Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) meluncurkan Sistem Informasi Geospasial Nasional (SIGN) untuk percepatan pembangunan dan pengentasan kemiskinan.
Peluncuran sistem tersebut bersamaan dengan pembukaan Indonesiaan Geo-Information Technology Exhibition (IGTE) ke-5, yang berlangsung di Balai Kartini Jakarta.
SIGN merupakan solusi untuk mengintegrasikan data spasial yang dimiliki dan dikelola oleh berbagai institusi pemerintah. Melalui SIGN data spasial maupun nonspasial dari berbagai sumber dapat disajikan melalui sebuah sistem informasi geospasial terpadu berbasis web, yang berjalan di atas infrastruktur data spasial nasional (IDSN).
Kepala Bakosurtanal Asep Karsidi dalam kata pengantar mengatakan, IDSN merupakan infrastruktur yang diperlukan agar data-data dari berbagai instansi dapat diakses melalui mekanisme data sharing. Untuk itu, Asep mengajak instansi-instansi terkait untuk bersama-sama membangun data geospasial yang dapat dipertanggungjawabkan.
Sementara itu Menristek Suharna Surapranata dalam sambutannya saat membuka IGTE mengatakan, dalam era informasi teknologi, SIGN akan menjadi infrastruktur utama bagi pengambil kebijakan. “Bagi pemerintah, kehadiran SIGN dapat meningkatkan kualitas perencanaan, evaluasi dan monitoring pembangunan nasional,” kata Menristek.
Dalam kesempatan itu, Suharna mengungkapkan harapannya RUU Informasi Geospasial yang saat ini tengah dibahas di DPR dapat selesai tahun ini. “Bila bisa selesai tahun ini, maka pada 2011 kendali dalam penyediaan dan pemanfaatan data spasial menjadi jelas. Adanya kendali ini sekaligus akan menghilangkan berbagai kendala yang ada selama ini,” ujarnya. Kehadiran UU Informasi Geospasial ini juga akan menghilangkan sekat-sekat antarsektor, yang selama ini jadi salah satu kendala dalam penyediaan data dan informasi geospasial.
Pada IGTE ke-5 yang berlangsung hingga 30 Juli 2010 disajikan miniatur SIGN. Miniatur ini melibatkan simpul-simpul jaringan data spasial dari beberapa kementerian dan lembaga negara lainnya.
