Untuk meningkatkan akurasi dan kemutakhiran data, Badan Litbang Kelautan dan Perikanan meluncurkan Program Kajian Stok Ikan Nasional 2015. Anggaran telah disediakan sekitar Rp 44,4 milyar atau meningkat lebih dari 1000 % dibanding anggaran tahun 2003 .
Akan diresmikan Menteri Kelautan dan Perikanan, Menurut Ka Balitbang KP Achmad Purnomo, Program Kajian Stok Nasional 2015 ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas data secara revolusioner. Ka Balitbang KP menambahkan, program ini akan meningkatkan akurasi potensi dan tingkat pemanfaatan sumber daya ikan di Indonesia bagi peningkatan kesejahteraan nelayan di Indonesia.
Sesuai amanat Pasal 7(1) Undang-undang No. 31 Tahun 2004tentang Perikanan dan UU No. 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas UU No 31/2004, Menteri Kelautan dan Perikanan bertugas untuk menetapkan potensi dan alokasi sumberdaya ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia.
Untuk mendukung tugas tersebut, telah berulang kali dilakukan kajian stok sumberdaya ikan di Indonesia. Dalam kurun waktu 1997-2013, setidaknya telah ada delapan kajian stok yang dilakukan, yaitu tahun 1997 (6,190 juta ton), 1999 (6,4 juta ton), 2001 (6,409 juta ton), 2005 (9 WPP & 4 kelompok komoditas (pelagis besar, pelagis kecil, demersal, udang)), 2008 (kaji ulang kuantitatif dengan metode surplus produksi), 2009 (kajian kualitatif dan perluasan dari 9 menjadi 11 WPP), 2011 (6,502 juta ton di 11 WPP), 2013 (7,305 juta ton di 11 WPP).
Sebenarnya, menurut Achmad Purnomo, kajian stok pada tahun 2013 dilakukan dengan menggunakan kualitas data yang lebih baik dan melakukan kajian yang lebih detail terhadap kelompok ikan, dengan demikian hasil kajian tersebut lebih akurat dari kajian stok sebelumnya.
Meski begitu, peningkatan akurasi kajian tetap diperlukan. Masalah utama akurasi kajian stok terletak pada kualitas data masukan, bukan pada metode. Peningkatan kualitas data sangat tergantung pada pendanaan dan pada dekade terakhir anggaran kajian harus diakui belum memadai.
Segala permasalahan tersebut, termasuk keterbatasan dana sudah dapat ditatasi pada Kajian Stok Nasional 2015. Khusus untuk Kajian Stok 2015, Kajian akan menggunakan metode analitik dan holistik (sapuan, akustik dan statistik perikanan). Sumber data yang dipakai adalah hasil penelitian berdasarkan survey laut dan darat di seluruh WPP. Keluaran yang diharapkan adalah stok kelompok ikan: demerdsal (karang), pelagis kecil (cumi-cumi), Udang (lobster), Pelagis besar (tongkol).
Kajian Stok Ikan 2015 akan melibatkan tim peneliti terpadu dari Badan Litbang KP, IPB, Unibraw Malang, Unpatti Maluku, USU dan LIPI.
Secara umum metode kajian stok sumber daya Ikan di Indonesia sejak mulai dilakukan tahun 1970-an, digolongkan menjadi 2 kelompok metode yaitu analitik dan holistik. Metode holistik menggunakan parameter populasi lebih sedikit dibanding model-model analitis, sementara metode analitik didasarkan atas deskripsi yang lebih rinci dari stok dan lebih membutuhkan data masukan yang baik dalam hal kualitas dan kuantitas. Oleh karena itu model analitik lebih terpercaya untuk dapat memberikan prediksi yang lebih akurat.Sampai saat ini kedua metode ini juga digunakan oleh FAO, IOTC, WCPFC dan CCSBT.