Jakarta, Technology-Indonesia.com – Panen padi Inpari IR Nutri Zinc digelar di Kelompok Tani (Poktan) Sandio, Kelurahan Oesao, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Rabu (23/12/2020). Varietas padi yang dilepas Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) pada awal Januari 2019 ini memiliki kadar mineral zink (Zn) tinggi. Inpari IR Nutri Zinc disinyalir akan menjadi teknologi efektif dan efisien dalam program pengentasan stunting.
Panen padi Inpari IR Nutri Zinc dilaksanakan oleh Plt. Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP) Taufiq Ratule dan Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTT Procula Matitaputty bersama dengan anggota Poktan Sandio.
Panen kali ini sangat spesial karena merupakan panen kedua pada areal yang sama di tahun 2020 atau Musim Tanam (MT) II. Berdasarkan kebiasaan, petani hanya dilakukan panen sekali setahun yaitu pada musim hujan. Hasil ubinan kali ini sebesar 8.5 ton/ha lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata hasil yang biasa diperoleh petani di areal tersebut.
Padi Inpari IR Nutri Zinc merupakan Varietas Unggul Baru (VUB) yang dikenal sebagai padi khusus untuk mengatasi stunting karena mengandung Zn yang tinggi. Padi ini sangat cocok dikembangkan di NTT yang memiliki angka stunting yang tinggi di Indonesia.
Penanggung jawab kegiatan Ir. Charles Bora, M.Si dalam penjelasannya mengatakan selain dapat mengatasi stunting, padi Inpari IR Nutri Zinc juga toleran kekeringan dan berproduksi tinggi sehingga sangat disukai petani.
Melihat tingginya respon petani pada demplot ini, Kepala Balai Besar mengharapkan agar BPTP dapat memfasilitasi produksi benih sumber VUB padi sehingga dapat dikembangkan lebih luas lagi di NTT.
Mengatasi Stunting
Stunting merupakan kondisi gangguan pertumbuhan pada anak sehingga memiliki ukuran tinggi badan lebih rendah (kerdil) dari standar usianya. Stunting disebabkan karena kekurangan gizi yang kronis terutama pada 1.000 hari pertama hingga usia batita (usia di bawah tiga tahun). Badan Kesehatan Dunia (WHO) menempatkan Indonesia pada di urutan kelima jumlah anak dengan kondisi stunting di dunia.
Stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas manusia Indonesia, juga ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa, karena anak-anak stunted tidak hanya hanya terganggu pertumbuhan fisiknya saja, melainkan juga terganggu perkembangan otaknya. Pencegahan stunting menjadi salah satu fokus pemerintah saat ini.
Salah satu penyebab stunting adalah kurangnya asupan zinc (Zn) ke dalam tubuh, terutama bagi ibu hamil dan anak dalam masa pertumbuhan (balita). Zn merupakan komponen pembentuk lebih dari 300 enzim yang berfungsi antara lain untuk penyembuhan luka, menjaga kesuburan, sintesa protein, meningkatkan daya tahan tubuh, dan berbagai fungsi terkait kesehatan tubuh.
Dalam mengatasi masalah stunting, Kementerian Pertanian (Kementan) dinilai memiliki peran penting karena upaya penanggulangan kekurangan gizi Zn dapat dilakukan dengan suplementasi, fortifikasi, dan biofortifikasi. Kementan paling siap dalam upaya biofortifikasi karena Kementan memiliki kemampuan dalam perakitan varietas, sehingga diharapkan merakit varietas unggul baru yang memiliki Zn tinggi.
Menjawab kondisi tersebut, Kementan melalui Balitbangtan melepas varietas padi Inpari IR Nutri Zinc yang memiliki kandungan Zn rata-rata sebesar 34,51 ppm. Kandungan ini lebih tinggi sekitar 8 ppm daripada kandungan Zn varietas yang umum dibudidaya petani, seperti misalnya Ciherang (24,06 ppm).
Biofortifikasi dengan pendekatan perakitan varietas ini dinilai lebih ekonomis dan berkelanjutan dalam upaya mengatasi kekurangan gizi Zn. Saat ini, varietas Inpari IR Nutri Zinc mulai disebarluaskan secara masif terutama di daerah yang termasuk wilayah endemis stunting di Indonesia.