TechnologyIndonesia.id – Untuk menyukseskan program Makan Bergizi Gratis (MBG), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Organisasi Riset Pertanian dan Pangan (ORPP) menetapkan Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan (PRTPP) sebagai pilot project percepatan kolaborasi riset pangan melalui sinkronisasi makanan bernutrisi (Nutrisync).
Kepala ORPP BRIN, Puji Lestari menyampaikan bahwa proyek percepatan ini menjadi kontribusi nyata BRIN dalam mendukung keberhasilan program MBG melalui pendekatan riset yang terstruktur dan berbasis kebutuhan pangan bernutrisi.
Salah satu program yang akan dilakukan adalah riset inovasi superfood dan pangan alternatif yang selama ini sudah dilakukan para periset di PRTPP. Puji mengungkapkan agar risetnya semakin lengkap dan komprehensif, selain dari sisi riset pascapanen, proyek percepatan ini akan dikuatkan dengan riset di bidang onfarm.
“Nanti akan kita masukkan riset terkait dengan optimasi pertanian di kawasan pesisir tentang bagaimana budidaya komoditas pertanian tetapi tidak menggunakan lahan darat,” ujarnya saat Monitoring dan Evaluasi Semester I PRTPP di Gunungkidul, pada Selasa (22/7/2025).
Ia menjelaskan bahwa aspek manajerial juga menjadi perhatian dalam proyek ini. BRIN akan menyusun standard operating procedures (SOP) untuk tata kelola kolaborasi, pendanaan riset, serta penguatan kelompok riset.
“Kami juga mendorong para periset utama menyusun policy brief untuk memperkuat sinergi antara hasil riset dan kebijakan,” imbuhnya.
Ia berharap dengan terbentuknya portal kolaborasi online dapat menjadi media bagi pemangku kebijakan, baik nasional maupun internasional untuk dapat berkomunikasi langsung setiap saat dan di manapun.
Kolaborasi dengan Mitra Industri
Ferry Fardiansyah, Vice President ID Food dalam kesempatan ini menyampaikan tantangan yang dihadapi dalam mendukung program MBG dan Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) adalah terkait dengan proses pengolahan serta rantai pasok pangan.
“Permasalahan untuk MBG adalah bagaimana mengolah bahan baku yang masih segar supaya tetap aman dan higienis pada saat dikonsumsi sedangkan pada KDMP terkait dengan bagaimana proses teknologi penyimpanan komoditas pangan agar memiliki umur simpan yang panjang,” ungkap Ferry.
ID Food telah memaksimalkan pemanfaatan digitalisasi dengan menciptakan sistem cerdas terintegrasi dari hulu ke hilir dalam rangka membantu menghubungkan komoditas pangan kepada end user.
Selain itu, menurutnya teknologi pascapanen dan penyimpanan bahan pangan seperti rantai dingin dan penanganan dairy product yang mudah rusak perlu dikembangkan dan diaplikasikan. (Sumber: brin.go.id)
BRIN Inisiasi Percepatan Kolaborasi Riset Pangan untuk Dukung Program MBG
