
Kepala BPPT bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Agus Puji Prasetyono, Staf Ahli Bidang Relevansi dan Produktivitas Kemenristekdikti dalam Rapat Kerja BPPT Tahun 2018
Â
Jakarta, Technology-Indonesia.com – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menggelar Rapat Kerja (Raker) Tahun 2018 untuk menentukan kebijakan, terutama dalam upaya meningkatkan peran dan kontribusi BPPT dalam pembangunan nasional guna peningkatan daya saing nasional dan kemandirian bangsa.
Â
Kepala BPPT Unggul Priyanto mengatakan saat ini pembangunan nasional sedang memasuki tahun ke tiga dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 – 2019. Pemerintah sedang bekerja keras dalam mewujudkan target target Nawacita yang telah ditetapkan.
Â
“Dalam Nawacita yang menjadi acuan dalam pembangunan nasional, BPPT setidaknya berkontribusi dan dibebani target dalam pencapaian pada butir ke 1, 6 dan 7 dari 9 butir Nawacita. Itulah mengapa Raker BPPT 2018 ini mengambil tema Pencapaian Nawacita melalui Inovasi dan Layanan Teknologi,” ungkap Unggul Priyanto saat membuka gelaran Raker BPPT di Auditorium Gedung II BPPT, pada Rabu (31/1/2018).Â
Â
Kepala BPPT menerangkan, pada Nawacita ke-1 yaitu “Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara,” BPPT dapat berperan dan berkontribusi dalam pengembangan industri pertahanan nasional dengan inovasi-inovasi yang dihasilkan seperti drone atau PUNA Wulung yang sudah diproduksi PT Dirgantara Indonesia dan dimanfaatkan TNI AU, serta inovasi bidang pertahanan dan keamanan lainnya.
Â
Pada Nawacita ke-6 yaitu “Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional, BPPT dapat berperan dan berkontribusi dalam mendorong industri dalam negeri untuk memproduksi produk yang berdaya saing seperti garam farmasi, material biocompatible untuk implan tulang serta pembangunan techno park seperti di Cimahi, Bantaeng, dan NSTP (National Science and Techno Park).
Â
Pada Nawacita ke-7 yaitu “Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor ekonomi strategis domestik,” BPPT dapat berperan dan berkontribusi dalam ketahanan pangan dan ketahanan energi, kesehatan, konektivitas, kemaritiman, penanggulangan bencana, dan lainnya.
Â
“Sejalan meningkatnya peran dan kemampuan BPPT, penugasan dan tanggung jawab kepada BPPT dari pemerintah juga makin banyak seperti; penugasan FS (feasibility study) Kereta Cepat Jakarta – Surabaya, peningkatan TKDN, pilot project garam industry, pengolahan emas bebas merkuri, dan pembangunan pembangkit listrik tenaga PLT Sampah,“ urai Kepala BPPT.
Â
Untuk menjawab tantangan dalam pembangunan yang semakin besar tersebut, maka dalam Raker BPPT kali ini dibahas perubahan dan harmonisasi Visi Misi dan Renstra yang lebih sesuai dan dapat mengakomodir peningkatan peran tersebut.Â
Â
“Visi Misi BPPT ke depan kembali ditekankan bukan hanya melakukan inovasi dan layanan teknologi, tetapi juga memberikan rekomendasi kebijakan nasional di bidang teknologi. Selain itu, BPPT akan tetap berkiprah untuk mendukung berjalannya inovasi teknologi kepada bangsa ini,” ungkap Unggul.
Â
Tak kalah penting, lanjutnya, BPPT juga akan menekankan dan menambahkan ke dalam visi misi yang akan datang yaitu yang menyangkut clearing technology dan audit teknologi yang sangat butuhkan oleh negara ini.
Â
Pada Raker BPPT 2018 juga dilaksanakan 16 penandatanganan kerjasama yaitu 10 penandatanganan nota kesepahaman (MoU), lima perjanjian kerjasama, dan satu non disclosure agreement (NDA).
Â
Sepuluh MoU dilakukan dengan pihak Universitas Sriwijaya; Pemkab Natuna; PT Bumi Resik Nusantara; Pemerintah Kabupaten Lombok Utara; Pemerintah Kabupaten Pelalawan – PT Pindad – PT Rekayasa Engineering – Pusat Penelitian Kelapa Sawit – Dewan Minyak Sawit Indonesia; Pemkab Bantaeng; Pemkab Humbang Hasundutan; BMUI MEDCO Foundation; Scienceenergy SpA – PT Scienceenergi Teknologi Indonesia, dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Â
Sementara lima perjanjian kerjasama dilakukan bersama pihak Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lebak, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Pemkab Bantaeng; Puslitbangnak – Kementerian Pertanian; Pemkab Banggai, dan PT WIKA.
Â
Kepala BPPT menyebutkan tahun ini BPPT akan memasuki usia 5 windu, atau 40 tahun, pada 21 Agustus 2018. Kerjasama ini, lanjutnya, semakin memberi dukungan moril bagi BPPT, untuk terus giat berkarya dalam pembangunan.
Â
“Semoga semakin memberi spirit kepada kami untuk terus berupaya keras menghadirkan inovasi serta rekomendasi teknologi yang terbaik, guna percepatan pembangunan nasional dan mendukung Agenda Nawacita,” pungkasnya.Â
Â
Â