Banyak Perusahaan Lirik Benih Jagung Hibrida Balitbangtan

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Lisensi benih jagung hibrida Badan Pengembangan dan Penelitian Pertanian (Balitbangtan) terus dilakukan seiring tekad pemerintah khususnya Kementerian Pertanian (Kementan) untuk swasembada padi, jagung, dan kedelai. Kali ini, Balitbangtan memberikan lisensi kepada dua perusahaan perbenihan nasional.

Penandatanganan perjanjian lisensi dilakukan antara Balai Penelitian Tanaman Serealia Balitbangtan dengan CV Megatani Mandiri untuk varietas jagung hibrida Nakula Sadewa 29 dan HJ 21 Agritan, serta PT Agrosid Manunggal Sentosa untuk varietas jagung Nakula Sadewa 29. Penandatanganan lisensi ini dalam rangka akselerasi dan peningkatan ketersediaan benih jagung nasional.

Penandatanganan dilakukan disela kegiatan Raker Kerja Terpadu Konsolidasi Manajemen SDM, Program 2020-2024 dan Akselerasi Diseminasi Teknologi Pertanian Pangan, Hortikultura, Perkebunan dan Peternakan, pada Kamis (4/4/2019) di Hotel Aria Gajayana Malang, Jawa Timur.

Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Balitbangtan Dr. Fadjry Djufry, Plt. Kepala Puslitbang Tanaman Pangan Dr. Hardiyanto, Kepala Balit Serealia Dr. Muhammad Azrai, Kepala BPATP Dr. Retno Sri Hartati. Selain perusahaan yang menandatangani perjanjian lisensi, juga turut hadir beberapa perusahaan mitra yang sebelumnya sudah bekerjasama dengan Balitbangtan untuk beberapa invensi.

Kepala Balitbangtan Fadjry Djufry dalam sambutannya mengatakan upaya lisensi ini merupakan kesempatan sekaligus tantangan bagi Balitbangtan dalam menyediakan parent seed dan menjamin benih jagung bermutu. Kepala Balitbangtan mengajak agar para pelisiensi untuk terus berbenah dan menjaga kualitas benih yang dihasilkan.

Djufry menyampaikan bahwa kunci sukses peningkatan produksi jagung nasional, selain benih yang berkualitas juga harus didukung dengan teknologi budidaya yang tepat serta dikembangkan pada agroekosistem yang tepat juga.

Varietas unggul baru (VUB) yang dihasilkan memiliki kekurangan serta kelebihan masing-masing yang penilaiannya diserahkan kepada petani pengguna. Market yang harus disasar para lisensor selanjutnya adalah bagaimana varietas-varietas tersebut dapat tersedia secara luas di kios atau toko tani agar dapat menyasar free market. Hal ini dimaksudkan agar tidak ada keluhan dari petani pengguna bahwa benih belum tersedia di kios atau toko tani.

Saat ini penyediaan benih tetua dan standing crop produksi benih hibrida Balitbangtan terus dilakukan terhadap beberapa varietas, antara lain : Bima 2, Bima 9, Bima 10, Bima 11, Bima 14, Bima 16, Bima 19 dan Bima 20, HJ 21, JH 27, Nakula Sadewa 29, JH 37. Total biji tersedia hingga akhir Maret 2019 adalah 6.222 kg, tongkol 53.065 kg dan standing crop seluas 122 ha.

“Guna menjaga kualitas serta meningkatkan kuantitas benih jagung, kedepan Balit Serealia diharapkan terus meningkatkan aspek monitoring dan evaluasi serta unpan balik dari penyebaran benih jagung yang dilisensikan,” tutup Fadjry.

Kegiatan diseminasi VUB Jagung Hibrida terus ditingkatkan oleh Balit Serealia bersama mitra lisensi yang dilakukan ke berbagai daerah potensial di Indonesia. Selain memenuhi kebutuhan benih jagung lokal serta nasional, harapan kedepan para mitra dapat melakukan ekspor benih jagung ke mancanegara. Ronald – Puslitbang Tanaman Pangan

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author