Satelit Lapan A2 yang pembuatan, perakitan, hingga pengujiannya dilakukan oleh anak-anak bangsa di Lapan, akan segera diluncurkan Juni 2013.
“Kini, Lapan sedang berkoordinasi dengan Indian Space Research Organisation (ISRO) terkait roket peluncurnya. Satelit sudah dikirim ke Sriharikota, India,”kata Kepala LAPAN Bambang S. Tejasukmana beberapa waktu lalu.
Selain itu menyambut 50 tahun, Lapan tengah berupaya untuk mewujudkan inovasi nasional dalam pengendalian wahana terbang kecepatan tinggi hingga 1 mach. Namun untuk mencapai ‘lompatan’ inovasi tersebut, LAPAN memulai dengan wahana terbang kecepatan rendah dengan menciptakan unmanned aerial vehicle (UAV). “Salah satunya telah sukses dilakukan uji terbang UAV di kawasan Bintaro dan pemotretan Gunung Merapi menggunakan UAV,” ungkap Bambang.
Selain UAV, Lapan juga berhasil mengembangkan wahana terbang LSU-02G2 Lapan. Pesawat ini dapat mengudara secara autonomous dan mampu menempuh jarak sekitar 26 kilometer dengan kecepatan terbang mencapai 90 km/jam. Beberapa keberhasilan lain yang dicapai LAPAN pada 2012 ini ialah program light surveillance aircraft (LSA) dan S-15 Stemme hasil kerja sama dengan TU Berlin, Jerman, persiapan satelit LAPAN A-2 untuk diluncurkan serta inovasi LAPAN A-3 pada 2014 dan LAPAN A-4 pada 2017, pengembangan roket konversi dan Roket Sonda RX-550.
Tidak hanya itu, di bidang penginderaan jauh Lapan sedang melaksanakan pengembangan Bank Data Penginderaan Jauh Nasional (BDPJN) yang merupakan implementasi dari Inpres No.6 Tahun 2012. Kemudian sebagai lembaga penelitian dan pengembangan, Lapan juga menjawab pertanyaan masyarakat luas terkait fenomena dirgantara dan antariksa, diantaranya meluruskan pemahaman tentang kiamat 2012 dengan penjelasan ilmiah mengenai siklus matahari, serta meluruskan pemahaman masyarakat tentang crop circle yang merupakan bagian dari pseudoscience.
“Yang tak kalah penting ialah pada tahun 2012 ini yaitu Rancangan Undang-undang (RUU) Keantariksaan. Saat ini, prosesnya yaitu menunggu DPR menyiapkan Daftar Inventarisasi Masalah (DIM),” ujar Bambang.
Seluruh capaian dan keberhasilan yang didapat selama 2012 menjadi pemicu semangat dalam mengembangkan inovasi kedirgantaraan. Untuk itu, pada hari jadi ke-49 tahun, Lapan mendeklarasikan Ekspedisi Morotai. Ekspedisi ini didasari atas kebutuhan Indonesia dalam mewujudkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi kedirgantaraan.
Lapan mempunyai keinginan untuk membangun bandar antariksa di Pulau Morotai, Maluku Utara. Kepala Lapan menjelaskan, kebutuhan akan bandar antariksa professional berguna untuk meluncurkan satelit dengan menggunakan Roket Pengorbit Satelit (RPS) dari Indonesia. Nantinya, bandar antariksa juga berfungsi sebagai lokasi uji terbang pesawat udara nir-awak (UAV) ciptaan LAPAN.