Jakarta, Technology-Indonesia.com – Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) membuat demplot varietas unggul baru (VUB) padi khusus dan padi spesifik Lokasi di Kabupaten Jembrana, tepatnya di Subak Baluk, Desa Baluk, Kecamatan Negara. Demplot dilaksanakan pada lahan petani anggota Subak Baluk dengan total luasan 17 hektare.
Dari demplot tersebut ditanam varietas unggul baru (VUB) padi khusus dari Balitbangtan yaitu varietas Jeliteng, Inpari Arumba, dan Pamelen seluas 2 hektare. Selain itu ditanam juga VUB padi spesifik lokasi yaitu varietas Inpari 32, Inpari 30 dan Bioni 63 Ciherang Agritan seluas 15 hektare.
Demplot tersebut dilaksanakan Balitbangtan melalui Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali bekerjasama dengan Anggota DPR RI Dapil Bali, Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra. Pada Kamis (18/11/2021) dilakukan panen perdana padi di demplot tersebut oleh petani Subak Baluk bersama Anak Agung Mahendra Putra, dan BPTP Bali.
Peneliti BPTP Bali, I Nyoman Adijaya selaku koordinator kegiatan menyatakan hasil sementara ubinan VUB padi yang ditanam pada Demplot menghasilkan produktivitas yang tinggi terlebih Inpari 30 produktivitasnya mencapai 12,32 ton GKP per hektare.
“Hari ini baru kita lakukan ubinan pada dua varietas yaitu varietas Bioni 63 Ciherang Agritan. Hanya masih ada kendala hama burung yang cukup merepotkan petani karena ada beberapa varietas sangat disukai oleh burung disamping juga saat ini hanya di lokasi demplot ada pertanaman padi,” jelasnya.
Kepala BPTP Bali, I Made Rai Yasa mengatakan bahwa target kegiatan BPTP Bali bekerjasama dengan DPR RI di Subak Baluk adalah pengembangan padi ramah lingkungan. Dari hasil PRA (Participatory Rural Appraisal) sebelumnya diketahui petani menyemprot padi sampai 12 kali dalam satu musim tanam. Ini menjadi salah satu indikator yang akan dikurangi dengan teknologi budidaya padi yang ramah lingkungan.
“Contohnya dengan penerapan Pengendalian Hama Terpadu, salah satunya penggunaan burung hantu jenis Tito Alba untuk mengendalikan hama tikus,” jelasnya.
Rai Yasa menyampaikan, kegiatan Demplot VUB padi khusus dan padi spesifik lokasi bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan meningkatkan pendapatan petani melalui penerapan inovasi-inovasi yang dihasilkan Balitbangtan. “Inovasi yang dimaksud yaitu penggunaan VUB padi khusus dan VUB padi sfesifik lokasi serta penerapan teknologi budidaya yang ramah lingkungan” tambahnya.
Wakil Bupati Jembrana, I Gede Ngurah Patriana Krisna menyebutkan bahwa pertanian adalah salah satu sektor yang menyelamatkan Jembrana dari dampak Covid-19. Sebesar 22 % PDRB Jembrana bersumber dari pertanian, belum lagi dari perikanan.
Patriana juga menyampaikan bahwa secara produksi padi di Jembrana baru bisa mencapai 7 sampai 7,5 ton gabah kering panen (GKP) per hektare. Hal ini menurutnya tentu masih bisa ditingkatkan lagi, bahkan diharapkan bisa menjadi dua kali lipatnya.
“Ke depan kita perlu gunakan varietas-varietas yang lebih unggul, termasuk menggunakan padi khusus ini, salah satunya varietas pamelen selain produksinya tinggi harga berasnya juga lebih tinggi dari beras biasa,” ujarnya.
Sementara itu Bagus Adhi dalam sambutannya mengatakan dari prediksi awalnya produktivitas padi pada demplot hanya 7 ton GKP per hektare ternyata setelah panen produktivitasnya mencapai 12 ton GKP per hektare. Menurutnya, peningkatan produktivitas ini berkat kerja keras semua pihak termasuk BPTP Bali yang selalu mendampingi petani.
“Dari penjelasan BPTP Bali ternyata penyebab dari peningkatan produktivitas ini adalah dikarenakan adanya penambahan pupuk organik pada lahan. Ditambah lagi adanya penambahan pupuk cair hayati produk dari LPPM Unud yang membantu menyehatkan perakaran tanaman sehingga tanaman padi kita bisa berproduksi dengan baik,” ungkapnya.
Bagus Adhi pun berjanji akan membantu menyerap produksi padi petani. “Padi khusus ini akan kami jadikan komoditas ekspor. Kami akan branding dengan nama beras “Tridatu” dan Jembrana merupakan yang pertama sebagai produsen beras Tridatu,” pungkasnya.