Menristekdikti saat menyampaikan Capaian Kinerja Selama 3 tahun Kemenristekdikti di Gedung Binagraha, Jakarta, Senin (23/10/2017). Foto Timeh Harahap/Kemeristekdikti
Technology-Indonesia.com – Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) berhasil merealisasikan berbagai target dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan tinggi, kemampuan iptek dan inovasi untuk mendukung daya saing bangsa.
Hal tersebut dipaparkan Menristekdikti Mohamad Nasir saat menyampaikan Capaian Kinerja Selama 3 tahun Kemenristekdikti pada acara Jumpa Pers Forum Merdeka Barat di Gedung Binagraha, Jakarta, Senin (23/10/2017).
Menristekdikti memberi catatan khusus mengenai peningkatan publikasi ilmiah Indonesia dan peningkatan rasio belanja penelitian dan pengembangan terhadap PDB (Gross Expenditure on R&D/ GERD).
“Sesuai hasil penghitungan yang dilakukan Kemristekdikti bersama Tim Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) angka GERD Indonesia tahun 2016 adalah 0,25%, naik dibandingkan sebelumnya yang 0,20% pada 2015. Kita akan terus memperjuangkan percepatan kenaikan pada masa mendatang sampai mencapai 4,20% pada tahun 2040,” ujar Nasir.
Peningkatan Mutu
Beberapa capaian penting yang bisa menjadi tolak ukur mutu pendidikan tinggi Indonesia meliputi jumlah Hak Kekayaan Intelektual (HKI), jumlah publikasi internasional, serta akreditasi perguruan tinggi. Jumlah HKI yang didaftarkan pada 2015 sebanyak 1.877, meningkat sebanyak 3.184 pada 2016. Sementara pada Oktober 2017 tercatat sebanyak 4.018.
Jumlah publikasi Indonesia di jurnal internasional pun melonjak. Pada 2015 jumlah publikasi sebanyak 8.098, tahun 2016 meningkat menjadi 11.936. Per Oktober 2017, jumlah publikasi Indonesia sebanyak 12.077 sehingga berhasil menyalip Thailand sebanyak 10.797 publikasi.
Tahun sebelumnya jumlah publikasi Indonesia berada di bawah Thailand. Jika dibandingan dengan negara ASEAN lain, jumlah publikasi Indonesia tahun 2016 sebanyak 11.936, Thailand sebanyak 14.436, dan Vietnam sebanyak 5.678. Kemenristekdikti berambisi jumlah publikasi bisa mencapai 15.000-16.000 dan bisa mengejar Singapura yang berada di atas Indonesia.
Untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi, Kemenristekdikti juga terus mendorong perguruan tinggi untuk meningkatkan akreditasinya. Dari 1.279 perguruan tinggi. Sebanyak 56 perguruan tinggi memiliki akreditasi A, 391 perguruan tinggi akreditasi B dan 832 akreditasi C.
Peningkatan Relevansi
Saat ini kompetensi lulusan perguruan tinggi masih rendah dan tidak sesuai dengan kebutuhan industri. Akibatnya, industri harus melatih lulusan perguruan tinggi dimana membutuhkan waktu dan biaya. Untuk itu, Kemenristekdikti berupaya meningkatkan jumlah dan mutu politeknik melalui afirmasi pendirian politeknik dan revitalisasi pendidikan vokasi.
Di samping itu dilakukan upaya peningkatan kontribusi industri dalam pendidikan tinggi dengan cara industri mendirikan politeknik, industri menyediakan dosen politeknik, dan industri menyediakan tempat magang. Hasil yang diharapkan adalah lulusan politeknik kompeten dan industri dapat pasokan tenaga kerja yang terampil dan siap pakai.
Jumlah mahasiswa yang memperoleh sertifikasi kompetensi 2015 sejumlah 2.527 mahasiswa kemudian meningkat menjadi 2015 sejumlah 2.527 mahasiswa pada 2016. Pada triwulan ketiga 2017 jumlahnya menjadi 12.333 mahasiswa. Target yang akan dicapai pada 2018 adalah 14.400 dan tahun 2019 sebesar 15.600 mahasiswa.
