BPTP Jateng Rintis Perbenihan Bawang Putih di Temanggung

Temanggung, Technology-Indonesia.com – Pemerintah Indonesia tengah berusaha keras meningkatkan produksi bawang putih dalam negeri untuk mewujudkan target swasembada pada 2019. Pasalnya, pasokan bawang putih di Indonesia masih sangat tergantung pada impor. Saat ini sekitar 95% bawang putih yang dikonsumsi di Indonesia berasal dari China.
Upaya peningkatan produksi bawang putih dilakukan melalui program perluasan areal tanam (PAT), peningkatan indeks pertanaman (PIP), dan intensifikasi yang dibarengi dengan penerapan teknologi budidaya yang tepat. Komponen utama dari budidaya bawang putih adalah tersedianya benih bawang putih yang bermutu dan memadai jumlahnya.
Untuk penyiapan ketersediaan benih, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) pada tahun 2017 telah merintis kegiatan perbenihan bawang putih. Salah satunya lokasi kegiatan perbenihan dilaksanakan secara on-farm oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Tengah bekerjasama dengan kelompok tani di Desa Glapansari Kec. Parakan, serta Desa Petarangan dan Desa Kruwisan Kec. Kledung Kab. Temanggung.
Kegiatan perbenihan di Desa Glapansari seluas 10 hektar melibatkan Kelompok Tani Sri Rejeki 1 dan 2. Sementara di Desa Petarangan (Kelompok Tani Sumber Makmur I) dan Kruwisan (Kelompok Tani Tri Manunggal II dan Sapta Mandiri) masing-masing seluas 5 hektar.  Total petani kooperator perbenihan di 5 kelompok tani tersebut sebanyak 69 orang.
Peneliti BPTP Jateng, Samijan mengatakan kegiatan perbenihan pada lahan seluas total 20 hektar di tiga desa tersebut dimulai pada Oktober 2017 dan diperkirakan panen pada Maret-April 2018. Varietas bawang putih yang ditanam untuk perbenihan adalah Lumbu Hijau yang memiliki potensi genetik 8-10 ton umbi kering/hektar, Lumbu Kuning (6-8 ton/hektar), dan Tawangmangu Baru (8-12 ton/hektar).
Lokasi pengkajian merupakan lahan kering dataran tinggi di lereng Gunung Sumbing pada ketinggian 1.700 m dpl.  Jenis tanah di lokasi pengkajian berupa Inceptisol, dengan curah hujan tahunan 2500-3000 mm/tahun. Di lokasi kegiatan bawang putih ditanam pada waktu musim hujan atau di luar musim, karena saat musim kemarau lahan dipergunakan untuk pertanaman tembakau.
“Pada lahan perbenihan luas 20 hektar, kita mentargetkan paling tidak menghasilkan 4 ton benih perhektar. Benih hasil panen akan didistribusikan ke petani yang belum menanam bawang putih, agar lahan pertanaman semakin meluas,” kata Samijan saat meninjau lokasi perbenihan bawang putih di Desa Glapansari, Kecamatan Parakan, Temanggung pada Kamis (22/3/2018).
Namun sebelum didistribusikan, benih ini akan mengalami proses sertifikasi melalui sistem pemurnian varietas dengan dukungan dari Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB). Menurut Samijan, saat ini ketersediaan benih sumber bawang putih yang bersertifikat (berlabel) masih terbatas.
“Untuk proses sertifikasi harus melalui pemurnian. Karena benihnya berasal dari pasar melalui jalur benih antar lapang (Jabal), ketiga varietas ini masih bercampur. Untuk mendapat sertifikasi harus dipisahkan atau dimurnikan,” terang Samijan.
Menurut teori, lanjutnya, untuk memurnikan benih paling tidak memerlukan waktu empat musim di lokasi yang sama, di musim yang sama dan dengan bahan yang sama. Untuk sertikasi satu musim tanam akan mendapatkan kelas yang paling rendah. Jika dilanjutkan akan naik di kelas selanjutnya, hingga yang tertinggi sampai kelas empat.
alt
Peneliti BPTP Jateng, Samijan  (berjaket hitam) saat meninjau lokasi perbenihan bawang putih di Desa Glapansari, Parakan, Temanggung.
Selain untuk memproduksi benih, dalam kegiatan ini juga disosialisasikan konsep pengembangan perbenihan bawang putih ramah lingkungan. Misalnya, untuk pengendalian hama diantisipasi sejak awal. Lahan diimunisasi menggunakan trichoderma dan pupuk hayati. Bibitnya juga disemprot dengan trichoderma untuk mengatasi penyakit jamur serta beauveria untuk mengatasi datangnya hama.
Teknik pengendalian hama ulat grayak menggunakan cara unik. Botol air mineral atau toples yang berisi feromon dan air sabun menjadi semacam perangkap yang digantung di sela-sela tanaman bawang. Aroma dari feronom yang mirip aroma kupu betina akan mengundang kupu jantan. Saat mendekat kupu jantan akan terperangkap dan jatuh ke air sabun.
“Tapi populasi kupu di sini rendah. Dugaan kami karena lahan di sini ada rotasi total dengan tanaman tembakau yang sudah menjadi tanaman wajib. Tembakau bisa memutus siklus total hama dan penyakit,” terang Samijan.
Selain pengendalian hama, hal lain yang perlu diperhatikan adalah mitigasi iklim yaitu memperhitungkan ketepatan waktu tanam untuk mengantisipasi kekurangan dan kelebihan air serta kesesuaian temperatur saat  pembentukan umbi. Antisipasi kemungkinan terjadinya frost (embun salju/embun tepung) dapat dilakukan dengan penentuan waktu tanam, pengairan dan drainase sesuai kondisi secara tepat, maupun penyemprotan air saat frost.
Samijan menambahkan salah satu kunci utama penunjang keberhasilan budidaya bawang putih nasional yakni dengan menambahkan pupuk organik lebih dari 20 ton/ha dan pupuk anorganik sesuai kondisi kesuburan lahan. Harapannya adalah untuk menjadikan ukuran umbi lebih besar dan produksi meningkat akan tercapai.
Pada kesempatan tersebut Ketua Kelompok Tani Sri Rejeki 1, Tito Cantoko mengatakan sekitar tahun 1990 banyak petani yang menanam bawang putih selain tanaman utama yaitu tembakau. Namun karena harga bawang putih jatuh, banyak petani yang gulung tikar. Akibatnya, keberadaan bibit bawang putih juga hampir punah di Desa Glapansari.
Menurut Tito, varietas bawang putih yang biasa ditanam petani adalah Lumbu Hijau dan Lumbu Kuning dengan produktivitasnya antara 6-12 ton umbi basah/hektar. Beberapa waktu lalu, harga benih mencapai harga Rp 80 ribu per kilogram, namun saat panen harga bawang putih rendah, akibatnya banyak petani gulung tikar. Tito meyakini jika harganya menjanjikan, petani akan kembali menanam bawang putih.
Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author