Satelit LAPAN-A2 Berhasil Diluncurkan

Satelit LAPAN-A2/ LAPAN-ORARI berhasil diluncurkan di Sriharikota, India pada Senin (28/9). Satelit equatorial pertama yang dibuat di dalam negeri oleh LAPAN diluncurkan menggunakan roket peluncur satelit PSLV-C30 yang lepas landas pada 11.30 WIB.

Satelit LAPAN-A2 berhasil “melepaskan diri” dari PSLV-C30 pada detik ke 1381 dari waktu peluncuran di ketinggian sekitar 650 kilometer di atas permukaan bumi. Selanjutnya, dengan fasilitas yang dimiliki stasiun bumi di Pusat Teknologi Satelit (Pusteksat) LAPAN, proses penjejakan satelit baru akan dimulai.

Menurut Kepala LAPAN, Thomas Djamaluddin, diperlukan waktu sekitar satu bulan satu bulan untuk mengaktifkan dan menguji semua sistem satelit agar bisa beroperasi dengan normal. LAPAN-A2 akan diorbitkan dekat ekuator dengan inklinasi enam derajat pada ketinggian 650 kilometer dari permukaan Bumi.

“LAPAN-A2 akan mengorbit equatorial dan melintasi Indonesia setiap 90 menit sekali atau 14 kali setiap harinya. Dengan demikian, satelit ini dapat mendukung pemantauan wilayah nusantara dari luar angkasa. Satelit tersebut akan bergerak di cakupan enam derajat Lintang Selatan hingga enam derajat Lintang Utara,” ungkap Thomas.

Selain stasiun bumi di Pusteksat, LAPAN memiliki stasiun bumi di Balai Penjejakan dan Kendali Wahana Antariksa (BPKWA) di Biak. Stasiun bumi tersebut akan membantu dalam proses penjejakan satelit LAPAN-A2.

Satelit berdimensi 500 x 470 x 380 milimeter dengan bobot 78 kilogram itu membawa misi pemantauan permukaan bumi, identifikasi kapal laut, dan komunikasi radio amatir. Untuk misi pemantauan wilayah RI, satelit LAPAN-A2 membawa kamera video analog dengan resolusi lima meter dan kamera digital dengan resolusi 3,5 meter.

Untuk menjalankan misi pemantauan lalu lintas kapal, operasi keamanan laut, perikanan, dan eksplorasi sumber daya kelautan Indonesia, satelit dilengkapi dengan Automatic Identification System (AIS). Teknologi ini dapat mendeteksi ribuan kapal dengan cakupan area pengamatan mencapai ribuan kilometer. Sementara itu, misi komunikasi amatir pada LAPAN-A2 bertujuan untuk komunikasi pada kondisi darurat bencana dan kegiatan radio amatir dalam mendukung kepentingan nasional. 

Dalam berkomunikasi dengan stasiun bumi, LAPAN-A2 menggunakan frekuensi UHF dan S-Band. Untuk sistem kontrol perilaku, satelit ini dilengkapi dengan tiga wheel/ fiber optic laser gyros dalam axis orthogonal, dua CCD star sensor, tiga magnetic coils, enam panel surya tunggal untuk sensor matahari, dan 3 axis magnetic fields sensor.

Peluncuran LAPAN-A2, lanjut Thomas, memiliki arti penting dalam membangkitkan kepercayaan diri para peneliti dan perekayasa LAPAN untuk terus berkontribusi dalam pembangunan kemandirian bangsa di bidang iptek keantariksaan.

Tak lupa, Thomas menjabarkan rencana peralihan dari litbang satelit eksperimen menuju litbang satelit operasional. “Meskipun masih terkendala dengan anggaran, namun kami mengerti hal tersebut. Namun kami yakin pemerintah akan mendukung hasil litbang yang bermanfaat langsung bagi pembangunan,” kataThomas.

Selain satelit LAPAN-A2, PSLV-C30 membawa muatan utama berupa satelit Astrosat berbobot 1,5 ton, satu buah satelit nano milik Kanada seberat 14 kg dan 4 buah satelit nano milik Amerika Serikat dengan berat masing-masing 4 kilogram.

Selanjutnya, LAPAN juga sedang menyiapkan peluncuran satelit generasi berikutnya, LAPAN-A3, yang akan memiliki fitur dan misi yang lebih baik dari LAPAN-A2. Di masa depan, LAPAN juga sedang menyiapkan diri untuk membangun satelit-satelit operasional melalui konsorsium nasional.

 

 

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author