Rudy Madiyanto, Penemu Varietas Kentang AP4

Berbekal peralatan sederhana, sejak 1996 Rudy Madiyanto (33) meneliti dan menyilangkan berbagai jenis kentang untuk mendapatkan varietas baru. Hasilnya adalah varietas kentang baru Madisu AP4, yang tahan penyakit hawar daun dan layu bakteri saat musim hujan. Produktivitasnya tidak kalah dengan benih kentang import.    

Selama delapan tahun, Lulusan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya ini berupaya menemukan bibit kentang yang sulit didapatkan petani kentang di kampung halamannya, Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur. Hal tersebut diperparah dengan tingginya harga pupuk serta sarana produksi pertanian lain seperti obat pembasmi hama, penyakit dan lain-lain.

Bersama adiknya Sugeng Cahyoko (30), lulusan SMA Negeri 1 Batu, kerja keras mereka berbuah harapan bagi petani kentang di Batu. Madisu berasal dari gabungan nama keduanya.

Batu dikenal sebagai penghasil kentang terbesar di jawa Timur.  Selama ini, produktivitas kentang di Batu rata-rata 20 ton/ha. Dengan Madisu AP4, petani bisa menghasilkan 25 ton sampai 35 ton/ha. Madisu AP4 juga lebih resitan atau tidak mudah terserang penyakit.

Pembibitan yang dikembangkan Rudy ini menggunakan sistem aeroponik (budidaya lewat ‘udara’). Yakni bercocok tanam dengan sistem pengkabutan. Akar tanamannya menggantung di udara dan kebutuhan nutrisinya dipenuhi dengan cara spraying (disemprot) ke akarnya. Keunggulan teknologi ini adalah hemat pemakaian air, sterilitas tinggi karena tidak menggunakan media tanah yang biasanya sarat dengan hama penyakit serta hemat pemakaian lahan.

Sekali panen dalam waktu empat bulan, per batang menghasilkan bibit hingga 20 buah. Produksinya mencapai 1,7 kg per batang, sementara kentang biasa cuma 0,8 kg.

Varietas temuan Rudy telah mendapat pengakuan Perlindungan Varietas Tanaman dari Kementerian Pertanian no.2914/LB.250/A8/4/2012 dengan nama AP4. Penggunaan varietas lokal ini akan sangat membantu petani terutama untuk menghemat pengeluaran tenaga kerja dan pestisida sehingga keuntungan yang didapat lebih besar. Selain AP4, Rudy juga memiliki beberapa calon varietas baru yang sedang diteliti antara lain klon-klon AP7, PRH4, PRH17, PT6, dan BSPRH.

Upaya penelitian ini mendapat pendampingan dan fasilitasi dari keAsdepan Produktivitas RIPTEK Masyarakat dan Pusat Teknologi Produksi Pertanian-BPPT. Hal ini bertujuan agar Rudy Madiyanto dapat meningkatkan kinerjanya sebagai innovator masyarakat yang produknya bernilai ekonomi tinggi.

Menurut Asdep Produktivitas RIPTEK Masyarakat Kemenristek Ira N. Djarot dan Kepala Pusat Teknologi Produksi Pertanian-BPPT Nenie Yustiningsih, pendampingan dan fasilitasi kepada innovator masyarakat melalui kegiatan pelatihan sesuai kebutuhan mereka akan efektif membantu para inventor masyarakat meningkatkan kinerjanya.

Melalui program training RISET-PRO, pada tanggal 5 – 13 Desember 2013 diberikan pelatihan teknologi aeroponik kepada Rudy. Arief Arianto dan Delvy Maretta, peneliti Pusat Teknologi Budidaya Pertanian-BPPT membantu mengembangkan bibit unggul kentang.  Pelatihan juga diberikan oleh para pakar dari Institute of Agrobiology, Hanoi University of Agriculture, Vietnam.

Diharapkan pelatihan ini akan dapat meningkatkan nilai ekonomi dari bibit kentang AP4 serta bibit-bibit varietas kentang lain temuan Rudy.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author