Panen Perdana Padi Toleran Salin “Inpari Unsoed 79 Agritan”

alt
 
Pemalang, Technology-Indonesia.com – Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) menggelar panen perdana padi toleran salin “Inpari Unsoed 79 Agritan” di desa Nyamplungsari, Kecamatan Petarukan, Pemalang, Selasa (15/8/2017). Varietas padi yang mampu tumbuh di sawah dengan kadar garam tinggi ini dikembangkan pemulia dari Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto.
 
Kegiatan dalam bentuk Farmer Field Day (FFD) ini merupakan bagian dari Program Hilirisasi Inovasi Teknologi Perguruan Tinggi, Dirjen Penguatan Inovasi Kemenristekdikti berupa produksi benih dan pengembangan padi varietas unggul toleran salin “Inpari Unsoed 79 Agritan” di empat kabupaten yaitu Cilacap, Kebumen, Tegal, dan Pemalang dengan total luas 400 hektar.
 
Direktur Jenderal (Dirjen) Penguatan Inovasi Kemenristekdikti, Jumain Appe mengatakan program ini bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang selama ini sangat tidak beruntung dalam peningkatan kesejahteraaan.
 
“Indonesia kaya sumber daya alam, tapi kita belum berhasil mengoptimalkan SDA tersebut untuk sebesar-besarnya kesejahteraan dan kemakmuran rakyat,” ujarnya seusai panen perdana padi “Inpari Unsoed 79 Agritan” di Desa Nyamplungsari, Pemalang.
 
Jumain berharap dalam penyediaan SDM, perguruan tinggi menghasilkan lulusan yang siap untuk kerja dan tahu apa yang dipelajari di bangku sekolah. “Perguruan tinggi ke depan lulusannya harus berorientasi pada dunia kerja atau menciptakan pekerjaan,” tegasnya.
 
Salah satu pemulia padi Inpari Unsoed 79 Agritan, Suprayogi mengatakan program ini merupakan kemitraan antara Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM)  Unsoed dengan mitra produsen benih yaitu CV Gemilang Karya Sentosa.
 
“Progam ini didasari pada kenyataan bahwa sektor pertanian masih sangat penting dalam perekonomian negara kita. Bahkan dalam era industrialisasi, pertanian telah membuktikan sebagai sektor yang selalu berperan di garis depan dalam mengatasi krisis ekonomi,” ungkapnya
 
Bupati Pemalang Junaedi mengungkapkan Kabupaten Pemalang merupakan penyangga pangan nomor dua di Jawa Tengah. Dalam Perda RTRW yang baru tahun 2016-2036, diwajibkan agar kabupaten pemalang untuk mempertahankan lahan pertanian berkelanjutan 3.295 hektar. Lahan tersebut tidak boleh dialih fungsikan.
 
Dalam kesempatan tersebut Junaedi menyatakan kebanggaannya karena, “Kabupaten Pemalang mendapat kepercayaan sebagai laboratorium dari penelitian hingga aplikasi padi Inpari Unsoed 79 Agritan.”
 
Sementara itu Rektor Unsoed, Achmad Iqbal menekankan agar penelitian yang dilakukan para dosen bukan sekedar penelitian. Penelitian, lanjutnya, jangan hanya untuk peneliti, tapi harus ada ujungnya atau hilirnya yaitu kesejahteraan masyarakat.
 
“Contohnya daerah salin yang kemarin tidak bisa ditanami padi, dengan inovasi teknologi perguruan tinggi mengembangkan Inpari Unsoed 79 Agritan.”
 
Terkait masalah padi, Unsoed juga memproduksi padi Inpago Unsoed 1 untuk lahan kering dengan aromatik serta padi yang mengandung zat besi untuk mengobati gondok. 
 
Rektor berharap Pemalang bisa mengembangkan produk-produk hasil penelitian Unsoed. Mahasiswa Unsoed juga bisa dimanfaatkan melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik misalnya khusus budidaya lahan salin.
 
Dalam kesempatan tersebut, Cokrowolo, Ketua Kelompok Tani Sido Makmur Desa Nyamplungsari mengungkapkan hasil panen padi Unsoed 79 di lahan salin menurut laporan petani sebanyak 8,7 ton/hektar dan 8,5 ton/hektar untuk lahan padi ubinan. Namun demikian, tidak  semua lahan menghasilkan panen sebanyak itu.
 
“Hasilnya sudah terbukti meningkat karena hasil sebelumnya rendah. Jangankan 8 ton, untuk mencapai 5 ton susah. Dengan varietas baru ini mudah-mudahan bisa meningkatkan hasil produksi dan taraf ekonomi petani,” katanya.
 
Menurut Cokrowolo, hasil panen padi Unsoed 79 di lahan normal tidak kalah dengan padi Ciherang. Kualitas berasnya juga super. Ia berharap padi ini bisa terus dikembangkan karena sudah terbukti hasilnya bagus. 
 
Acara FFD diakhiri dengan diskusi antara  para pemangku kepentingan produksi padi di Jawa Tengah terutama yang memiliki lahan salin dengan Dirjen Penguatan Inovasi dan Rektor Unsoed.
 
 
Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author