TechnologyIndonesia.id – Sebanyak 50 mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), didampingi tiga dosen dan lima tenaga pendidik, melakukan kunjungan edukatif ke Kawasan Sains dan Teknologi (KST) Soekarno BRIN di Cibinong pada Jumat (2/5/2025).
Kegiatan ini membuka wawasan mahasiswa mengenai teknologi terkini dalam genom sekuensing, bioinformatika, dan riset kesehatan lingkungan.
Peneliti Pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman BRIN (PRBME), Rosantia Sarassari dalam sambutannya menyampaikan bahwa lingkungan sangat berperan dalam kesehatan masyarakat. Karena itu, kondisi lingkungan perlu dipantau dan dikembangkan penelitiannya guna mengatasi berbagai tantangan kesehatan di masyarakat.
“Semoga teman-teman mahasiswa dapat menambah pengetahuan mengenai genomik dan juga Cryo-EM pada saat kunjungan ke laboratorium, sehingga dapat menjadi referensi untuk penelitian di kemudian hari,” harapnya.
Antimicrobial Resistance
Rosantia juga menyampaikan mengenai salah satu permasalahan kesehatan pada manusia yang juga dapat berdampak pada lingkungan, seperti halnya Antimicrobial Resistance (AMR).
“Jika dilihat pada peta global monitoring AMR menunjukkan bahwa di Indonesia jumlah AMR-nya cukup tinggi, sehingga kita perlu tingkatkan kewaspadaan,” tuturnya.
Rosantia mengatakan bahwa wastewater merupakan salah satu kunci dari AMR. Hal ini karena dari komunitas maupun dari rumah sakit akan mengeluarkan limbah dan limbah tersebut akan masuk ke sungai dan kali atau juga baik ke wastewater treatment.
“Ada beberapa wastewater yang mengalami proses pengolahan yaitu ada yang menggunakan bahan kimia yang bertujuan untuk menghilangkan AMR, namun ada juga yang langsung dirilis ke lingkungan, yang mana bisa menyebabkan lingkungan terkontaminasi sehingga kita perlu monitoring AMR yang ada di lingkungan,” jelasnya.
Next Generation Sequencing
Mahasiswa UI juga berkesempatan mendengar langsung pemaparan dari Peneliti BRIN, Yustinus Maladan, yang menjelaskan metode Next Generation Sequencing (NGS), teknologi canggih untuk memetakan DNA organisme secara masif. Teknologi ini menghasilkan big data genomik yang sangat penting dalam riset penyakit, epidemiologi, dan pengembangan obat.
Yustinus juga menjelaskan alat-alat sekuensing yang dimiliki BRIN diantaranya yaitu Sanger, MiSeq (Illumina), NextSeq 550 (Illumina), NovaSeq 6000 (Illumina), MGI DNBSEQ-G50 (MGI), MinIon (Nanopore) dan Promethion (Nanopore).
Ia juga menjelaskan mengenai Bioinformatika dan ruang lingkupnya. Bioinformatika didefinisikan sebagai aplikasi alat komputasi untuk analisis dan interpretasi data biologis. Bidang utama bioinformatika adalah database biologis, sequence alignment, gene and promoter prediction, molecular phylogenetics, structural bioinformatics, genomics, and proteomics
Menurutnya, bioinformatika di Indonesia relatif baru, namun sebenarnya sudah berkembang di luar sekitar 40 tahun. Di Indonesia penggunaan bioinformatika saat covid-19, karena pada saat itu kita dihadapkan untuk melakukan genom sequencing terhadap SARS-Cov 19.
Kesan Positif
Sementara itu, Dosen Mata Kuliah Teknologi Lingkungan FKMUI, Fitri Kurnia Sari mengatakan bahwa kesehatan lingkungan di dunia bukan lagi mengenai penggunaan jamban atau sanitasi. Menurutnya, udara, air, dan tanah juga bisa mempengaruhi tubuh bahkan sampai ke genetik.
“Saya berharap dengan kunjungan ini mahasiswa dapat tertarik serta lebih mengenal riset dan ke depannya bisa bekerjasama,” ujar Fitri.
Dua mahasiswa dari Program Studi Kesehatan Lingkungan UI, Cassie Angeliq dan rekannya Vina Benita Naomi mengungkapkan kesan positif mereka usai melakukan kunjungan ke fasilitas BRIN, khususnya fasilitas riset yang berada di Gedung Genomik.
“Salah satu hal yang paling mengagumkan adalah alat sekuensing DNA di lantai empat. Walaupun kami tidak belajar genomik secara spesifik, fasilitas ini sangat relevan untuk mendukung penelitian di bidang kesehatan lingkungan,” ungkap Cassie.
Ia menambahkan, setiap lantai memiliki fokus penelitian dan ruang kerja yang berbeda, termasuk tempat untuk preparasi dan sterilisasi sampel. Hal ini memungkinkan berbagai kegiatan penelitian berjalan efisien tanpa hambatan antrian penggunaan alat.
“Fasilitasnya sangat lengkap dan memadai, jadi benar-benar bisa membantu mahasiswa dan peneliti dalam mengembangkan riset,” tambahnya.
Cassie juga berharap agar ke depannya, Program Studi Kesehatan Lingkungan UI dapat lebih banyak mempelajari genomik dan memperluas kolaborasi dengan BRIN.
Ia melihat potensi besar untuk melakukan penelitian bersama dan beberapa peralatan yang tersedia di BRIN juga digunakan di Laboratorium Kesehatan Lingkungan UI, meskipun banyak juga alat yang baru pertama kali mereka lihat di BRIN. (Sumber: brin.go.id)
50 Mahasiswa UI Kunjungi Fasilitas Genom Sekuensing BRIN
