Jakarta : Treadmill test hingga kini kerap diabaikan dalam proses medical check up penyakit jantung . Padahal, akurasi tes tersebut bisa mendeteksi penyakit jantung hingga 78 persen.
“Inti medical check up, dengan melakukan exercise test, yaitu treadmill test. Melalui alat ini, bisa dideteksi dini apakah mengidap jantung koroner,” ujar dr Elfrina Amran, Sp.JP, kepala Staf Medik Fungsional Spesialis Jantung Rumas Sakit Pertamina Pusat (RSPP).
Dalam treadmill test, pasien biasanya dimintakan melakukan olah raga lari melalui fasilitas treadmill hingga standar tertentu berdasarkan usia, tinggi badan, berat badan dan lain-lain.
Selama ini, pemeriksaan kesehatan jantung meliputi tes tanya jawab, pemeriksaan laboratorium rutin (kolesterol, gula, kekentalan darah) dan rekam jantung ( deteksi adanya perubahan denyut untuk deteksi adanya gangguan atau sumbatan aliran darah ke otot jantung).
“Kelemahan rekam jantung, jika penderita dalam kondisi tidur tenang tidak terdeteksi adanya gangguan. Namun, berbeda dengan dilakukan hasil treadmill akan terlihat,” ujar Elfrina.
Tingkat keberhasilan treadmill test untuk deteksi jantung, kata dia, mampu mencapai 78 persen.
Namun lanjut Elfrina, untuk mendapatkan tingkat akurasi lebih tinggi bisa dilakukan melalui beberapa peralatan. Beberapa fasilitas yang dimiliki RSPP, diantaranya MSCT (Multi Slice Computed Tomographi) khusus koroner , dengan tingkat akurasi hingga 89-90 persen.
Echo Cardiografi, mirip cara kerja USG, untuk mengetahui ruang-ruang jantung normal atau tidak, katup jantung, lubang antar ruang jantung kiri dan kanan, ketebalan otot jantung.
Pemeriksaan sidik perfusi miokard menggunakan gamma camera. Fasilitas ini menggunakan aplikasi teknologi nuklir dengan tingkat akurasi 88-90 persen.
Hingga pemeriksaan bersifat invasif, yaitu katerisasi (coroner angiography). “Akurasi metode ini 100 persen akurat. Namun, sebagian besar pasien tidak menyukainya, karena harus menggunakan jarum,” ujarnya.