Dua Remaja Penemu Helm dan Pembatas Ruang Merokok Raih Emas

Anak bangsa kembali mengukir prestasi di ajang International for Young Inventorsi di Bangkok  akhir Juni lalu. Indonesia berhasil menyabet dua medali emas karya invensi remaja Indonesia dan dua perunggu serta dua penghargaan spesial.

Kedua karya invensi peraih emas adalah Linus Nara Pradhana, siswa kelas 1 SMP Petra, Surabaya, yang menyajikan tentang Water-coated Helmet, dan Carbofil Application for Carbon-Oxygen Separation in Smoking Room karya Hermawan Maulana dan Zihramna Afdi, siswa kelas 2 SMA Negeri 3 Semarang.

“Selain memperoleh medali emas, khusus Linus Nara Pradhana juga mendapatkan special award,” ungkap Kepala Biro Kerjasama dan Pemasyarakatan Iptek (BKPI) LIPI, Dr. Ir. Bogie Soedjatmiko Eko Tjahjono, MSc di Jakarta.

Bogie menjelaskan, ada enam karya ilmiah remaja Indonesia yang ditampilkan dalam ajang IEYI. Selain dua emas, dua karya lain mendapatkan medali perunggu yakni Edges Shoes karya Muhammad Luqman dan Fishal Fuad Rahman, siswa SMA Negeri 2 Yogyakarta, serta Braille Glass karya Nadya Almass Luthfiahardha Arief, siswa kelas 6 SD Muhammadiyah Manyar, Gresik.

Sedangkan, dua karya lainnya lagi memperoleh penghargaan special awards. Keduanya adalah Mini Multi Commander karya Dini Esfandiari dan Shofi Delaila Herdi, siswa SMA Semesta Semarang, serta Jaritmatika Game karya Nur Chabibur Rohim, Muhammad Asrori, dan Risang Yogardi, siswa SMK Negeri 1 Tengaran.

Remaja yang tampil pada ajang international tersebut merupakan pemenang dan finalis National Young Inventors Awards yang diselenggarakan setiap tahun oleh LIPI sebagai media pembinaan kemampuan ilmiah remaja Indonesia. Keikutsertaan mereka sepenuhnya disponsori oleh LIPI dengan dukungan dari sekolah, guru serta orang tua yang turut mendampingi ke Bangkok.

Ajang IEYI tahun 2012 ini menampilkan 207 karya invensi para remaja dari 9 negara yang terbagi dalam 5 kategori. Kompetisi ini sebenarnya direncanakan terselenggara pada tahun 2011 lalu, namun karena Bangkok mengalami banjir yang sangat parah, maka penyelenggaraan ajang tersebut diundur.

Tahun 2013, ajang IEYI akan diadakan di Malaysia dan penyelenggaraan di Indonesia pada tahun 2014. Prestasi para remaja yang dicapai pada ajang itu menunjukkan Indonesia memiliki stok remaja yang berkualitas. Di antara kontingen tersebut, bahkan ada yang masih sangat belia, masih duduk di bangku SD dan SMP.

Selain ke Bangkok, LIPI pada tahun ini telah mengirimkan tiga kontingen ke berbagai ajang ilmiah remaja luar negeri dan semuanya kembali dengan mendapatkan penghargaan.

“LIPI akan terus melakukan kegiatan-kegiatan seperti ini untuk memfasilitasi dan meningkatkan kemampuan ilmiah remaja Indonesia, khususnya yang berkaitan dengan kreativitas ilmiah yang bermanfaat,” katanya.

Kemampuan ilmiah adalah salah satu pilar kemajuan bangsa. Dengan pembinaan yang baik, setiap remaja berprestasi diharapkan mampu berkreasi menemukan dan membuat terobosan baru di bidangnya masing-masing.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author