LIPI Angkat Peran Perempuan dalam Transformasi Iptek

alt
Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI, Enny Sudarmonowati 
 
Jakarta, Technology-Indonesia.com – Hari Perempuan Internasional (International Women’s Day) yang diperingati setiap tanggal 8 Maret merupakan perayaan global untuk pencapaian peran para perempuan sedunia dalam berbagai bidang.  Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memaknai peringatan hari tersebut dengan mengangkat peran perempuan dalam dunia riset dan ilmu pengetahuan.
 
Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI, Enny Sudarmonowati mengatakan LIPI terus mendorong para perempuan menjadi agen perubahan bagi dunia ilmu pengetahuan dan riset di Indonesia. Saat ini terdapat 779 perempuan peneliti dari 1.743 peneliti yang tersebar di 50 satuan kerja LIPI di seluruh Indonesia. 
 
“Pada dasarnya, LIPI mendukung para perempuan peneliti agar memiliki kinerja optimal dengan dukungan dari sistem dan manajemen LIPI. Salah satunya dengan meningkatkan kompetensi agar mereka dapat diakui dalam jejaring komunitas ilmiah internasional dan menjadi agen perubahan dunia,” kata Enny dalam Diskusi Publik Peringatan Hari Perempuan Internasional 2018 “Perempuan dalam Transformasi Iptek” di Media Center LIPI, Jakarta pada Kamis (8/3/2018).
 
Pemegang tiga paten di bidang tanaman pertanian dan kehutanan ini mengatakan ketertarikan perempuan terhadap ilmu pengetahuan terbilang tinggi, terutama di bidang-bidang tertentu misalnya life sciences. Menurut Enny, lingkungan sangat berperan pada minat seseorang terhadap ilmu pengetahuan.
 
“Perempuan mempunyai kelebihan multitasking. Kelebihan itu perlu diasah caranya pertama kali dengan pintar membagi waktu. Dalam satu waktu mengerjakan beberapa pekerjaan,” kata Enny yang pernah meraih penghargaan 100 Best Woman Researchers dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
 
Orang yang sukses, lanjutnya, adalah orang yang bisa mengerjakan beberapa pekerjaan tetapi sukses semua. Itu perlu dilatih, namun jangan sampai merusak waktu dengan keluarga. 
 
alt
Dalam diskusi publik kali ini, LIPI menghadirkan tiga Srikandi peneliti berprestasi LIPI. Salah satunya Yuliati Herbani, peneliti Pusat Penelitian Fisika LIPI, penerima L’ORÉAL – UNESCO For Women in Science National Fellowship Awards 2017 kategori Engineering Sciences.
 
Yuliati menuturkan peran perempuan peneliti saat ini sudah baik dibandingkan dengan sebelumnya. “Apresiasi pemerintah dan masyarakat Indonesia maupun dunia bagi perempuan peneliti semakin meningkat, khususnya ketersediaan porsi-porsi khusus dalam hal pendanaan riset dan beasiswa,” katanya.
 
Hal ini cukup memotivasi bagi perempuan peneliti untuk terus berkarya mengimbangi dominasi kaum pria. Selain itu, juga mendorong kaum perempuan pada umumnya untuk bercita-cita menjadi peneliti. Apresiasi terhadap perempuan peneliti akan berdampak pada perubahan iklim kerja peneliti, dimana peneliti perempuan diberi ruang dan kesempatan seluas-luasnya untuk menjadi pemimpin dalam suatu kegiatan riset.
 
Menurut Yuliati, porsi dan apresiasi luas dari berbagai kalangan inilah yang memungkinkan jenjang karir peneliti tidak lagi menjadi momok bagi perempuan. Contohnya, saat ini di Pusat Penelitian Fisika ada tiga orang perempuan peneliti dari delapan orang peneliti yang telah mencapai jenjang Peneliti Utama. 
 
“Ini merupakan satu indikator bahwa perempuan peneliti juga dapat mencapai jenjang karir tertinggi dengan bersaing secara profesional dengan kaum pria dalam memajukan ilmu pengetahuan di Indonesia,” ungkapnya.
 
Pembicara kedua, Siti Nurul Aisyiyah Jenie, peneliti Pusat Penelitian Kimia LIPI, penerima L’ORÉAL – UNESCO For Women in Science National Fellowship Awards 2017 kategori Material Sciences
 
Aisyiyah saat ini tengah mengembangkan alat pendeteksi kanker dengan memanfaatkan silika alam dari bioresources Indonesia. Sistem ini mampu mendeteksi kanker secara dini sehingga penanganannya bisa lebih mudah. Ia bercita-cita menjadikan alat pendeteksi kanker seperti alat test kehamilan yang dapat digunakan dengan mudah oleh siapa saja.
 
Perempuan peneliti lainnya adalah Sri Rahayu, peneliti Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya LIPI, yang telah mempublikasikan dua spesies baru, Hoya undulata SRahayu & Rodda serta Hoya rintzii Rodda, Simmonsson & Srahayu. Rahayu juga pemegang tiga paten/PVT (Perlindungan Varietas Tanaman) yaitu PVT Aeschynanthus “Soedjana Kassan”,  PVT Aeschynanthus “Mahligai”, dan  PVT Hoya “Kusnoto”.
Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author