BPTP Kepri dan Kadin Batam Siap Kembangkan Okra sebagai Komoditas Ekspor

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Sebagian besar orang mungkin masih asing dengan sayuran bernama okra atau bendi. Padahal, okra memiliki kandungan serat, vitamin dan mineral bermanfaat untuk kesehatan. Salah satu manfaat okra yang populer yaitu mampu menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes serta dapat diolah sebagai sayuran ataupun dibuat infused water.

Okra juga bermanfaat untuk melancarkan sistem pencernaan dan menyembuhkan sembelit; mengurangi rasa lesu dan letih; mengatasi ambeien; dan meringankan sakit tenggorokan. Selain itu, okra juga bermanfaat untuk meningkatkan daya ingat; menjaga kesehatan otot dan sistem syaraf; menetralkan asam lambung; dan memulihkan stamina dan tenaga. Manfaat tersebut yang menjadikan okra kini mulai dicari dan dibudidayakan di Indonesia.

Okra (Abelmoschus esculentus moench) merupakan tanaman berbunga yang masuk kedalam suku Malvaceae. Buahnya berbentuk unik, memanjang dan runcing dibagian ujungnya serta berbulu disepanjang kulitnya. Namun jika dibelah, okra berlendir dan sebagian orang jijik sehingga kurang dimanfaatkan.

Okra merupakan tanaman yang cocok untuk daerah dengan cuaca tropis di Kepulauan Riau dan umumnya di Indonesia. Okra bisa ditanam di daerah dataran rendah, dataran sedang, ataupun dataran tinggi dengan curah hujan sedang.

Di Malaysia dan Singapura, okra sudah menjadi kebutuhan sayuran harian seperti halnya mentimun, wortel, kacang panjang dan sayuran familiar lainnya. Budidaya okra masih banyak dijumpai di Malaysia, namun konsumen besar justru di Singapura. Konsumsi okra di Batam juga cukup tinggi, dengan populasi penduduk 63,42% dari total penduduk di Kepri atau sekitar 1.421.961 jiwa.

Singapura dengan keterbatasan lahan terbuka untuk pertanian, banyak mengimpor sayuran dan buah-buahan dari negara tetangga. Hal inilah yang bisa menjadikan peluang bagi Indonesia untuk memasok sayuran ke Singapura dengan meminimalisir biaya transportasi karena secara geografis Kota Batam dekat dengan Singapura.

Melihat banyaknya manfaat dan tingginya konsumsi masyarakat Melayu akan okra, Kepala Balai Pengkajian dan Teknologi Pertanian (BPTP) Kepri Sugeng Widodo mengunjungi salah satu lahan pengusaha pertanian yang membudidayakan okra di Kota Batam. Metode yang digunakan adalah Focus Group Discussion (FGD) terbatas, penentuan lokasi purposive sampling, diikuti kunjungan lokasi dan diskusi di lapangan, pengambilan sampel tanah dan uji PUTK (Perangkat Uji Tanah Kering), serta rekomendasi.

BPTP Kepri dalam kesempatan ini diminta melakukan bimbingan teknis kepada para petani dan teknisi di lokasi tersebut. Selain itu pendampingan teknologi dari BPTP Kepri sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas tanaman sehingga sesuai dengan standar ekspor.

Petani maju sekaligus anggota Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Batam, Ali Ulay dan Kok Tiong ikut bersama BPTP Kepri mengunjungi lokasi pengembangan okra di Batam. Keduanya mengatakan tanaman okra sangat mudah dibudidayakan dan bisa tumbuh di segala jenis tanah, yang penting lahan tersebut tersedia hara tanaman, dan penyinaran yang cukup. Pemberian bahan organik/pupuk kandang menjadi faktor utama dalam media tumbuhnya dan tidak memerlukan banyak air.

Sugeng menjelaskan, Okra yang sedang dibudidayakan berpotensi untuk dikembangkan dengan tujuan memenuhi kebutuhan ekspor ke Singapura. Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratiesks) sebagai salah satu program Kementerian Pertanian nantinya dapat diwujudkan dengan menjadikan Batam sebagai salah satu sentra produksi sayuran dengan biaya trasportasi paling rendah.

“Terkait dengan ekspor Okra dan komoditas pertanian lainnya khususnya sayuran dan buah-buahan, Kadin Batam bersama dengan pengusaha swasta yang memiliki armada kapal modern siap memfasilitasi transportasi ke negara tetangga, tentunya hal ini membutuhkan dukungan Balai Karantina Pertanian yang berada di Kepulauan Riau,” katanya.



Budidaya Okra

Budidaya Okra dapat dimulai dari persiapan benih yaitu dengan menanam biji okra dari buah yang sudah tua di dalam polybag. Sambil menunggu benih okra tumbuh dan siap dipindah tanamkan, persiapan lahan dilakukan. Pembajakan dan pembuatan bedengan selebar 100 cm dengan tinggi 15-20 cm dan ditaburi dolomit pada tanah-tanah masam seperti di Kepri.

Selanjutkan dibuat lubang tanam dan diberikan pupuk kompos serta phonska sebagai pupuk dasar. Benih dipindah tanamkan ketika berumur 10 HST (Hari Setelah Tanam) dengan mengeluarkannya dari polybag lalu menanamnya ke dalam lubang tanam.

Untuk pemeliharaan dilakukan penyiraman sehari sekali untuk menjaga kelembaban tanah. Sementara pemupukan dilakukan seminggu sekali dengan mengocorkan POC yang berasal dari biourine di sekitar batang dan area perakaran.

Untuk mengatasi serangan hama, bisa dilakukan identifikasi dan pengendalian secara manual atau penyemprotan pestisida nabati secara rutin seminggu sekali dan seminggu dua kali jika musim hujan. Sedangkan pengendalian gulma dilakukan secara rutin seminggu dua kali. Keberadaan gulma dapat menjadi tempat persembunyian hama yang menyerang okra seperti kutu busuk atau ulat jantung.

Pemanenan dilakukan ketika panjang buah okra berukuran 5-7 cm. Dengan teknologi yang dilakukan, pada lahan seluas 1 hektare (ha) tersebut dapat menghasilkan sekitar 300 kg/hari dengan panjang buah mencapai 10-15 cm. Sekali tanaman okra memasuki masa panen, bisa memanen buah okra 2-3 kali sehari selama beberapa bulan.

Penjualan okra di pasaran pun tinggi. Di Batam, petani menjual okra ke pasar ataupun mall dengan harga Rp. 20 ribu hingga Rp. 25. ribu,- per kilogram. Menurut Sugeng, dengan pengelolaan pascapanen yang tepat, okra mampu memenuhi standar kualitas ekspor sehingga bisa menjadi salah satu komoditas unggulan Kepulauan Riau yang mendatangkan devisa negara.

“Nantinya okra tersebut akan dikembangkan luasannya hingga mencapai 4 hektare. Selain itu, tidak hanya di Kota Batam, BPTP Kepri juga akan mengembangkan budidaya okra ini di Kabupaten Bintan dan kabupaten lainnya untuk memenuhi jumlah kebutuhan ekspor,” papar Sugeng. (BPTP Kepri/F.A. Sariri & S. Widodo)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author