TechnologyIndonesia.id – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Tanaman Pangan (PRTP) bekerja sama dengan Japan International Research Center for Agricultural Science (JIRCAS) memperkenalkan galur-galur padi unggul tahan penyakit Blas (Pyricularia oryzae) kepada petani.
Kegiatan demonstrasi lapang ini dilaksanakan di Kelompok Tani MPH Margo Mulyo, Desa Wukirsari, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, pada Jumat (29/8/2025).
Penyakit Blas merupakan salah satu ancaman utama bagi produktivitas padi di Indonesia. Serangan penyakit ini dapat menyebabkan kehilangan hasil lebih dari 75 persen jika tidak ditangani dengan baik. Kehadiran varietas tahan Blas menjadi langkah penting dalam upaya menjaga ketahanan pangan nasional.
Dalam demonstrasi tersebut, sejumlah calon varietas padi tahan Blas ditanam langsung di lahan petani. Peserta kegiatan yang terdiri dari petani, penyuluh, produsen benih, akademisi, serta pemangku kepentingan daerah dapat menyaksikan ketahanan tanaman terhadap penyakit, produktivitas, hingga kualitas gabah dan beras.
Kepala PRTP BRIN, Yudhistira Nugraha, menjelaskan bahwa riset varietas tahan penyakit merupakan bagian dari strategi pemuliaan berkelanjutan.
“Penggunaan varietas tahan Blas adalah cara efektif, murah, dan ramah lingkungan untuk melindungi hasil panen petani. Melalui demonstrasi ini, kami berharap petani lebih percaya diri mengadopsi varietas baru demi peningkatan kesejahteraan,” ujarnya.
Sementara itu, perwakilan JIRCAS, Obara Mitsuhiro, menuturkan bahwa galur yang diperkenalkan merupakan pengembangan dari varietas populer Situbagendit.
“Situbagendit dikenal dengan kualitas konsumsi dan hasil yang baik. Penelitian kolaboratif Indonesia–Jepang ini bertujuan mempertahankan keunggulan tersebut sekaligus menambahkan ketahanan terhadap penyakit Blas leher,” jelasnya.
Tak hanya melihat performa di lapangan, petani juga berkesempatan mencicipi nasi hasil riset tersebut. “Rasanya pulen dan lembut,” kata Barjono, salah satu petani yang hadir.
Selain memperkenalkan varietas, kegiatan ini juga dilengkapi diskusi teknis mengenai manajemen tanaman terpadu, pemupukan berimbang, dan budidaya padi adaptif terhadap perubahan iklim.
Melalui kegiatan ini, BRIN dan JIRCAS berharap adopsi varietas unggul oleh petani dapat dipercepat sehingga produksi padi tetap stabil meski dihadapkan pada ancaman penyakit Blas. Ke depan, kedua lembaga berkomitmen melanjutkan kolaborasi riset untuk mendukung ketahanan pangan nasional. (Sumber: brin.go.id)
BRIN dan JIRCAS Kenalkan Padi Tahan Penyakit Blas kepada Petani Sleman
