Jakarta, Technology-Indonesia.com – Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi) menggelar panen raya kedelai hitam seluas 35 hektare (ha) di Desa Kebon Waris, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (14/10/2021).
Sekretaris Daerah Kabupaten Pasuruan, Anang Saiful Wijaya dalam sambutannya mewakili Bupati Pasuruan menyampaikan terima kasih bahwa wilayahnya dijadikan pengembangan kedelai hitam yang masih jarang sekali dilaksanakan oleh petani kedelai pada umumnya.
Anang menjelaskan, luas pertanaman kedelai di wilayah Kabupaten Pasuruan sekitar 1.492 hektare. Khusus kedelai hitam, menurutnya masih tersedia lahan dan masih terbuka lebar potensi peluang untuk dikembangkan lebih lanjut. Karena itu, Anang berharap ke depannya Kabupaten Pasuruan dapat menjadi salah satu sentra produksi kedelai hitam terutama Kecamatan Pandaan.
Lebih jauh, Anang menjelaskan bahwa terkait pengembangan kedelai hitam tersebut terdapat beberapa hal yang perlu mendapat perhatian di wilayah Pasuruan ini. Pertama adalah ketersediaan benih unggul yang berkualitas, waktu tanam yang tepat serta stabilisas harga kedelai. Ia berharap Kabupaten Pasuruan bisa terus di-support oleh para pihak terkait dengan harapan pengembangan kedelai ini dapat berkesinambungan
Di tempat yang sama, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (Puslitbangtan), Balitbangtan Priatna Sasmita menyampaikan bahwa kegiatan pengembangan kedelai yang dilaksanakan oleh Balitkabi sebagai upaya Kementerian Pertanian untuk memulihkan ekonomi nasional Di tengah pandemi Covid-19 ini, hanya sektor pertanian yang mampu terus bertahan.
“Kegiatan ini merupakan salah satu program pemerintah yang dilaksanakan oleh Kementerian Pertanian untuk Pemulihan Ekonomi Nasional dengan sasaran utamanya adalah meningkatkan kesejahteraan petani,” kata Priatna
Priatna berharap para petani di Kecamatan Pandaan ini untuk terus menggunakan kedelai varietas baru unggulan Balitbangtan yang sudah terbukti produksinya dan hasilnya sudah dinanti oleh industri. Ia menambahkan bahwa dari sisi teknologi kedelai hitam ini menjadi pilihan terbaik bagi petani wilayah ini.
“Saya berharap kepada petani agar terus menggunakan kedelai hitam varietas unggul yang sudah dikembangkan ditempat ini, karena hasil panennya akan langsung diserap oleh industri” harapnya.
Priatna juga mengemukakan bahwa perbenihan kedelai perlu mendapat perhatian lebih. Persentase ketersediaannya masih cukup rendah. Ini menjadi tugas kita untuk bisa bersama mengatasi tantangan impor kedelai. Selain itu, diperlukan varietas kedelai yang spesifik lokasi agar dapat berkembang dengan baik serta strategi yang tepat untuk meningkatkan produksi dan kesejahteraan petani.
Ia melihat informasi mengenai kedelai yang selama ini belum terserap oleh petani, dapat disampaikan melalui media bimbingan teknis. Termasuk di dalamnya informasi mengenai potensi nilai tambah dari tanaman kedelai agar dapat meningkatkan daya saingnya. Setidaknya pengembangan kedelai ini dapat menjadi subtitusi impor.
Hingga saat ini, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur termasuk daerah sentra kedelai. Pengalaman dan keterampilan para petaninya dalam berusaha tani kedelai sudah tidak diragukan lagi. Khususnya kedelai hitam yang akhir-akhir ini mulai banyak diminati oleh industri, sehingga menjadi penyemangat para petani untuk terus tanam kedelai hitam.
Mantan Kepala BB Padi itu juga berharap petani setempat dapat menjadi pionir sekaligus agent of socialization bagi petani lainnya dalam perluasan adopsi kedelai hitam hasil penelitian Balitbangtan.
Pengembangan kedelai hitam yang dilaksanakan oleh Balitkabi ini menggunakan varietas Detam 1, Detam 2 dan varietas Detam 4. Hasil yang diperoleh varietas Detam 4 yang berumur lebih genjah yang dipanen lebih dulu pada akhir September 2021 diperoleh rata-rata hasil biji 2,61 ton/ha dengan kadar air 12%. (Sumber Puslitbangtan)