Basuki Hadimuljono: Infrastruktur Handal Kunci Utama Daya Saing

alt

 
Jakarta, Technology-Indonesia.com – Infrastruktur yang handal merupakan kunci utama dalam daya saing Indonesia. Penempatan infrastruktur dalam posisi sentral kebijakan pembangunan nasional merupakan pilihan yang logis dan strategis dalam meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat internasional, serta untuk mengejar ketertinggalan.
 
“Itu sebabnya segala upaya yang kita curahkan secara terus-menerus dalam membangun infrastruktur yang pada dasarnya bukan untuk memenuhi keinginan kita untuk bermewah-mewah. Tetapi semata-mata untuk memenuhi kebutuhan sekaligus mengejar ketertinggalan dari negara-negara lain yang telah terlebih dahulu membangun infrastrukturnya,” papar Dr. Ir. Mochamad Basuki Hadimuljono. M.Sc.pada acara Penganugerahan Perekayasa Utama Kehormatan 2017 di Jakarta, Kamis (3/8/2017).
 
Dalam orasi ilmiah berjudul “Terobosan Dalam Pembangunan Infrastruktur Untuk Mengejar Ketertinggalan,” pria yang menjabat sebagai Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) ini mengatakan daya saing Indonesia dalam konteks global berada pada peringkat 41. Sementara, peringkat daya saing infrastruktur Indonesia mengalami peningkatan dari posisi 92 pada tahun 2013, berhasil naik ke peringkat 60 pada 2017.
 
“Kita perlu terus menerus meningkatkan daya saing tersebut secara konsisten dan sistematis melalui pelayanan infrastruktur seperti irigasi, bendungan, jalan dan jembatan, pelabuhan laut, pelabuhan udara, sanitasi dan air minum, serta perumahan,” kata pria kelahiran Surakarta, 5 November 1954 ini.
 
Menurut Basuki, fakta memperlihatkan adanya kemajuan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. “Namun semua yang kita raih itu belum cukup memadai karena sesungguhnya kita telah tertinggal bahkan dari negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia,” kata anggota Dewan Pakar Persatuan Insinyur Indonesia (PII) dan Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) ini.
 
Lebih lanjut Basuki memaparkan, kini rakyat Indonesia memiliki ekspektasi lebih tinggi atas layanan infrastruktur yang lebih berkualitas. Sehingga sudah selayaknya kita harus dapat memberikan respon yang tepat atas tuntutan masyarakat tersebut secara adil, sesuai prinsip infrastructure for all. Konsep ini menempatkan infrastruktur untuk seluruh lapisan masyarakat di seluruh wilayah Indonesia.
 
“Lahirnya infrastruktur yang berkualitas tidak dapat dilepaskan dari perencanaan dan pemograman yang matang dan terlembaga dengan baik. Untuk itu pada 2015, Kementerian PUPR melahirkan Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah agar proses perencanaan lebih terpadu dan pemograman berjalan lebih sinkron dan terukur dengan pendekatan wilayah pengembangan strategis,” kata suami dari Kartika Nurani ini.
 
Pemberian Gelar Perekayasa Utama Kehormatan bidang infrastruktur kepada Basuki dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) didasarkan pada jasa-jasanya yang sangat besar dan bermanfaat bagi kepentingan masyarakat dan bangsa Indonesia dalam memimpin pengembangan inovasi teknologi/kerekayasaan pada bidang infrastruktur. Penghargaan ini diputuskan berdasarkan hasil Sidang Majelis Perekayasa pada 24 Mei 2017.
 
Beberapa contoh prestasi inovasi teknologi/kerekayasaan yang telah dikembangkan oleh Basuki antara lain untuk ketahanan pangan dan pangan telah diselesaikan pembangunan tujuh bendungan yaitu Jatigede (Jawa Barat), Titab (Bali), Nipah (Jawa Timur), Bajulmati (Jawa Tengah), Rajui dan Paya Seunara  (Aceh), serta Teritib (Kalimantan Timur). Saat ini secara paralel sedang dikerjakan 32 bendungan di seluruh Indonesia.
 
Untuk meningkatkan konektivitas telah selesai dilaksanakan pembangunan 2.623 km jalan baru, termasuk jalan trans dan perbatasan di Papua dan Kalimantan. Pada tahun 2016 telah dioperasikan 176 km tol baru dan 392 km tol baru pada 2017. Serta pembangunan 7 Pos Lintas Batas Negara dan prestasi lainnya.
 
Bapak dari tiga anak ini telah lebih dari 30 tahun mengabdi di instansi Pekerjaan Umum (PU) dan dikenal sebagai pekerja lapangan dan menguasai medan pekerjaannya. “Banyak yang pintar hanya di meja, kalau beliau ini dua-duanya. Beliau telah membuktikan, apa yang dibuat lebih baik, lebih cepat, dan lebih murah dari sebelumnya,” puji Wakil Presiden Jusuf Kalla yang hadir dalam acara penganugerahan tersebut.
 
Selepas lulus dari SMA Negeri 5 Surabaya, Basuki kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM)  Jurusan teknik geologi. Basuki yang meraih gelar insinyur pada usia 25 tahun, memilih menjadi pegawai negeri sipil di Kementerian PU. Pegawai Teladan Departemen PU tahun 1995 ini mendapat beasiswa untuk melanjutkan jenjang magister dan doktor di Colorado State University, USA.
 
Berbagai posisi di Kementerian PU telah dia duduki antara lain sebagai Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan, lalu Inspektur Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum, hingga Direktur Jenderal Penataan Ruang.
 
Di luar instansi pekerjaan umum, Basuki dipercaya untuk melaksanakan tugas khusus nasional menjadi Deputi Operasi Pengembangan Lahan Gambut (PLG ) 1 Juta hektar di Kalimantan Tengah (1997-1998), Ketua Kelompok Kerja SDA Rehabilitasi Pasca Tsunami Aceh (2004-2005), Ketua Tim Independen Penanggulangan Kerusakan Jalan Tol Purbaleunyi (2006), dan Ketua Tim Nasional Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (2006-2007).
 
Pria penyuka musik Rock and Roll ini telah menerima berbagai penghargaan antara lain Satyalancana Karya Satya X (2001), Satyalancana Karya Satya XX (2003), Satyalancana Pembangunan (2003), Satyalancana Wirakarya (2005), Satyalancana Kesejahteraan Sosial Pasca Tsunami NAD (2005) serta Satyalancana Karya Satya XXX (2014).
 
 
 
Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author