Jakarta, Technology-Indonesia.com – Lahan kering beriklim kering adalah hamparan lahan yang tidak tergenang air pada sebagian besar waktu dalam setahun dan berada di daerah iklim kering. Curah hujan tahunan yang rendah dengan jumlah bulan kering lebih dari tujuh bulan mengakibatkan wilayah ini sering mengalami kekurangan air yang mengakibatkan produktivitas tanah rendah. Untuk meningkatkan produktivitas lahan diperlukan penerapan inovasi teknologi pertanian, salah satunya adalah teknik pengelolaan air.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) pada 2021, melakukan kegiatan Riset Pengembangan Inovatif Kolaboratif Lahan Kering Iklim Kering (RPIK LKIK) di Kabupaten Sumbawa Barat. Kegiatan ini kolaborasi kali ini melibatkan instansi internal Balitbangtan yaitu Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi (Balitklimat), Balai Penelitian Tanah (Balittah), Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri), Balai Penelitian Tanaman Serealia (Balitsereal), serta Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi NTB. Kegiatan kolaborasi ini juga melibatkan Pemerintah Daerah, terutama Bupati dan Dinas Pertanian setempat. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) menjadi koordinator dalam program RPIK LKIK ini.
Lokasi yang dipilih dalam kegiatan RPIK LKIK tahun 2021 adalah Desa Senayan, Kecamatan Poto Tano, Kabupaten Sumbawa Barat. Karakteristik Lahan Kering Iklim Kering di Desa Senayan ini menyebabkan petani hanya bisa tanam satu kali karena terkendala pasokan air. Diharapkan program RPIK LKIK ini dapat memberi manfaat kepada petani, dari yang hanya satu kali tanam bisa menjadi dua, bahkan tiga kali tanam karena pasokan air sudah tersedia di lahan mereka.
Balitklimat sesuai dengan tupoksinya sebagai balai penelitian terkait iklim dan air, dalam program kolaborasi ini mendapat tugas untuk menyusun tata kelola sumberdaya air dilahan seluas 100 hektare (ha). Kegiatan ini didahului dengan baseline survey potensi sumberdaya air di lokasi. Kemudian dilanjutkan dengan desain tata kelola air, jaringan dan teknik irigasi. Hasil desain kemudian dikerjakan oleh Tim Hidrologi dilapang. Beberapa pekerjaan diantaranya panggalian saluran, pipanisasi, hingga pemasangan outlet disetiap lahan yang menjadi lokasi program RPIK LKIK.
Teknik irigasi springkler dipilih dalam kegiatan ini karena dengan kondisi air yang terbatas seperti di Sumbawa Barat, teknik ini lebih menguntungkan karena lebih menghemat air dibandingkan irigasi permukaan. Keunggulan lain dari sistem irigasi springkler adalah selain digunakan untuk menyiram tanaman, sistem ini juga dapat sekaligus digunakan untuk pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit tanaman.
Disamping itu sistem irigasi ini dapat menjaga kelembaban tanah dan mengontrol kondisi iklim sesuai pertumbuhan tanaman, termasuk pada lahan marginal yang memiliki kapasitas infitrasi atau kapasitas menyimpan air yang rendah. Teknik irigasi big gun sprinkler yang dipilih pada kegiatan ini mengintegrasikan antara big gun sprinkler dengan pompa bertekanan tinggi yang dihubungkan melalui jaringan distribusi irigasi, baik pipa maupun selang.
Big gun sprinkler dicirikan oleh kemampuan jangkauan penyiraman yang dapat mencapai beberapa ratus meter dengan kapasitas debit penyiraman lebih dari 1,5 l/s. Kemampuan jangkauan penyiraman yang luas ini diperoleh dari pengintegrasian pompa bertekanan tinggi. Satu unit sistem irigasi big gun sprinkler terdiri atas sprinkler, tripod, selang gulung, pipa distribusi, kran, konektor, dan pompa. Sistem irigasi modern ini tidak memerlukan instalasi jaringan pipa yang rapat karena bersifat portable sehingga dapat dipindahkan pada lokasi lain yang akan diirigasi. (Sumber Balitklimat)