjutan yang digelar Puslitbangnak pada Senin (15/11/2021).

Menurut Agus, pihaknya terus berupaya membangkitkan para peternak kambing dan domba, antara lain melalui bersinergi dengan asosiasi seperti Himpunan Peternak Domba Kambing Indonesia dan peternak-peternak binaan untuk program pengembangan kambing domba. Balitbangtan juga menyiapkan bibit unggul kambing dan domba unggul.

Puslitbangnak telah menyebarkan bibit unggul tersebut dan telah berkembang di beberapa wilayah Indonesia, yang dilaksanakan dalam bentuk kegiatan kemitraan akselerasi, food estate, dan lain-lain. Program yang digalakkan ini sifatnya sebagai pemantik dan mampu ditangkap oleh mitra peternak.

Karena itu Puslitbangnak memberikan apresiasi kepada kepada peternak sukses mengembangkan dengan baik bibit ternak unggul Balitbangtan. Pemberian bantuan kambing dan domba ini menggunakan sistem bergulir, dari satu kelompok ternak ke kelompok lainnya sehingga diharapkan bisa lestari.

“Ada beberapa peternak kita mempunyai kisah sukses yang bisa menjadi contoh. Apresiasi ini untuk membangkitkan pada mereka yang sudah bekerja sungguh-sungguh dan memberikan dorongan yang lain untuk lebih maju,” terangnya.

Salah satu kendala yang sering ditemukan di lapangan adalah penyakit menular maupun penyakit yang tidak menular tapi mematikan. Salah satu penyakit pada kambing dan domba yang merugikan adalah penyakit scabies. “Kalau telat melapor kepada petugas kemudian penyakitnya sudah menyebar bisa merugikan karena ternak ini menjadi tidak berkembang. Penyakit kembung juga menghambat dan bisa menyebabkan kematian jika tidak ditangani dengan baik,” tutur Agus.

Pengembangan pembibitan kambing dan domba masih perlu perbaikan manajemen antara lain pemuliabiakan ternak yang terarah dan berkesinambungan untuk memproduksi bibit sesuai standar. Karena itu diperlukan dukungan pemerintah secara all out dengan komitmen jangka panjang melalui kegiatan pendampingan sehingga dapat langsung diimplementasikan oleh masyarakat. Dalam menindaklanjuti hal tersebut, perlu diinisiasi pembuatan Pilot Project, salah satunya melalui kerja sama dengan Brimob Polda di Provinsi Sulawesi Selatan sebagai model percontohan.

Agus berharap FGD Pengembangan Usaha Kambing Domba Mendukung Ekspor Berkelanjutan dapat mensinergikan kegiatan pengembangan kambing domba pada 2021 dan tahun berikutnya. FGD ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan peternak dan membuat kemajuan dalam mencapai visi Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author