La Nina Diprediksi Muncul Di Musim Kemarau

JAKARTA – La Nina dengan intensitas lemah hingga sedang berpeluang muncul di bulan Juli, Agustus, hingga September 2016. Kemunculan La-nina ini akan diikuti fenomena Dipole Mode Negatif yang berdampak pada meningkatnya potensi curah hujan pada musim kemarau dan musim hujan tahun 2016/2017. Kondisi ini menyebabkan beberapa daerah mengalami kemarau basah.

Fenomena Dipole Mode Negatif terjadi karena kondisi suhu muka laut di bagian barat Sumatera lebih hangat dari suhu muka laut di Pantai Timur Afrika. Fenomena ini menambah pasokan uap air yang mengakibatkan bertambahnya curah hujan untuk wilayah Indonesia Bagian Barat.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Andi Eka Sakya mengatakan saat ini, kondisi angin monsoon timuran mulai menguat, sehingga Indonesia berada pada musim peralihan. “Berdasarkan hasil evaluasi musim kemarau sampai Mei 2016, baru sekitar 31.6% daerah yang masuk musim kemarau,” kata Andi Eka di Kantor BMKG Kemayoran, Jakarta, pada Jumat (3/6/2016).

Kondisi dipole mode yang diprediksi menguat pada Juli hingga September, dapat memicu bertambahnya potensi curah hujan di Wilayah Barat Sumatera dan Jawa. Sementara wilayah Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara sifat hujannya pada musim kemarau 2016 diprediksi normal.

Daerah-daerah yang diprediksi mengalami curah hujan di atas normal pada periode musim kemarau meliputi Sumatera Utara Bagian Barat, Sumatera Barat bagian Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa bagian Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawsi Tenggara, dan Papua.

Menurut Andi Eka, kemarau basah akan berdampak positif pada sektor pertanian karena meningkatnya luas lahan tanam dan produksi padi. Namun, kemarau basah berdampak negatif pada komoditas perkebunan seperti tembakau, tebu, teh serta tanaman hortikultura lainnya.

Kondisi La Nina dampak positif bagi perikanan, sebab penangkapan ikan tuna semakin meningkat. Sementara bagi para petambak garam, kurang begitu menguntungkan.

 

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author