Standardisasi Kunci UMKM Naik Kelas dan Menembus Pasar Global

TechnologyIndonesia.id – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan fondasi utama perekonomian nasional. Menurut data Kementerian UMKM, hingga akhir 2024, jumlah UMK di Indonesia tercatat lebih dari 65 juta unit atau hampir 99,9% dari total pelaku usaha.

UMKM menyumbang sekitar 61% terhadap produk domestik bruto (PDB), atau setara dengan Rp9.300 triliun. Selain itu, sektor ini juga menyerap hingga 97% tenaga kerja dan menyumbang 15% ekspor nonmigas, utamanya dari sektor makanan, kerajinan tangan, dan tekstil.

Di balik potensi besar tersebut, sebagian besar pelaku UMKM masih menghadapi tantangan klasik dalam memenuhi aspek legalitas dan standardisasi produk. Tanpa pemenuhan izin edar, sertifikasi halal, maupun Standar Nasional Indonesia (SNI), produk UMKM sulit bersaing secara berkelanjutan, terutama di pasar ritel modern, e-katalog, hingga ekspor.

Menjawab tantangan itu, Badan Standardisasi Nasional (BSN) melaksanakan program Bootcamp SNI Bina UMK 2025, yang akan berlangsung secara daring dan tanpa dipungut biaya (gratis) mulai 3 Juni hingga 2 Juli 2025.

Bootcamp ini merupakan hasil kolaborasi antara BSN dan berbagai kementerian/lembaga, pemerintah daerah, serta mitra pendamping UMKM dengan dukungan Kementerian Sekretariat Negara. Program ini ditujukan bagi UMK yang telah memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) dan fokus pada pendampingan dalam aspek perizinan serta sertifikasi usaha.

“Tantangan terbesar UMKM bukan pada produk, tetapi pada kepercayaan pasar. Standar adalah bahasa universal yang menjembatani kepercayaan itu. Tugas BSN adalah memastikan bahwa pelaku UMKM tidak berjalan sendiri dalam memahami dan memenuhi standar,” tegas Plt. Kepala BSN, Y. Kristianto Widiwardono, di Jakarta, Selasa (3/6/2025).

Kristianto menambahkan, pendekatan standardisasi untuk UMKM tidak boleh disamakan dengan industri besar. Dibutuhkan skema pembinaan dan fasilitasi yang praktis, fleksibel, dan kontekstual.

“Standar tidak datang membawa beban, tapi solusi. Pendampingan penerapan standar harus bersifat mendorong, bukan menghambat. Itulah mengapa kami melibatkan lintas kementerian dan mitra industri agar prosesnya sinergis dan konkret,” lanjutnya.

Program Bootcamp SNI Bina UMK 2025 semula ditargetkan akan diikuti 1.000 peserta. Namun, adanya respon positif dari UMK menjadikan jumlah peserta yang mendaftar tercatat sudah 1984 UMK. UMK ini berasal dari binaan kementerian, lembaga pemerintah, pemerintah daerah, BUMN, dan mitra lainnya.

Peserta Bootcamp SNI Bina UMK 2025 akan mendapatkan berbagai manfaat, antara lain pendampingan penerapan SNI, fasilitasi sertifikasi SNI, serta fasilitasi pengurusan izin edar dan pendaftaran merek.

Program ini juga memberikan pendampingan dalam sertifikasi halal dan pemenuhan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Selain itu, peserta berkesempatan dilibatkan dalam business matching yang dapat memperluas jaringan pemasaran produknya.

Bootcamp juga menampilkan sesi sharing kisah sukses dari role model yang telah berhasil menerapkan SNI untuk memberikan inspirasi nyata bagi para peserta. Selain itu, juga sesi pembekalan mengenai pemenuhan TKDN bagi pelaku industri kecil dan tahapan serta persyaratan UMK untuk masuk ke dalam e-Katalog LKPP turut menjadi fokus pembelajaran.

Untuk mendukung pengembangan bisnis, peserta juga akan mendapatkan strategi dan pelatihan digitalisasi pemasaran produk UMK, termasuk tips dan trik agar UMK dapat masuk ke marketplace, pasar ritel, serta menembus pasar ekspor. Tidak ketinggalan, informasi mengenai program fasilitasi tambahan bagi UMKM juga akan disampaikan secara menyeluruh.

“BSN meyakini, langkah transformasi UMKM tidak bisa ditunda. Produk lokal memiliki potensi besar untuk tumbuh, bukan sekadar bertahan. Namun hal itu hanya akan terjadi jika pelaku UMK dibekali dengan kepercayaan diri dan pemahaman standar yang memadai,” pungkas Kristianto.

Dengan dukungan lintas sektor dan semangat gotong royong, BSN mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk menjadikan UMKM sebagai kekuatan ekonomi nasional yang berstandar, legal, dan siap mendunia.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author