Bogor, Technology-Indonesia.com – Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) akan membawa kurang lebih 26 produk inovatif Pusat Unggulan Iptek (PUI) dalam Indonesia Innovation Day (IID) 2018 pada 16-17 Oktober 2018 di Kobe, Jepang. Produk-produk inovatif ini siap hilirisasi dan masuk pangsa pasar industri Jepang.
Kemenristekdikti terus berupaya meningkatkan fasilitasi dan asistensi teknis dalam mendukung peningkatan mutu produk dan keberterimaannya pada industri baik nasional maupun internasional. Upaya tersebut diwujudkan melalui Kegiatan Peningkatan Kapasitas Hilirisasi Produk Unggulan PUI, yang merupakan rangkaian IID 2018. Sebelumnya, IID 2017 telah sukses dilaksanakan di Eindhoven, Belanda.
Dirjen Kelembagaan Iptek dan Dikti, Patdono Suwignjo mengatakan produk unggulan PUI harus dihilirisasi di dalam negeri maupun internasional.
“Hilirisasi internasional kita bantu melalui Indonesia Innovation Day. Kita melakukan pameran di luar negeri untuk mencari pembeli maupun mencari mitra untuk menyempurnakan produk,” kata Patdono di sela Rapat Koordinasi (Rakor) Lembaga Litbang Pusat Unggulan Iptek (PUI) Tahun 2018 di Gedung Konservasi Kebun Raya Bogor pada Selasa (15/5/2018). Salah satu agenda Rakor tersebut adalah launching IID 2018.
Indonesia Innovation Day merupakan wahana memperkenalkan produk inovatif unggulan PUI di kalangan institusi riset-inovasi berbagai negara, memperluas jaringan kerjasama internasional baik dalam hal pengembangan teknologi lanjutan, kerjasama sertifikasi produk untuk pangsa pasar internasional, perluasan promosi dan pasar atas produk, dan meningkatkan sinergi inovasi yang berkelanjutan antar lembaga PUI dengan pusat niset inovasi dan industri di berbagai negara.
Patdono mengungkapkan Kemenristekdikti telah membentuk tim ahli untuk melakukan penilaian produk-produk yang layak dipasarkan di Jepang. Rencananya, Kemenristekdikti akan membawa 26 produk inovatif yang mencakup bidang pangan pertanian; energi; kesehatan dan obat-obatan; sosial, budaya, dan humaniora; telekomunikasi, informasi, dan komunikasi; material maju; dan kemaritiman.
“Sampai sekarang sudah ada beberapa yang sepakat untuk melakukan kerjasama baik berupa pembelian produk maupun kerjasama penelitian untuk menyempurnakan produknya,” lanjutnya.
Patdono mengungkapkan, setelah Jepang, ke depan pihaknya berencana membawa produk inovatif PUI ke pasar Amerika. Langkah ini merupakan upaya untuk mengkomersialisasi produk inovatif untuk dikomersialkan baik di dalam maupun luar negeri.
“Kita akan melakukan evaluasi yang kira-kira berpotensi untuk dijual ke luar negeri maka itu yang kita bawa. Ada yang potensinya dijual di dalam negeri saja, belum kita bawa. Kalau layak dijual di dalam negeri dan luar negari baru kita bawa,” terangnya.
Patdono mencontohkan sewaktu pameran di Belanda untuk penetrasi ke pasar Eropa salah satu yang dibawa hasil PUI berupa bunga lipstik. Sebab, Eropa merupakan pasar bunga yang besar dan salah satu eksportir bunga terbesar adalah Belanda. “Bunga lipstik kalau dijual di Amerka belum tentu laku. Maka kita harus mengirim tim untuk mempelajari,” pungkasnya.
Pada Rapat Koordinasi PUI ini, selain launching IID 2018 juga dilaksanakan launching Platform Sinergi Litbang Unggul Indonesia, penanaman pohon langka hasil riset Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya LIPI, dan Silaturahim Lembaga Litbang Unggul Indonesia yang merupakan forum interaksi keunggulan dan sinergi lembaga litbang dalam menjawab isu-isu strategis nasional.