Imlek yang jatuh tepat pada Kamis, 3 Februari 2011, hanya sebagian kecil wilayah di Idnonesia yang akan mengalami hujan. Demikian prakiraan cuaca mingguan yang dikeluarkan Bagian Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, pada Minggu (30/1).
Saat Imlek itu di Sumatera hujan akan terjadi di bagian utara yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara dan Sumatera Barat. Hujan terjadi pada sore hari dengan intensitas ringan hingga sedang. Namun hujan tidak berlangsung lama sekitar pukul 21.00 diperkirakan berakhir.
Sedangkan di Jawa hujan intensitas sedang akan melanda Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya termasuk Madura. Di Kalimantan hujan ringat akan terjadi di Pontianak dan Samarinda. Sulawesi hujan diperkirakan jatuh di wilayah tengah antara lain Palu.
Di Maluku hujan ringan akan jatuh di Halmahera, sedangkan di Ambon akan mengalami hujan intensitas sedang pada siang hari. Hujan di Papua diperkirakan terjadi di wilayah utara dan barat seperti Sorong, Biak dan Manokwari.
Badai Yasi
Pada Februari ini gangguan cuaca diperkirakan akan terjadi dengan terbentuknya badai Yasi hari Senin (31/1) di Pasifik Barat atau sebelah timur Papua New Guinea. Badai akan berdampak pada munculnya gelombang tinggi dan hujan lebat di kawasan timur Indonesia. Kukuh mempekirakan dengan pergerakan ke arah barat berkecepatan 17 knot atau 31,5 km perjam maka akan berdampak bagi cuaca di Indonesia, yaitu munculnya gelombang laut yang tinggi di Laut Arafura dan Banda.
Munculnya Yasi menggantikan siklon atau badai Anthony yang meluruh Sabtu (29/1) malam. Badai di barat Australia ini yang bertahan selama empat hari berdampak pada kurangnya hujan di Jawa hingga Nusa Tenggara.
Sementara itu dalam dua hari mendatang juga akan terbentuk daerah konvergensi atau pertemuan masa udara di selatan Banten dan Jabodetabek bagian barat hingga ke Tangaerang. “Karena itu daerah-daerah itu akan berpotensi dilanda hujan lebat,” kata Kukuh. Namun pada tanggal 3 atau hari Kamis, daerah konvergensi bergerak memasuki Lampung bagian Selatan. Pola angin skala lokal ini dapat dipengaruhi Siklon Tropis Yasi yang bergerak dari timur ke barat.
Januari – Februari sebenarnya merupakan puncak hujan, guyuran hujan justru tergolong kurang di banyak zona musim di Indonesia. Pendinginan muka laut salah satu penyebabnya, jelas Endro Santoso, Kepala Bidang Informasi Klimatologi dan Kualitas Udara BMKG.
Pendinginan suhu muka laut mulai terlihat awal Januari, yaitu di wilayah sekitar Sumatera Selatan, Selat Sunda dan sekitar Jawa Barat, baik di perairan utara (Laut Jawa) maupun selatan (Samudera Hindia). Pada pertengahan Januari pendinginan suhu muka laut meluas hingga ke Kalimantan dan Sulawesi. Sementara itu anomali cuaca berupa La Nina dengan intensitas moderat masih berlangsung.
Adanya pendinginan suhu muka laut tersebut menyebabkan sebagian besar Jawa kurang hujan pada Januari lalu. Hal sama juga dialami Lampung, Bengkulu, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Sulawasi Utara, NAD, Manokwari dan Jayapura di Papua. ***