Jumlah dosen politeknik yang tersertifikasi juga mengalami peningkatan. Pada 2015 sebanyak 1.442 dosen telah tersertifikasi, 2016 sebanyak 3.126, dan Triwulan ketiga 2017 sebanyak 3.836. Target Kemenristekditi di tahun 2018 adalah 4.286 dan tahun 2019 targetnya sebesar 4.786.
Peningkatan Akses
Peningkatan akses pendidikan tinggi oleh masyarakat Indonesia, trennya meningkat dari tahun 2015 sebesar 29,15%, 2016 sebesar 31,61%, dan di triwulan ketiga 2017 mencapai 28,14%. Target akhir 2017 akses pendidikan tinggi encapai angka 31,75%. Sementara target 2018 dan 2019 adalah 32,05% dan 32,55%.
Pemberian beasiswa baik diploma maupun sarjana di 2015 sebanyak 370.751 beasiswa. Pada 2016 sebanyak 371.424 dan di triwulan ketiga 2017 sebanyak 405.587 dari target total 2017 sebanyak 475.180 beasiswa. Target pemberian beasiswa pada 2018 sebanyak 504.704 dan 2019 sebanyak 804.383.
Sepanjang tahun 2015-2017, rata-rata 74% beasiswa diberikan kepada mahasiswa kurang mampu dan afirmasi Papua dan daerah terluar, tertinggal, terdepan (3T).
Peningkatan Inovasi
Arah kebijakan Kemenristekdikti agar riset di perguruan tinggi tidak berhenti sampai publikasi, namun dapat dihilirisasi ke industri menjadi suatu produk inovasi yang dapat langsung dimanfaatkan oleh masyarakat.
Dari tahun ke tahun jumlah inovasi yang berhasil start-up ke dunia industri lebih besar dari target yang ditetapkan. Di tahun 2015, tercatat sebanyak 54 inovasi berhasil dicapai dari target 25, tahun 2016 dari target 150 dapat dicapai 205 inovasi, tahun 2017 inovasi yang berhasil dicapai lebih banyak yaitu 663 dari target 375.
Program Science and Techno Park (STP) yang merupakan program nasional pemerintahan Presiden Jokowi terus dioptimalkan. Sebanyak 15 STP telah resmi diluncurkan antara lain: Bandung Techno Park, Solo Techno Park, ITB Science Park, IPB Science Park, Unpad Science Park, UGM Science Park, ITS Science Park, Puslit Koka Jember, Taman Sains Pertanian Nasional Sukamandi, NSTP Pasar Jumat-Jakarta Selatan (BATAN), Science and Technology Park Cibinong (LIPI), Techno Park Bantaeng (BPPT), Batam Techno Park (BPPT), Cimahi Techno Park (BPPT), dan MSTP Jepara (Ristekdikti).
Peningkatan Daya Saing
Kemenristekdikti terus mendorong perguruan tinggi di Indonesia untuk bersaing di kancah internasional dan masuk World Class University (WCU). Tiga perguruan tinggi yang berhasil masuk 500 WCU adalah Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Universitas Gadjah Mada (UGM).
Peringkat ketiga perguruan tinggi tersebut di WCU terus mengalami kenaikan. Di tahun 2015, UI berada di peringkat 358, tahun 2016 peringkat 325, dan tahun 2017 naik di peringkat 277. ITB di tahun 2015 berada di peringkat 431, tahun 2016 peringkat 401, dan tahun 2017 naik ke peringkat 331. Sementara UGM di tahun 2015 menduduki peringkat 551, tahun 2016 naik ke 501, dan 2017 berhasil menduduki peringkat 401.
Peningkatan Tata Kelola
Sebagai instansi pemerintah, dalam tata kelolanya Kemenristekdikti menganut prinsip good governance, meliputi transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, dan berkeadilan. Dalam laporan keuangan tahun 2016, Kemenristekdikti mendapatkan nilai Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari opini yang dikeluarkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).