Belakangan kian banyak muncul penyakit degeneratif dan gejala penuaan (aging). Bagaimana menyembuhkannya, apakah ada solusi ampuh mengatasinya? Mungkinkah manusia bisa menambah umur biologisnya?
Ini kabar baik bagi siapa pun yang mengalamai masalah penuaan. Sebuah tim riset dari Fakultas Kedokteran Universitas Stanford berhasil meningkatkan ‘umur biologis’ dari sel kulit manusia. Menggunakan RNA termodifikasi (m-RNA), tim ini telah mendemontrasikan cara memperpanjang telomer manusia setara 1.000 nukleotida. Ini setara dengan peningkatan 1/8 atau 12,5% dari potensi umur normalnya.
Menurut tim FK Universitas Stanford, panjangnya telomer pada ujung khromosom tertentu merupakan prosedur baru yang efektif dan cepat untuk meningkatkan potensi umur biologis manusia. Panjang telomer berhubungan erat dengan eksistensi penyakit menua (aging). Sel-sel manusia diterapi di lab demikian rupa sehingga tetap lebih muda dan tampak muda dibanding sel-sel normal lainnya.
Metode penggunaan RNA termodifikasi akan meningkatkan kemampuan peneliti menghasilkan sejumlah besar sel untuk studi atau pengembangan obat mengatasi berbagai penyakit dan gejala penuaan. Telomer sel-sel kulit, dengan metode M-RNA, dapat diperpanjang sampai 40 kali dibanding sel-sel biasa.. Para peneliti berhipotesis M-RNA dapat mengetasi gejala pemendekan telomer yang menjadi indikasi adanya penuaan.
Telomeres berperan sebagai penanda protektif dalam khromosom genom manusia. Manudia usia muda umumnya memiliki telomer sepanjang 8,000-10,000 nukleotida. Telomer-telomer ini memendek setiap kali sel membelah diri. Dan ketika panjangnya mencapai titik kritis tertentu, sel akan berhenti membelah diri atau mati. Saat itulah terjadi penuaan. Proses menuju aging inilah yang dicoba diintervensi dengan m-RNA. Yakni mencoba memperlambat jam biologi internal.
“Kini kami menemukan satyu cara memperpanjang telomer manusia sebanyak 1.000 nukleotida. Dengan cara ini, kami berharap dapat mengatasi masalah aging,’’ kata Helen Blau PhD, gurubesar mikrobiologi dan immunologi. Hellen Blau juga menjabat Direktur Baxter Laboratory for Stem Cell Biology. “Ini peningkatan luar biasa dan penting dalam study pengujian obat dan pemodelan penyakit.’’ Dari hasil ini diperoleh potensi teknik m-RNA bisa menambah usia biologis 1/8 atau 12,5% dari potensi awalnya.
Dalam makalah di Jurnal FASEB, Blau, bersama Donald E.dan Delia B., bekerja dalam tim riset postdoktoral pimpinan John Ramunas. Mereka juga melakukan kemitraan riset dengan Eduard Yakubov PhD dari Houston Methodist Research Institute.
Para periset menggunakan m-RNA untuk memperpanjang telomeres. RNA sendiri membawa instruksi dari gen-gen dalam DNA untuk mempabrikasi protein sel tertentu..M-RNA yang digunakan dalam eksperimen mengandung kode sekuen TERT,komponen aktif dari enzim telomerase. Telomerase dihasilkan oleh sel-sel tumbuh, termasuk sel-sel yang memproduksi sperma dan telur, untuk memastikan bahwa telomer sel tetap vital untuk membentuk generasi baru. Kebanyakan sel, bagaimana pun, menunjukkan ekspresi telomerase yang sangat rendah.
Blau dan kolega risetnya sebelumnya tertarik melakukan riset telomeres karena mendapatkan fakta riset menarik. Bahwa anak laki-laki pengidap distropi Duchenne ternyata memiliki telomer otot yang lebih pendek dari telomer otot anak lelaki normal. Faktia ini tidak hanya berimplikasi pada bagaimana sel berfungsi atau tidak berfungsi, melaikan pada keterbatasan kemampuan bagaimana otot-otot pengidap penyakit aging itu tumbuh dan berkembang.
Untuk membuktikan hipotesisnya, para peneliti kemudian mendalami fenomena serupa pada aneka tipe sel tubuh. ‘’Meski masih tahap awal, teknik m-RNA jelas mendatangkan harapan besar dalam solusi penyakit-penyakit degenaritf dan penuaan,’’ tambah John Cooke PhD, kolega riset Blau. Secara khusus, dia mendalami otot-otot jantung.