Jakarta, Technology-Indonesia.com – Tanaman kedelai merupakan komoditas yang dikonsumsi masyarakat sehari-hari. Kedelai telah banyak diketahui sebagai sumber protein nabati yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan gizi. Produksi kedelai terus didorong oleh pemerintah dengan berbagai cara, salah satunya memastikan ketersediaan benih bermutu yang mudah diakses petani.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Kepulauan Riau (Kepri) merintis perbenihan kedelai di Kabupaten Bintan dengan membuat demplot produksi benih kedelai seluas 0,6 hektare (ha). Lokasi demplot adalah lahan kebun UPT BPPSP-TPHP atau biasa disebut Balai Benih Induk (BBI) Provinsi Kepri.
Sebagai pertanda dimulainya kegiatan produksi, BPTP Kepri menggelar acara tanam kedelai secara simbolis bersama dengan beberapa instansi terkait. Kepala BPTP Kepri, Sugeng Widodo memimpin tanam simbolis bersama Kepala UPT BPPSP-TPHP, Nil Erison; Dadi Rosadi, Kasi Penyuluhan Dinas Keta.hanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bintan, perwakilan BPP Gunung Kijang, dan lain-lain.
Kedelai yang ditanam kali ini adalah varietas unggul baru (VUB) dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) yaitu Dega-1 dan Detap-1. “Benih yang ditanam adalah benih label putih atau benih dasar, sehingga masih bisa diturunkan menjadi benih pokok hingga benih sebar,” terang Sugeng.
Varietas Dega-1 merupakan kedelai berbiji besar yang dilepas Balitbangtan tahun 2016. Dega-1 lahir dari hasil persilangan antara varietas Grobogan dan Malabar. Varietas ini memiliki warna kulit polong coklat muda, dan warna kulit biji kuning. Kedelai ini berbiji besar yaitu 22 gram/100 biji, melebihi rerata kedelai impor 18 gram/100 biji.
Potensi hasil varietas Dega-1 bisa mencapai 3,8 ton/ha dengan rerata hasil 2,8 ton/ha. Polong masak pada umur relatif pendek yakni 72 hst (hari setelah tanam) lebih pendek dibandingkan tetuanya. Dari nilai fungsional, Dega 1 memiliki kadar protein cukup tinggi yaitu 37,8% serta dan lemak 17,3% BK.
Dengan beberapa sifat unggul yang dimiliki ini, Dega 1 semakin diminati petani, pengusaha dan pengembang kedelai di Indonesia. Berbiji besar, produktivitas tinggi serta berumur pendek menjadi kriteria penting pemilihan varietas oleh petani kedelai dan produsen tempe.
Selain Dega-1, benih yang akan diproduksi di demplot ini adalah Detap-1 atau dijuluki Anjasmoro Reborn. Tetua persilangan yang menghasilkan Detap-1 adalah varietas Anjasmoro yang sudah sangat dikenal di Indonesia. Dega-1 tahan pecah polong dan berumur lebih genjah.
Varietas yang dilepas Balitbangtan pada 2017 ini tahan pecah polong serta ukuran bijinya besar yaitu 15 gram/100 biji. Menariknya lagi, kedelai ini beumur tergolong genjah (singkat) yakni 78 hari. Selain itu, Detap 1 juga memiliki daya hasil tinggi yaitu 2,70 ton/ha. Detap 1 diharapkan menjadi salah satu pengungkit produktivitas kedelai nasional.
Selain untuk mendiseminasikan teknologi produksi benih kedelai, kegiatan ini juga ditujukan untuk menyebarluaskan varietas unggul baru (VUB) Balitbangtan agar lebih cepat dikenal dan nantinya diadaptasi oleh masyarakat. (Sumber BPTP Kepri)