Menristekdikti Mohamad Nasir didampingi Kepala BPPT Unggul Priyanto saat mengunjungi Technopark Perbenihan Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, Sabtu (5/8/2017). Foto Ageng KSKP Kemenristekdikti
Technology-Indonesia.com – Iptek dan inovasi harus mampu menjadi pemain penting bagi pembangunan ekonomi daerah dan nasional. Masyarakat harus memperoleh manfaat dari Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Inovasi (IPTEKIN), serta sadar akan pentingnya teknologi.
Hal tersebut disampaikan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir saat mengunjungi Technopark Perbenihan di Gedung Kartini, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, Sabtu (5/8/2017).
“Triple helix harus kita bangun, inovasi tidak bisa muncul tanpa adanya rekayasa antara peneliti, dunia usaha, akademisi, dan masyarakat. Pemerintah disini bertugas menjadi mediasi,” paparnya.
Technopark adalah suatu kawasan terpadu yang mengembangkan teknologi dan inovasi untuk penelitian, dengan menggabungkan antara dunia industri, perguruan tinggi, dan pusat riset, yang didanai oleh pemerintah pusat dan daerah, dalam satu lokasi yang memungkinkan adanya aliran informasi dan teknologi secara lebih efisien dan cepat.
“Saya bangga kepada Kabupaten Bantaeng yang dulunya tidak dipandang apa-apa, sekarang sudah dapat membangun sebuah technopark yang menjadikan kabupaten ini menjadi Kabupaten benih berbasis teknologi dalam rangka mendukung ketahanan pangan nasional,” terang Menteri Nasir.
Menristekdikti mengungkapkan, saat ini ada sekitar 66 technopark dibangun di Indonesia. Targetnya ada 100 technopark. Kemenristekdikti bersama dengan Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) dibawah koordinasi Kemenristekdikti seperti BPPT, LIPI, BATAN, dan Kementerian lainnya meliputi; Kementerian Keluatan dan Perikanan RI, Kementerian Pertanian RI, dan Kementerian Perindustrian RI, ditugaskan dalam pembangunan technopark sesuai potensi masing-masih daerah dan kota di Indonesia.
“Hal yang menjadi sangat penting dan harus didorong kedepan, Bantaeng bisa mandiri untuk mengelola technoparknya. Maka dari itu perlu adanya pendidikan vokasi yang nantinya, akan berperan dalam mengembangkan technopark di daerah Bantaeng,” ujar Menteri Nasir.
Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Unggul Priyanto, menyampaikan technopark di Bantaeng yang membawa visi kabupaten benih berbasis teknologi ini, menjadi salah satu technopark yang sukses diantara sembilan technopark lainnya di Indonesia.
“Dengan adanya technopark di Bantaeng, saya harap daerah ini akan menghasilkan tenaga ahli khususnya di bidang perbenihan dan dapat melanjutkan program Kabupaten benih yang berbasis teknologi dan inovasi kedepannya,” kata Unggul.
Bupati Kabupaten Bantaeng, Nurdin Abdullah menaruh harapannya agar technopark yang ada di Bantaeng bisa membuat dampak yang pesat dan mampu berkembang secara mandiri.
“Saya harap kerja sama yang baik ini antara Kabupaten Bantaeng dengan BPPT dalam mengolah varian benih unggul dapat terus ditingkatkan. Saya yakin, sentuhan teknologi dan inovasi mampu mendorong pertumbuhan ekonomi daerah Bantaeng,” ungkap Bupati Nurdin.
Pada kesempatan yang sama, Menristekdikti mengunjungi pameran hasil-hasil produk benih olahan Kabupaten Bantaeng hasil kerjasama dengan BPPT antara lain: Mesin Extruder pembuat mie dan beras berbahan baku lokal dan hasil olahan pertanian pangan lokal lainnya seperti talas, uwi, beras, jagung, cabai, wortel, dan kopi.