TechnologyIndonesia.id – Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) kembali menorehkan prestasi membanggakan di tingkat dunia. Kali ini, FEB UGM berhasil masuk dalam jajaran posisi atas dalam pemeringkatan yang dilakukan Quacquarelli Symonds World University Rankings (QS WUR).
Dalam QS WUR by Faculty Area, klaster Ilmu Sosial dan Manajemen UGM berada di peringkat 178 dunia dan peringkat dua di Indonesia pada tahun 2024. Posisi ini naik dari tahun 2023 yang ada di posisi 180 dunia.
Dalam QS World Rankings by Subject, tiga prodi FEB UGM juga bertengger dalam jajaran peringkat tinggi. Pencapaian signifikan diraih dari bidang Ilmu Economics and Econometrics yang berhasil naik 100 peringkat dengan masuk peringkat 201-250, naik dari tahun sebelumnya di peringkat 301-350 di tingkat global dan peringkat tiga di Indonesia.
Lalu, dari bidang ilmu Accounting and Finance berhasil mempertahankan ranking di peringkat 151-200 dunia dan peringkat tiga di Indonesia. Berikutnya, bidang ilmu Business and Management Studies berhasil mempertahankan posisi di peringkat 201-205 dunia dan peringkat dua di Indonesia.
Dekan FEB UGM, Prof. Didi Achjari mengaku bersyukur atas pencapaian yang berhasil diraih FEB UGM. Capaian ini menjadi prestasi yang membanggakan dan mencerminkan pendidikan dan reputasi FEB UGM yang berkualitas.
“Capaian ini menjadi bentuk rekognisi dunia atas kualitas pendidikan di FEB UGM. Hal ini Selain itu, capaian ini merupakan hasil kerja keras seluruh civitas akademika FEB UGM sebagai upaya menjaga kualitas pendidikan secara berkelanjutan,” tutur Prof. Didi pada Selasa (23/4/2024).
Pemeringkatan QS WUR berdasarkan pada lima indikator kunci yakni reputasi akademik, reputasi lulusan, sitasi per jurnal ilmiah, indeks produktivitas dan dampak hasil publikasi, serta kerja sama publikasi internasional. Keberhasilan FEB UGM dalam mempertahankan standar kualitas dalam kelima indikator tersebut berkontribusi besar dalam pencapaian prestasi ini.
“Prestasi ini adalah hasil dari penyelenggaraan pendidikan di FEB UGM yang berkualitas. Tentunya sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan oleh QS,” ucapnya.
Didi menegaskan bahwa FEB UGM memiliki komitmen kuat untuk terus melakukan peningkatan kualitas pendidikan, riset, dan kerja sama dengan berbagai mitra secara berkelanjutan dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang akuntansi, manajemen, serta ilmu ekonomi. Keberhasilan yang diraih FEB UGM dalam pemeringkatan QS WUR 2024 ini tidak lepas dari peningkatan kualitas pendidikan dan pembelajaran di kampus.
FEB UGM memberikan dukungan dan memfasilitasi pengembangan sumber daya manusia, terutama dosen untuk memperkuat kualitas lulusan yang dihasilkan dan bisa bersaing di tingkat global. Hingga saat ini FEB UGM diperkuat dengan 142 dosen dengan 28 orang diantaranya merupakan Guru Besar.
Upaya lain untuk meningkatkan reputasi akademik adalah dengan melakukan penyesuaian kurikulum sebagai upaya untuk memastikan relevansi kontribusi bagi masyarakat dan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri.
Hal tersebut dilakukan dengan memanfaatkan ruang perubahan akibat disrupsi karena perkembangan teknologi dan sistem informasi. Misalnya dengan menambahkan aspek teknologi dan sistem informasi dalam kurikulum pendidikan. Lalu, memasukan aspek artificial intelligence (AI) dalam beberapa mata kuliah.
Untuk mendukung kualitas pembelajaran, lanjut Didi, FEB UGM juga menyiapkan fasilitas pendukung pembelajaran secara hybrid. Hal tersebut diwujudkan dengan pendirian Learning and Academic Production (LAMP) yang telah menghasilkan berbagai model konten pembelajaran inovatif dalam menunjang proses pembelajaran di masa kini.
FEB UGM terus melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas riset dan publikasi oleh civitas akademikanya. Beberapa upaya yang dilakukan antara lain melalui hibah penelitian, dukungan pelaksanaan seminar internasional, hingga kolaborasi riset dan publikasi internasional. Untuk mendorong peningkatan riset dan publikasi, FEB UGM memberikan tambahan skema hibah penelitian, salah satunya hibah penelitian kolaboratif mitra.
