Jakarta, Technology-Indonesia.com – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Organisasi Riset Tenaga Nuklir (ORTN) melakukan penelitian untuk meningkatkan kualitas produk tanaman porang dengan memanfaatkan radiasi gamma. Pemanfaatan teknik mutasi radiasi sinar gamma dapat dilakukan untuk perbaikan varietas porang
Plt. Kepala Pusat Riset dan Teknologi Aplikasi Isotop dan Radiasi, ORTN BRIN, Roziq Himawan menyampaikan hal tersebut dalam Webinar Bimbingan Teknis dan Sosialisasi Propaktani, bertema Pemanfaatan Teknologi Radiasi Sinar Gamma untuk Mendukung Kesuksesan Agribisnis Aneka Produk Berbasis Porang, yang digelar secara daring pada Kamis, 17 Februari 2022.
“Tujuan perbaikan dapat berupa peningkatan produktivitas umbi, peningkatan kadar glukomanan pada umbi, perbaikan ketahanan terhadap hama dan penyakit, serta perbaikan ketahanan terhadap kekeringan. Bagian yang diiradiasi yaitu mata tunas atau umbi, katak, dan biji,” ungkap Roziq dikutip dari website brin.go.id.
Selain untuk perbaikan varietas tanaman, teknologi iradiasi juga dimanfaatkan untuk pengawetan bahan pangan dan sterilisasi alat kesehatan.
Plt. Kepala Pusat Rekayasa Fasilitas Nuklir, ORTN BRIN, Kristedjo Kurnianto mengatakan, produk pertanian yang tidak dikelola dengan baik akan menjadi rusak karena pengolahan paska panen yang tidak optimal dan terjadinya perubahan iklim.
“Iradiator Gamma merupakan salah satu opsi dan solusi untuk sterilisasi maupun pengawetan bahan makanan, obat-obatan, serta produk medis. Manfaat iradiasi adalah untuk menghambat pertunasan, membasmi serangga, memperpanjang umur simpan, mereduksi patogen, dan karantina,” jelasnya.
Keunggulan sinar gamma, jelas Kristedjo, yaitu memiliki daya tembus yang sangat tinggi, efeknya menyeluruh tetapi harus dengan dosis radiasi yang tepat, prosesnya sederhana pada suhu kamar sehingga bentuk dan warna produk tidak berubah, tidak meninggalkan radiasi, tidak menggunakan bahan kimia, dan tentunya aman.
Ia mengungkapkan, teknologi iradiasi gamma terbukti lebih unggul dari konvensional. Iradiasi dapat menjadi solusi yang digunakan untuk pengawetan produk pangan, meningkatkan kualitas produk sehingga nilai jualnya tidak turun.
Selain itu, untuk memperbaiki sifat yang kurang dikehendaki pada varietas tanaman porang, iradiasi gamma dapat juga digunakan melalui teknik mutasi genetik, sehingga diperoleh varietas tanaman porang baru dengan sifat yang lebih baik.
“Dengan memanfaatkan teknologi iradiasi gamma diharapkan dapat mendukung suksesnya budidaya dan perkembangan agribisnis porang di Indonesia,” terang Kristedjo.