Terlalu Banyak Pakai Listrik Pemicu Terjadinya Puting Beliung

Hujan lebat disertai angin kencang yang terjadi di Jakarta minggu lalu telah merobohkan pohon dan papan reklame pinggir jalan. Kejadian seperti itu memang bukan pertama kali. Namun sadarkah masyarakat bahwa kejadian itu merupakan fenomena alam akibat adanya perubahan iklim.

Kepala Pusat Perubahan Iklim dan Kualitas Udara Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Edvin Aldrian menyebutkan meningkatnya kejadian puting beliung merupakan salah satu dampak perubahan iklim.

Angin kenjang yang merobohkan bangunan maupun menumbangkan pepohonan menurut catatan BMKG telah terjadi 23 kali sejak 2007 hingga Maret 2008 di Provinis Jawa Barat, Banten dan Jakarta. Demikian halnya pada 2011 hujan angin juga tercatat kerap terjadi.

Edvin juga mengatakan dampak perubahan iklim telah dirasakan di berbagai penjuru dunia. Dampaknya bisa bervariasi bergantung letak dan wilayahnya. Edvin menyebut Bangkok sebagai contoh menarik adanya perubahan iklim dengan banjir besarnya yang terjadi akhir Oktober 2011 lalu.

”Banjir itu terburuk dan belum pernah terjadi sebelumnya di Bangkok. Korban tewas 300 orang lebih dan perekonomian negaranya terancam lumpuh total,” katanya.

Masyarakat Indonesia sebenarnya tidak menyadari jika dampak perubahan iklim juga sudah terjadi baik yang dampak langsung maupun tidak langsung. Puting beliung atau hujan angin itu merupakan dampak perubahan iklim yang langsung bisa dirasakan oleh masyarakat.

Dampak perubahan iklim yang bisa langsung dirasakan masyarakat menurut Edvin adalah perubahan siklus air dan perluasan wilayah tropis, anomali iklim dan musim,  perubahan frekuensi El Nino dan La Nina. Kebarakan hutan, puting beliung, banjir dan kekeringan, hujan asam dan gelombang tinggi laut juga merupakan perubahan iklim yang sudah dialami Indonesia.

Dampak perubahan iklim tersebut lanjut Edvin bukan tidak bisa dilakukan pencegahannya. Sedikitnya ada sembilan hal yang bisa dilakukan masyarakat untuk mengurangi risiko perubahan iklim. Caranya dengan mengonsumsi berang berdasarkan kebutuhan bukan menuruti kemauan. Selain itu menanam pohon, melestarikan keanekaragaman hayati, hemat air, kurangi penggunaan listrik dan BBM, mengunakan pemanas air bertenaga surya. *

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author