TechnologyIndonesia.id – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Organisasi Riset Tenaga Nuklir (ORTN) menjalin kerja sama dengan Institute of Nuclear and New Energy Technology (INET) Tsinghua University China dalam pengembangan reaktor High Temperature Gas- cooled Reactor Technology (HTGR) melalui program Joint Laboratory (Joint Lab).
Kegiatan Joint Lab ini merupakan bagian dari Belt and Road Initiative Indonesia-Republik Rakyat China yang ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo dan Presiden Xi Jin Ping sejak 2016.
Kegiatan Joint Lab ini tidak hanya di bidang riset, tetapi juga dalam peningkatan kapabilitas Sumber Daya Manusia (SDM). Terkait hal tersebut, Kepala Pusat Riset Teknologi Daur Bahan Bakar Nuklir dan Limbah Radioaktif (PRTDBBNLR) BRIN Syaiful Bahkri, ikut hadir dalam perhelatan The Sixth Seminar of the China-Indonesia Joint Laboratory on HTGR pada 19 – 20 Desember 2023 di Xiamen, China.
Syaiful menyampaikan tentang arahan Kepala BRIN untuk pengembangan teknologi HTGR di Indonesia agar berkolaborasi dengan INET.
“INET menyambut baik rencana joint development ini sebagai pengembangan cakupan yg lebih luas dari Joint Lab. INET mendukung rencana ini, dan rencana detil, serta peta jalan. Untuk pengembangan kompetensi SDM terkait akan diputuskan pada pertemuan yang akan datang,” ujar Syaiful dalam keterangan tertulisnya, pada Kamis, 28 Desember 2023.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, kegiatan yang telah dicapai antara lain, terkait simulator, simulasi dan disain reaktor HTGR PeLUIt.
“Ke depan, bukan hanya kerja sama di bidang pengembangan reaktor nuklir saja. Rencananya akan diperluas dalam bidang bahan bakar dan limbah HTGR,” ungkap Syaiful.
Dia menambahkan, kegiatan bersama ini tidak hanya di bidang riset tetapi juga dalam peningkatan kapabilitas SDM melalui training, visiting, dan konsultasi.
Senada dengan Syaiful, Deputy Chief Engineer of the Institute of Nuclear and New Energy Technology-Tsinghua University China Sun Yuliang menyatakan, tujuan dari program ini untuk meningkatkan capacity building di bidang HTGR.
“Program Joint Lab INET dengan BRIN merupakan kelanjutan yang sudah lama dirintis oleh INET bersama BATAN. Ketika delegasi pimpinan BATAN berkunjung ke INET pada 2015, yang bertujuan untuk melakukan capacity building di bidang HTGR,” ujar Sun.
Sementara itu, Kepala Pusat Riset Teknologi Reaktor Nuklir (PRTRN) BRIN Topan Setiadipura berharap, agar INET dapat membantu memberikan konsultasi saat design approval PeLUIt, HTGR buatan BRIN.
Pada pertemuan tersebut, selain membahas capaian bersama yang telah diperoleh serta rencana kegiatan bersama pada 2024, dilakukan juga penyerahan dokumen kerja sama.
Dokumen yang telah ditandatangani oleh Kepala ORTN BRIN Rohadi Awaludin dengan Direktur INET Zhang Zuoyi, tentang Laboratorium Bersama Belt and Road Tiongkok-Indonesia pada Reaktor Pendingin Gas Suhu Tinggi (The Agreement of Belt and Road Tiongkok – Indonesia Joint Lab on HTGR).
Dalam perjanjian kerja sama menyebutkan pentingnya teknologi HTGR bagi pembangunan sosial dan ekonomi berkelanjutan, serta meningkatkan taraf hidup masyarakat di kedua negara.
BRIN dan INET juga berkeinginan untuk lebih memperkuat kerja sama iptek dalam pengembangan teknologi HTGR. (Sumber brin.go.id)