Jakarta, Technology-Indonesia.com – Keberhasilan rancang bangun dan pengembangan sepeda motor listrik GESITS oleh salah satu perguruan tinggi Indonesia hingga industrialisasi merupakan batu loncatan besar dalam mencapai kemandirian bangsa untuk kendaraan ramah lingkungan dan hemat energi di masa mendatang. Untuk itu, pemerintah akan terus mengawal proses industrialisasi GESITS agar produk anak bangsa ini bisa membanggakan dan setingkat dengan standar mutu internasional.
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menyampaikan hal tersebut saat mengunjungi pabrik perakitan GESITS di kawasan industri PT. Wijaya Karya (WIKA) Industri & Konstruksi di Cileungsi, Bogor pada Minggu (5/8/2018). Menristekdikti mengapresiasi segala upaya yang telah dicapai tim GESITS dalam merealisasikan pengembangan hasil inovasi dari perguruan tinggi tersebut.
“Tujuan saya datang ke sini untuk melihat langsung perkembangan yang sudah dilakukan. Saya mendengar ada regulasi-regulasi yang akan menghambat proyek GESITS, ternyata semua berjalan sesuai yang kita harapkan,” kata Menteri Nasir.
Menristekdikti mengingatkan bahwa Presiden Republik Indonesia menunggu peluncuran GESITS. Bahkan Presiden Joko Widodo ingin mencoba langsung GESITS sebelum motor ini dipakai masyarakat. “Presiden minta disiapkan 50 unit pertama untuk digunakan di lingkungan Istana Negara,” lanjutnya.
Menristekdikti juga menyampaikan pihaknya akan berkoordinasi dengan kementerian-kementerian lain, seperti Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Perhubungan untuk mendukung penuh GESITS.
“Saya juga akan berbicara dengan Pertamina sebagai penyedia jaringan energi. Ini untuk kemudahan penggunaan GESITS di tengah masyarakat,” ucap Nasir. Selain itu, perlu disiapkan regulasi yang menjamin kelancaran penggunaan kendaraan listrik di Indonesia.
GESITS merupakan sepeda motor listrik yang mengandalkan baterai litium. Untuk pengisian ulang baterai berteknologi canggih ini, para pengguna hanya butuh menukarnya dengan baterai yang telah terisi di gerai-gerai penukaran yang akan disebar secara luas di tengah masyarakat.
Menristekdikti berharap metode pengisian ulang baterai dapat dilakukan dengan cara pertukaran unit baterai (battery swap) di jaringan-jaringan SPBU Pertamina. Dengan begitu, masyarakat pengguna bisa menukar baterai semudah mengisi bensin di SPBU. Konsep ini seperti pembelian tabung gas elpiji yang sudah familiar di tengah masyarakat.
Nasir menyebutkan, GESITS yang akan diproduksi mulai tahun ini merupakan sepeda motor atau kendaraan pertama buatan Indonesia yang berhasil diproduksi dan dipasarkan. Ini menandakan bahwa Indonesia telah mengalami lompatan pertama dalam teknologi yang berwawasan masa depan.
Dalam kesempatan tersebut, Direktur Utama PT. WIKA Tumiyana menyampaikan kesiapan PT. WIKA dalam produksi GESITS pada tahun ini. Dalam tahap awal pabrik perakitan akan mampu memproduksi 50.000 unit GESITS per tahun.
“Sebagai tahap awal kami telah memiliki fasilitas industri perakitan yang siap memproduksi 50 ribu unit. Kapasitas ini akan kami tingkatkan secara bertahap hingga mencapai 100 ribu unit per tahun,” ujar Tumiyana.
CEO PT Gesits Technologies Indo (GTI) Harun Sjech menyampaikan bahwa perkembangan proyek GESITS sesuai dengan rencana yang diharapkan pemerintah. Model produksi GESITS rencananya akan diluncurkan pada September 2018. Target Pemerintah agar GESITS bisa menjadi 100 persen produk dalam negeri pada tahun 2020 dijawab Harun sebagai tantangan yang bisa direalisasi.
“Seperti kata Menristekdikti saat ini 89 persen komponen untuk GESITS sudah mampu dibuat di dalam negeri. Tapi bukan berarti 11 persen komponen yang saat ini masih diimpor tidak bisa kita buat sendiri. Saat ini sudah ada pihak-pihak nasional yang mampu menciptakan komponen-komponen itu. Namun untuk skala industri masih memerlukan waktu sedikitnya setahun,” katanya.
Harun menegaskan target produksi massal GESITS yang diharapkan akan dimulai pada November tahun ini telah siap dilakukan.
“Untuk sementara produksi akan difokuskan untuk memenuhi permintaan dari perusahaan-perusahaan dan publik yang telah masuk dalam daftar pesanan. Setelah itu, pabrik akan kami kembangkan agar bisa memenuhi permintaan masyarakat lainnya,” pungkasnya.