Menristek Fokuskan Pemulihan Ekonomi Indonesia melalui Riset dan Inovasi

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Potensi pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan sangat dibutuhkan untuk meredam dampak negatif pandemi COVID-19 saat ini dan di masa depan. Untuk itu dibutuhkan penguatan kebijakan pembanguan ekonomi, daya saing perekonomian, pengentasan kemiskinan, dan pemerataan pembangunan di Indonesia.

Kondisi pandemi yang berdampak serius terhadap kondisi kesehatan dan juga ekonomi di seluruh dunia, termasuk Indonesia menghadirkan kebutuhan akan langkah-langkah pemulihan yang tepat, cepat, dan dapat menyentuh seluruh kalangan. Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan terdapat empat fokus yang dapat memulihkan ekonomi Indonesia dan mencegah kontraksi lebih dalam di masa pandemi ini.

“Kita ingin merespon berbagai masalah sekaligus ingin mencegah terjadinya kontraksi yang lebih dalam terhadap perekonomian kita. Sebagai komunitas riset dan inovasi, kita juga harus mempunyai langkah-langkah yang lebih terfokus,” jelas Menristek saat hadir sebagai pembicara kunci pada seminar virtual Thee Kian Wie Lecture Series V bertema ‘Kebijakan Pembangunan yang Inklusif dan Berkelanjutan: Strategi Pemulihan Pascapandemi’ yang diselenggarakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), pada Rabu (26/8/2020).

Menteri Bambang menyampaikan, langkah yang dapat dilakukan saat ini adalah penanggulangan Covid-19 dan pemulihan ekonomi. Penanggulangan Covid-19 dan pemulihan ekonomi merupakan kombinasi dari upaya penanganan yang dilakukan oleh pihak yang bergerak di bidang riset, kesehatan, farmasi, dan juga pemulihan ekonomi terutama terkait transformasi digital.

Tiga langkah terfokus selanjutnya adalah memperkuat daya saing bangsa, mencapai inklusifitas, serta keluar dari perangkap pendapatan menengah atau middle income trap. Menteri Bambang mengingatkan, jangan sampai kondisi pandemi menghalangi inklusifitas pembangunan Indonesia.

“Empat upaya yang difokuskan oleh komunitas riset dan inovasi serta lembaga kegiatan penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan, yakni memperkuat ekosistem inovasi, mengoptimalkan penggunaan anggaran riset, meningkatkan kemampuan adopsi teknologi dan inovasi, juga menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan berkeadilan,” terangnya.

Menteri Bambang mengungkapkan, Pembentukan Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 merupakan salah satu upaya menanggulangi virus corona yang diambil Kementerian Riset dan Teknologi. Konsorsium riset merupakan kolaborasi antara pemerintah, universitas, lembaga pemerintah non kementerian, industri, diaspora, asosiasi profesional, serta rumah sakit.

Sementara itu, Kepala Pusat Penelitian Ekonomi LIPI, Agus Eko Nugroho mengatakan studi penguatan daya saing menuju pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, diharapkan dapat menjadi pendorong untuk kebijakan yang lebih berkelanjutan.

Menurutnya, pembahasan strategi kebijakan pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan terkait erat dengan aspek peningkatan kemampuan industri; pembangunan rendah karbon; penurunan emisi sektor energi, industri; kehutanan, pertanian dan limbah; tata kelola pemerintahan; serta pelaku usaha.

“Pelaku usaha sebagai aktor utama dalam perekonomian sekaligus sebagai pencipta inovasi diharapkan dapat menjadi penggerak terciptanya iklim usaha yang inklusif dan berkelanjutan,” jelasnya.

Thee Kian Wie Lecture Series diselenggarakan sebagai bentuk tanggungjawab keilmuan para peneliti di Pusat Penelitian Ekonomi LIPI. Acara ini juga sebagai sebagai bentuk penghargaan atas jasa-jasa peneliti senior Thee Kian Wie (1935-2014), dengan warisan luar biasa baik untuk kemajuan ilmu pengetahuan sosial dan kebijakan ekonomi di Indonesia.

Penghargaan pun telah diraih oleh mendiang Thee Kian Wie semasa hidupnya, diantaranya: Doctor Honoris Causa dari Australian National University (2004); Habibie Award (2006); dan LIPI Sarwono Award (2008).

“Keteladanan Pak Thee sebagai peneliti yang sangat handal dan produktif, dengan kepribadian yang murah hati, disiplin, dan humoris, telah memberikan inspirasi bagi para peneliti dan akademis hingga sekarang. Sebagai pakar sejarah ekonomi, Pak Thee senantiasa mengajarkan dengan melihat kepada sejarah sebelum membuat keputusan,” ujar Agus.

Acara yang dibuka oleh Kepala LIPI, Laksana Tri Handoko ini menghadirkan Ekonom Senior sekaligus Guru Besar Universitas Indonesia, Emil Salim; Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), Hariyadi Sukamdoni; serta peneliti senior Center for International Forestry Research (CIFOR) dan penerima LIPI Sarwono Award 2018, Prof. Daniel Murdiyarso; serta Peneliti Pusat Penelitian Ekonomi LIPI, Syarif Hidayat.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author