Setelah menunggu selama dua tahun, peneliti Indonesia dan Amerika bisa bekerja sama untuk untuk mengatasi tantangan global bidang ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan, kelautan keanekaragaman hayati, perubahan iklim dan teknologi pertanian.
Hal itu dilakukan dalam rangka memperkuat kerjasama internasional di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Kerja sama itu dilakukan Kementerian Riset dan Teknologi Republik Indonesia dalam kerangka Joint Committee Meeting (JCM) on Science and Technology yang berlangsung 14-15 Mei 2012.
Menurut Deputi Menegristek Bidang Jaringan IPTEK, Amin Soebandrio,kegiatan Ini sebagai tindak lanjut dari penandatanganan Kesepakatan Bersama tentang iptek oleh Indonesia dan Amerika Serikat dua tahun lalu.
Delegasi Amerika Serikat dipimpin oleh Kerri-Ann Jones, Assistant Secretary of State for Oceans and International Environmental and Scientific Affairs of US dan Indonesia dalam kerja sama ini sepakat untuk untuk mengawasi dan mengevaluasi perjanjian yang sudah ada. Selain itu juga untuk mengidentifikasi dan mengembangkan kerja sama baru yang prospektif dan strategis, serta menunjukkan kepada dunia perhatian kedua negara akan isu-isu penting untuk mengatasi tantangan global, terutamanya di bidang IPTEK Kesehatan, kelautan, keanekaragaman hayati, perubahan iklim; serta teknologi pertanian.
Menurut Sekretaris Kementerian Riset dan Teknologi, Mulyanto, pemilihan bidang-bidang tersebut didasari pada beberapa alasan antara lain ketertarikan kedua negara akan bidang tersebut dan bagi Indonesia, bidang-bidang tersebut merupakan bagian dari prioritas riset nasional dan prioritas Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II.
Diharapkan program dan dialog yang intensif dalam kerjasama bilateral ini dapat menghasilkan kontribusi signifikan terhadap Sistem Inovasi Nasional (SINas) dan Sistem Inovasi Daerah (SIDa). Setelah ini, akan ada Action Plan yang dalam sebulan, setelah itu kerja sama segera dimulai.