Langkah lain yang dilakukan adalah memperbarui skema intensif publikasi agar selaras dengan misi dan visi baru, dengan menjadikan Australian Business Deans Council (ABDC) Journal Quality List dan Chartered Association of Business Schools (CABS) Academic Journal Guide sebagai pemeringkat utama. Selain itu, meningkatkan jumlah FEB UGM shortlisted journal untuk mengakomodasi riset multidisiplin oleh dosen FEB UGM.
FEB UGM juga memiliki tiga outlet publikasi untuk mengakomodasi hasil penelitian ilmiah civitas akademiknya. Pertama, Journal of Indonesian Economy and Business (JIEB) terbitan Unit Publikasi FEB UGM yang berhasil meningkat rankingnya di Scopus dengan peringkat Q3 dalam bidang Business, Management, and Accounting.
Kedua, Gadjah Mada International Journal of Business (GAMAIJB) terbitan MM FEB UGM yang telah terindeks di peringkat Q3. Ketiga, Journal of Leadership in Organization (JLO) yang telah memperoleh Indeks Sinta 2.
“FEB UGM senantiasa mendorong dosen dan mahasiswa untuk memberikan kontribusi intelektual terbaiknya dengan karya ilmiah yang bermutu serta bermanfaat untuk membangun thought leadership di bidangnya,” paparnya.
Didi menyebutkan FEB UGM merupakan sekolah bisnis yang terakreditasi The Association to Advance Collegiate Schools of Business (AACSB). Dengan akreditasi AACSB mendorong FEB UGM untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan dan program sesuai dengan standar AACSB dan visi misi menjadi fakultas ekonomika dan bisnis terkemuka serta menumbuhkembangkan pemimpin masa depan dalam ilmu ekonomi dan bisnis untuk mengembangkan aspek keberlanjutan.
Sementara itu, di tingkat nasional FEB UGM telah mengajukan akreditasi untuk sembilan prodi dengan lima diantaranya telah berhasil mendapatkan akreditasi Unggul LAMEMBA.
Sebagai sekolah bisnis yang terakreditasi AACSB, FEB UGM memiliki jaringan dengan mitra universitas di luar negeri. Jaringan ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa FEB UGM untuk melakukan pertukaran mahasiswa (exchange program) dan program gelar ganda (dual degree program) di universitas mitra di luar negeri. FEB UGM telah menjadi tuan rumah mahasiswa dari berbagai belahan dunia.
“FEB UGM membangun jejaring dengan alumni dan lembaga mitra, baik dari pemerintahan pusat dan daerah, BUMN, perusahaan swasta, dan lembaga internasional untuk memberikan kesempatan yang lebih luas kepada mahasiswa untuk belajar, dan kepada dosen untuk mengembangkan, menyebarkan dan menerapkan hasil risetnya,” jelasnya.
Didi menambahkan sebagai leading sekolah bisnis, FEB UGM secara konsisten aktif terlibat dalam berbagai keanggotaan asosiasi sekolah bisnis baik dan kerja sama dengan berbagai mitra baik di tingkat nasional maupun internasional.
Hingga saat ini FEB UGM telah memiliki kerja sama dengan lebih dari 76 mitra di Asia, Amerika, Australia, serta Eropa termasuk untuk penyelenggaraan program exchange maupun double degree serta summer course.
Beberapa diantaranya adalah University of Antwerp, Erasmus University, Queen Mary University of London, Tulane University, Hiroshima University, dan university of Melbourne. FEB UGM juga menjadi salah satu inisiator dalam Partnership of Asian Management Schools (PAMS) dengan menggandeng empat universitas mitra yakni Woosong University, Foreign Trade University, Sun Yat-sen University, dan Universiti Kebangsaan Malaysia sejak 2020 silam.
Sementara untuk mencetak lulusan sebagai calon pemimpin masa depan (future ready leaders), FEB UGM mengembangkan pendidikan dan pembelajaran dalam proses terintegrasi dengan pembelajaran di dalam dan luar kelas. Selain itu juga menumbuhkembangkan kegiatan pengembangan soft skills, penyiapan karier, dan fasilitas student wellness.
Inovasi pembelajaran juga dilakukan untuk meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan bagi pekerjaan di masa yang akan datang berupa self-leadership, digital fluency, critical and design thinking, resilience and entrepreneurship baik untuk organisasi bisnis, pemerintahan, dan masyarakat dalam skala lokal, nasional, dan internasional.
“Kita kembangkan inovasi pengajaran seperti case-based learning, project-based learning, hingga experiental learning agar lulusan yang dihasilkan bisa mencapai kompetensi sesuai dengan kebutuhan pasar kerja,” pungkasnya.