Science for All, Kenalkan Sains Lewat Alat Peraga

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Agar generasi milenial tertarik pada sains, Pusat Peragaan Iptek (PP-Iptek) Kemenristekdikti memboyong alat peraga iptek ke beberapa sekolah di wilayah DKI Jakarta. Salah satunya ke SMKN 1 Jakarta Pusat dalam gelaran Science for All (SFA) DKI Jakarta yang berlangsung pada 22 – 24 Oktober 2019.

SFA digelar oleh PP-Iptek, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta. Sebelumnya SFA DKI Jakarta telah digelar di SMKN 24 Cipayung untuk wilayah Jakarta Timur dan SMKN 57 untuk wilayah Jakarta Selatan. Selanjutnya SFA akan digelar di Jakarta Barat dan Jakarta Utara.

“Misi PP-Iptek adalah pembelajaran dan juga pelayanan sehingga kegiatan ini akan kita ikuti dengan kerjasama yang terbaik untuk anak didik. Prinsipnya bagaimana anak-anak bisa memanfaatkan kegiatan ini dan misi kita ke depan bagaimana anak-anak tertarik akan sains,” terang Direktur PP-Iptek, M. Syachrial Annas saat pembukaan SFA di SMKN 1 Jakarta Pusat pada Selasa (22/10/2019).

Syachrial berharap, kegiatan SFA ini dapat membuka lebih luas wawasan dan pemahaman Iptek masyarakat di wilayah DKI Jakarta terutama wilayah Jakarta Pusat, khususnya pelajar dan memperkuat kapabilitas pendidik dalam menciptakan media pembelajaran Iptek di sekolah.

Kepala SMKN I Jakarta, Rahmedi mengatakan kegiatan ini sangat bermanfaat karena para siswa banyak mendapatkan hal-hal baru yang implementatif. Pelajaran teori yang didapatkan di kelas bisa ditemukan aplikasinya melalui peragaan-peragaan iptek.

“Teori-teori yang mereka pelajari dalam pelajaran di kelas dapat mereka temukan aplikasinya di dalam alat peraga yang diperagakan oleh PP-Iptek pada kegiatan ini,” tutur Rahmedi.

SFA ini, lanjutnya, menjangkau terhadap lapisan terdasar mulai dari anak TK, SD, SMP, hingga SMA. Mereka sangat antusias melihat adanya teknologi-teknologi yang selama ini mereka tidak tahu. Saya lihat mereka termotivasi untuk berkreasi dan berkreativitas terhadap hal-hal baru yang dilandasi oleh iptek.

“Kesimpulannya bagi saya, apa yang dilakukan PP-Iptek merupakan bagian dari proses pembelajaran. Ini sebuah proses pembelajaran yang bagus dan sangat ideal karena segala sesuatu tidak terbatas teoritis,” ungkapnya.

Dari kegiatan pertama di SMKN I ini, Rahmedi berharap SFA bisa menjadi kegiatan rutin dan kedepan ada beberapa kerjasama lain dengan PP-Iptek.

“Kegiatan ini bagi sekolah sungguh sangat bagus. Kami apresiasi PP-Iptek karena kegiatan ini bisa memberikan motivasi kepada para siswa dalam rangka menggali iptek. Pada akhirnya mereka akan mencoba mewujudkan dalam bentuk hasil-hasil kreativitas mereka,” katanya.

Rahmedi juga berharap PP-Iptek bisa menghubungkan SMKN I dengan industri dan kampus-kampus. Bagaimanapun juga SMK tidak ada artinya kalau tidak ada dukungan industri. “Banyak sekali yang bisa dilakukan bersama PP-Iptek untuk meningkatkan kualitas pendidikan di DKI Jakarta,” harapnya.

Sementara itu, Wiji Kusrini dari Suku Dinas Pendidikan Jakarta Selatan menyampaikan respon positif terhadap SFA. Dengan adanya jemput bola dari PP-Iptek, anak-anak didik bisa mengetahui dan mencoba berbagai alat peraga iptek.

“Ternyata menarik sekali,” ungkap Wiji. Pihaknya berharap ada tindak lanjut kegiatan tersebut melalui kerjasama-kerjasama lainnya.

Pada kesempatan tersebut, Amin Faturachman dari Suku Dinas Pendidikan Jakarta Barat I mengatakan bahwa SFA merupakan kegiatan yang kece dan keren karena siswa mendapat pengalaman untuk mencoba langsung dan mengalami langsung alat peraga iptek.

“Ini kegiatan yang keren karena tidak semua sekolah mempunyai sarana dan prasarana yang memungkinkan siswa mendapatkan pengalaman langsung,” lanjutnya.

Menurut Amin, pembelajaran dengan mendapatkan pengalaman langsung itu lebih mudah dipahami dan bertahan lama dibandingkan dengan hanya membaca buku. Sebab, alat peraganya dirancang yang teknologinya memungkinkan untuk aplikasi pembelajaran tadi dengan cara menyenangkan.

Selanjutnya, tantangan bagi guru adalah bagaimana mengikuti perkembangan zaman sebab anak didik sudah berada di era abad 21 atau sering dibilang generasi z. Amin berharap guru yang datang berkunjung ke SFA bisa terbuka mata dan hatinya untuk melakukan pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan sesuai dengan zaman si anak didik.

“Kerjasama dengan PP Iptek memungkinkan anak memiliki pengalaman terhadap teknologi pembelajaran yang keren dan kece,” pungkasnya.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author