TechnologyIndonesia.id – Isu sampah menjadi salah satu tantangan dalam menghadapi pertumbuhan jumlah penduduk dan perubahan pola konsumsi masyarakat. Tantangan besar yang dihadapi dalam pengelolaan sampah tidak saja terkait dengan volume dan jenis, namun juga karakteristik sampah yang semakin beragam.
Untuk itu, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Baperlitbang Kabupaten Banjarnegara dan Bank Sampah Banjarnegara (BSB) berkolaborasi mengembangkan teknologi pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar yang diberi nama PETASOL.
Produk bahan bakar PETASOL yang dihasilkan dari pirolisis sampah plastik telah diuji dan memenuhi standar bahan bakar setara minyak solar.
Inovasi ini menggunakan teknologi Fast Pyrolysis (FASPOL) yang terbukti efektif dalam mengubah sampah plastik menjadi sumber energi terbarukan. Hal ini menunjukkan potensi besar untuk mengatasi masalah sampah plastik sekaligus menyediakan energi terbarukan yang berkelanjutan.
Pengembangan dan pendampingan pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar berlangsung di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah yang memiliki luas 106.970,997 hektare, dengan jumlah penduduk lebih dari satu juta jiwa.
Dengan kondisi ini, Banjarnegara berpotensi menghadapi masalah dalam pengelolaan sampah yang semakin besar seiring dengan peningkatan aktivitas dari jumlah penduduk dan perubahan pola konsumsi masyarakat.
Pada 12 Oktober 2024, dilakukan kunjungan ke Bank Sampah Banjarnegara untuk memantau progres penelitian. Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Pusat Riset Sistem Produksi Berkelanjutan dan Penilaian Daur Hidup (SPBPDH) BRIN, Rektor Universitas Jenderal Soedirman, serta berbagai pihak terkait lainnya.
Teknologi Fast Pyrolysis (FASPOL) yang dikembangkan BRIN berhasil mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar dengan kualitas yang setara dengan minyak solar. Riset ini juga menghasilkan berbagai paten, termasuk untuk mesin pirolisis dan katalisnya, serta hak cipta untuk dataset Life Cycle Inventory.
Kepala PR SPBPDH, Nugroho Adi Sasongko kolaborasi ini telah menghasilkan beberapa paten dan hak cipta yang mendukung inovasi dalam pengolahan sampah.
“Dari kerja sama ini, kami telah berhasil mendaftarkan paten untuk mesin pirolisis dan katalisnya, serta hak cipta untuk dataset Life Cycle Inventory produksi bahan bakar cair dari sampah plastik,” ujar Sasongko.
Namun, keberhasilan riset ini tidak hanya terbatas pada aspek teknologi. Kepala Baperlitbang Kabupaten Banjarnegara, Yusuf Agung Prabowo mengungkapkan bahwa hasil riset ini sangat bermanfaat bagi peningkatan ekonomi, sosial, maupun lingkungan.
“Masyarakat mulai terbiasa untuk memilah sampah, dan pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar ini juga mendukung sektor pertanian di daerah kami,” jelasnya.
Dengan keberhasilan ini, Bank Sampah Banjarnegara sebagai inovator mesin pirolisis perlu merencanakan langkah selanjutnya untuk mengembangkan teknologi ini ke arah industrialisasi.
Teknologi FASPOL kini telah memasuki tahap komersialisasi dan terdaftar dalam e-katalog LKPP, membuka peluang untuk direplikasi di wilayah lain dan pengembangan lebih lanjut.
Inisiatif pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar di Kabupaten Banjarnegara merupakan contoh nyata bagaimana kolaborasi antara penelitian dan masyarakat dapat menghasilkan solusi inovatif untuk masalah lingkungan.
Dengan dukungan yang tepat, teknologi ini tidak hanya akan membantu mengurangi volume sampah, tetapi juga memberikan alternatif energi yang berkelanjutan. Ini adalah langkah maju yang penting untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan ekonomi yang lebih kuat di Kabupaten Banjarnegara. (Sumber brin.go.id)