Sedikitnya empat dari 71 teknologi adaptif dipaparkan dalam Penyegaran Teknologi 2015 yang digelar Balai Besar Sosek Kelautan dan Perikanan (BBSEKP), Balitbang Kelautan dan Perikanan di Tegal, Selasa (1/12). Acara yang didukung Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan (BP3) Tegal, BPSDMKP ini bertujuan mendorong peningkatan produksi, nilai tambah dan daya saing sektor kelautan dan perikanan nasional.
Kegiatan Bimbingan Teknis Teknologi Adaptif Kelautan dan Perikanan kepada penyuluh sebagai tenaga pendamping teknologi di masyarakat berupa kegiatan penyegaran teknologi. Sebelumnya, penyegaran teknologi telah dilakukan kepada penyuluh perikanan di Subang, Jawa Barat dan Medan, Sumatera Utara.
Menurut Kepala BBSEKP, Tukul Rameyo Adi, keterkaitan antara sumber teknologi, proses alih teknologi dan pengguna teknologi mutlak diperlukan agar penyampaian teknologi dapat dilakukan secara informatif, aplikatif dan efektif. “Keterkaitan dapat dicapai melalui forum yang mempertemukan peneliti, penyuluh, dan masyarakat, Â sehingga memungkinkan terjadinya komunikasi dan tukar-menukar pengalaman dalam penerapan teknologi,” tegasnya.
Bimtek yang berlangsung hingga 4 Desember 2015 ini difokuskan pada teknologi yang dimiliki oleh satker lingkup Balitbang KP, mencakup budidaya udang windu dengan Multitropik terintegrasi dengan nila merah dan rumput laut; aplikasi Probiotik Pato Aero untuk ikan lele; budidaya ikan nila Srikandi di tambak; serta perlindungan pantai dengan pemecah helombang Karung Geotekstil Memanjang (KGM). Penyuluh juga mendapatkan materi tentang aspek kelembagaan dan peranannya dalam pengendalian usaha.
Kepala BBSEKP berharap kegiatan ini dapat berjalan lebih produktif dan interaktif melalui diskusi yang dalam dan tajam serta berkualitas. “Pertemuan seperti ini harus dimanfaatkan para penyuluh untuk menanyakan, mengklarifikasi serta menggali informasi lebih banyak kepada para peneliti Kementerian Kelautan dan Perikanan,’’ pungkasnya.