Jakarta – Pemerintah akan segera terapkan teknologi modifikasi cuaca untuk menanggulangi ancaman gagal panen akibat kekeringan di wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara (NTT dan NTB).
Operasi TMC (Teknologi Modifikasi Cuaca) dilaksanakan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi melalui Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC-BPPT) dibawah koordinasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan melibatkan BMKG untuk prediksi cuaca, serta TNI untuk dukungan pesawat.
“BPPT bersama-sama BNPB, BMKG dan beberapa BPBD provinsi telah berkoordinasi menindaklanjuti arahan Presiden. Seperti diketahui, jika kekeringan melanda di banyak wilayah pertanian khususnya tanaman padi, maka dikhawatirkan akan terjadi gagal panen. Untuk itu, BPPT siap untuk melakukan operasi modifikasi cuaca,” kata Kepala BPPT Hammam Riza di Jakarta, Selasa (22/7/2019).
Untuk menjangkau wilayah-wilayah yang terancam kekeringan tersebut, akan didirikan dua posko dalam pelaksanaan TMC. Wilayah Barat dikendalikan posko Halim Perdanakusuma dengan menyiagakan pesawat CN 295, dan posko di Kupang NTT untuk wilayah Timur dengan diperkuat pesawat CASA 212-200.
“Pembagian wilayah operasi TMC untuk mengantisipasi adanya potensi awan lokal tersebut, yang akan langsung disemai dengan operasi hujan buatan. Kegiatan ini diperkirakan akan berlangsung hingga Oktober,” papar Hammam Riza.
Lebih lanjut, Hammam mengatakan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo, juga telah berkoordinasi dengan BPPT untuk mengupayakan pelaksanaan TMC di desa-desa yang dilanda kekeringan. “Menteri Desa terkait isu kekeringan pun sangat menaruh perhatian. Karena petani di desa-desa akan merasakan dampaknya, dan berisiko mengalami gagal panen,” jelasnya.
TMC, kata Hamam, diharapkan akan menjadi solusi agar wilayah-wilayah, khususnya yang menjadi lumbung padi, dapat terhindar dari kekeringan. “Kami tentu di BPPT akan berupaya optimal melaksanakan TMC untuk mengatasi kekeringan sehingga risiko gagal panen dapat dihindarkan,” ujarnya.
Hujan Buatan Lihat Potensi Awan
Penerapan TMC untuk menciptakan hujan buatan mengatasi kekeringan, kata Hamam, membutuhkan prediksi iklim dan cuaca yang akurat. “Hujan buatan akan lebih efektif jika kondisi atmosfer ideal, yakni adanya awan potensial. Data BMKG, untuk wilayah-wilayah target, kondisi cuaca saat ini tidak memungkinkan adanya potensi awan untuk dilaksanakan hujan buatan. Namun secara lokal, ada kemungkinan potensi awan yang disebut intraseasonal monsoon, yang berpotensi menjadi hujan,” paparnya.
Kepala BBTMC BPPT, Tri Handoko Seto mengatakan, pihaknya akan segera melakukan beberapa persiapan teknis dan koordinasi . Diantaranya menyiapkan pesawat terbang untuk dimodifikasi dalam melaksanakan operasi TMC. Termasuk mendatangkan pesawat ke lokasi, menyiapkan sumber daya manusia, dan bahan semai. “Untuk melakukan operasi TMC butuh pesawat yang dimodifikasi khusus guna mengangkut kru serta bahan semai, berupa garam halus yang nantinya akan disemai di dalam awan,” paparnya.
Tri Handoko Seto mengatakan TMC tidak dapat diartikan secara harfiah sebagai pekerjaan membuat hujan. “Hujan buatan atau teknologi modifikasi cuaca adalah melakukan penyemaian awan atau cloud seeding dengan menggunakan bahan-bahan yang bersifat higroskopik atau menyerap air. sehingga proses pertumbuhan butir-butir hujan dalam awan akan meningkat dan selanjutnya akan mempercepat terjadinya hujan,” ujarnya.
Operasi TMC, kata Tri Handoko Seto, tidak lepas dari ketersediaan awan yang diberikan oleh alam. “Artinya jika awannya banyak, kita juga akan dapat menginkubasi lebih banyak dan otomatis akan menghasilkan hujan yang lebih banyak juga, begitupun sebaliknya,” ujarnya.
Seto mengatakan, saat ini dengan semakin meningkatnya frekuensi kejadian bencana hidrometeorologi yang disebabkan factor iklim dan cuaca di Indonesia, kegiatan teknologi modifikasi cuaca banyak dimanfaatkan untuk tujuan mitigasi bencana.
“Seperti mengantisipasi kekeringan, bencana banjir serta bencana kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan atau Karhutla. Selain itu, TMC juga dilakukan untuk pengamanan proyek strategis nasional dan kegiatan penting kenegaraan yang bersifat nasional dan internasional baik untuk mengurangi gangguan kabut asap maupun menjaga agar lokasi kegiatan tidak terkendala oleh cuaca ekstrem,” pungkasnya. Sebagai informasi event kenegaraan yang turut melibatkan dukungan Operasi TMC tersebut diantaranya sebagai berikut; (1) Sea Games pada tahun 2011 di Provinsi Sumatera Selatan dalam pengamanan mengurangi curah hujan; (2) Pekan Olahraga Nasional (PON) di Riau pada Tahun 2013 yang terganggu kabut asap maupun curah hujan di areal lapangan olah raga; (3) Islamic Solidarity Games di Sumatera Selatan Tahun 2013;(4)Redistribusi curah hujan di wilayah DKI pada tahun 2013 dan 2014; (5) Pengurangan curah hujan di area proyek Pembangunan Jalan Tol Samarinda-Balikpapan Tahun 2018;(6) Kegiatan Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang (7) Acara Annual Meeting IMF-World Bank 2018 di Bali serta kegiataan kenegaraan lainnya seperti peringatan HUT Kemerdekaan RI di Istana Negara