Melihat Catatan Riset Lapangan di Galeri Luweng Soegondo

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Beragam kisah dan pengalaman melakukan riset lapangan antropologi dan arkeologi ditampilkan dalam galeri arsip catatanan lapangan Luweng Soegondo bertajuk Pameran RUINS Vol.2 : Arsip Berserak.

Pengunjung dapat melihat berbagai persitiwa selama riset lapangan dalam gelaran yang berlangsung sejak Januari-Februari 2023.

Selain menampilkan pengalaman dalam melakukan riset lapangan, pada gelaran ini ditunjukkan pengalaman lain melakukan street photography, pengalaman menikmati pertunjukan musik, pengalaman kerja di pelosok perbatasan, dan lainnya.

“Selama ini, arsip catatan lapangan mungkin tidak banyak kita kenali oleh umum. Rekaman data informasi yang ada disitu, hanya tersimpan pada peneliti yang melakukannya,” papar Humas FIB UGM, Wira dalam rilis yang diterima Technology-Indonesia.com pada Rabu (15/2/2023).

“Di Galeri Luweng Soegondo ini memberikan peluang kebebasan alih media dan dialog lebih luas bagi arsip-arsip catatan lapangan ini,” imbuhnya.

Dalam satu panel displai, Bunga Inezwara dan Nabila Adinta mengajak pengunjung untuk mencermati ulang isu migrasi melalui riset yang sedang mereka kerjakan di keriuhan Kota Jakarta terhadap ketidakpastian pengungsi dan pencari suaka dari negara konflik Afganistan.

Pada panel displai yang lain, pengunjung diajak Natasha Devanand Dhanwani meloncat ke tepi Indonesia, tepatnya di pulau kecil Sangihe di Sulawesi Utara untuk merasakan situasi krisis perjuangan yang sedang dialami oleh saudara-saudara kita di sana.

Berikutnya pada panel lain pengunjung diajak lebih jauh bercengkerama soal mempertanyakan isu heritage yang mangkrak, isu keterisolasian pelosok pedalaman, isu seni rakyat yang terpinggirkan, isu wajah keseharian jalanan kota, isu dibalik eforia pertunjukan hiburan, yang menimbulkan pertanyaan-pertanyaan baru yang menggelitik.

Wira mengatakan bahwa gagasan dari Galeri Luweng Soegondo untuk berkembang menjadi ruang kolaborasi lintas sudut pandang (keilmuan) ini menarik. Dengan menyingkap kembali lapisan per lapisan timbunan informasi arsip tersebut akan berpeluang untuk menemukenali jejak-jejak peristiwa sederhana atau isu-isu pinggiran atau kegembiraan-kegembiraan kecil lain.

Hal tersebut menantang penjelajahan lanjutan yang dapat membawa pengunjung pada kedalaman pengetahuan atau ilmu baru. Banyak arsip catatan lapangan yang telah berserak, yang malu-malu untuk ditampilkan dan mungkin selama ini menunggu waktu dan ruang untuk itu.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author